Saya sering menyaksikan jiwa yang hancur, putus asa, saat seseorang terjerat kasus hukum. Acap saya melihat dendam yang seperti tak akan pernah padam pada orang-orang yang merasa difitnah, dipersalahkan, atau bahkan dikorbankan.
Namun beda dengan pria satu ini. Sudah banyak yang menjadi saksi bagaimana ia tetap menginspirasi, memberi semangat pada orang-orang yang datang menjenguknya. Ia lebih banyak berkelakar ketika ditanya hal-hal yang mungkin akan menjadi kontroversi.
Dari mana kekuatanmu, Koh? Saya berdoa dan membaca Alkitab setiap hari. Itu sebabnya saya selalu bangun pagi. Membaca dan mendengar Firman Tuhan tidak bisa terburu-buru atau bahkan cuma kalau ada waktu. Karena itulah sumber kekuatan dan pengharapan.
Ia kemudian menceritakan tentang rhema dan iluminasi. Kekuatan dan keberaniannya menghadapi apa pun permasalahan di kehidupan terletak pada rhema dan iluminasi. Itu sebabnya ia tak pernah ragu.
Keputusan apa yang akan ia ambil selalu disandarkan pada bacaan Alkitab. Ia menemukan rhema, perkataan Tuhan dalam Alkitab yang memberi pencerahan dalam kehidupan yang sedang dijalani. Pencerahan itulah iluminasi.
Baru saja saya akan bertanya apakah bukan sebuah kesombongan iman kalau mengatakan bisa menterjemahkan Firman Allah dalam konteks diri sendiri? Apakah benar pemaknaan itu adalah rhema? Bukan penafsiran sesuai dengan keinginan diri sendiri?
Pertanyaan itu tak sempat terucap karena dia seperti bisa mengerti pikiranku. Ia pun mengatakan, rhema tidak bisa diperoleh sembarangan, seenaknya.
Ia menentukan tiga indikator yaitu tidak masuk akal, memalukan, dan menakutkan. Apakah sebuah keputusan berasal dari Tuhan, tiga hal itulah yang menjadi ukurannya.
Itu diimani sejak ia meniti karir di politik. Menjadi anggota dewan, menjadi bupati, menjadi wakil gubernur, hingga menjadi gubernur. Ia sering dianggap gila, kadang memang malu dan takut. Tapi tak ada yang mustahil di mata Tuhan.
Tidak hanya saat memutuskan karir politik, saat menghadapi persoalan keluarga pun ia menyandarkan pada rhema. Tidak masuk akal, memalukan, dan menakutkan. Ketiganya tidak menyenangkan dan penuh ketidakpastian. Sekali lagi, dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Pasti ada jalan keluar, hanya cukup percaya saja.
Panjang lebar ia bercerita tentang Alkitab. Alkitab adalah sumber ilmu pengetahuan dan kebajikan. Kita tak perlu mencari kemana-mana.
Bahkan untuk memperlancar bahasa Inggris ia lakukan dengan membaca Alkitab. Banyak pronounciation yang keliru, ia perbaiki setelah membaca Alkitab berbahasa Inggris.
Setiap tahun, ia selesaikan membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu. Setiap lima tahun sekali, ia pasti mengganti Alkitab. Mungkin karena terlalu sering dibuka, dibaca, diberi tanda.
Ada beberapa Alkitab di rumah. Perlukah saya kirim kepadanya untuk mengganti miliknya yang mungkin sudah semplak? Tidak!
Saya hanya perlu membuka, membaca, dan memahaminya. Saya juga perlu kekuatan seperti yang ia miliki meskipun masalah yang dihadapi tak seekstrim masalahnya.
Ayo kawan, singkirkan debu di Alkitabmu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews