Darimana Datangnya Kekuatanmu, Koh?

Sabtu, 29 September 2018 | 07:48 WIB
0
579
Darimana Datangnya Kekuatanmu, Koh?

Saya sering menyaksikan jiwa yang hancur, putus asa, saat seseorang terjerat kasus hukum. Acap saya melihat dendam yang seperti tak akan pernah padam pada orang-orang yang merasa difitnah, dipersalahkan, atau bahkan dikorbankan.

Namun beda dengan pria satu ini. Sudah banyak yang menjadi saksi bagaimana ia tetap menginspirasi, memberi semangat pada orang-orang yang datang menjenguknya. Ia lebih banyak berkelakar ketika ditanya hal-hal yang mungkin akan menjadi kontroversi.

Dari mana kekuatanmu, Koh? Saya berdoa dan membaca Alkitab setiap hari. Itu sebabnya saya selalu bangun pagi. Membaca dan mendengar Firman Tuhan tidak bisa terburu-buru atau bahkan cuma kalau ada waktu. Karena itulah sumber kekuatan dan pengharapan.

Ia kemudian menceritakan tentang rhema dan iluminasi. Kekuatan dan keberaniannya menghadapi apa pun permasalahan di kehidupan terletak pada rhema dan iluminasi. Itu sebabnya ia tak pernah ragu.

Keputusan apa yang akan ia ambil selalu disandarkan pada bacaan Alkitab. Ia menemukan rhema, perkataan Tuhan dalam Alkitab yang memberi pencerahan dalam kehidupan yang sedang dijalani. Pencerahan itulah iluminasi.

Baru saja saya akan bertanya apakah bukan sebuah kesombongan iman kalau mengatakan bisa menterjemahkan Firman Allah dalam konteks diri sendiri? Apakah benar pemaknaan itu adalah rhema? Bukan penafsiran sesuai dengan keinginan diri sendiri?

Pertanyaan itu tak sempat terucap karena dia seperti bisa mengerti pikiranku. Ia pun mengatakan, rhema tidak bisa diperoleh sembarangan, seenaknya.

Ia menentukan tiga indikator yaitu tidak masuk akal, memalukan, dan menakutkan. Apakah sebuah keputusan berasal dari Tuhan, tiga hal itulah yang menjadi ukurannya.

Itu diimani sejak ia meniti karir di politik. Menjadi anggota dewan, menjadi bupati, menjadi wakil gubernur, hingga menjadi gubernur. Ia sering dianggap gila, kadang memang malu dan takut. Tapi tak ada yang mustahil di mata Tuhan.

Tidak hanya saat memutuskan karir politik, saat menghadapi persoalan keluarga pun ia menyandarkan pada rhema. Tidak masuk akal, memalukan, dan menakutkan. Ketiganya tidak menyenangkan dan penuh ketidakpastian. Sekali lagi, dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Pasti ada jalan keluar, hanya cukup percaya saja.

Panjang lebar ia bercerita tentang Alkitab. Alkitab adalah sumber ilmu pengetahuan dan kebajikan. Kita tak perlu mencari kemana-mana.

Bahkan untuk memperlancar bahasa Inggris ia lakukan dengan membaca Alkitab. Banyak pronounciation yang keliru, ia perbaiki setelah membaca Alkitab berbahasa Inggris.

Setiap tahun, ia selesaikan membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Setiap lima tahun sekali, ia pasti mengganti Alkitab. Mungkin karena terlalu sering dibuka, dibaca, diberi tanda.

Ada beberapa Alkitab di rumah. Perlukah saya kirim kepadanya untuk mengganti miliknya yang mungkin sudah semplak? Tidak!

Saya hanya perlu membuka, membaca, dan memahaminya. Saya juga perlu kekuatan seperti yang ia miliki meskipun masalah yang dihadapi tak seekstrim masalahnya.

Ayo kawan, singkirkan debu di Alkitabmu.

***