Dalam bahasa Jawa ada kosakata "mutung atau mutungan", kalau bahasa anak sekarang " ngambek atau ngambekan". Penyebab "mutung atau ngambek karena keinginannya tidak dituruti atau tidak sesuai harapan. Biasanya orang yang mudah "mutung atau ngambek" akan tersisih atau terkucil dalam pergaulan karena orang yang mudah "mutung atau ngambek" tidak disukai oleh lingkungannya dan suka menyendiri. Bahkan dalam pergaulan orang yang suka "mutung atau ngambek" jadi bahan olok-olok sesama teman pergaulan.
Nah, pada hari Minggu (23/9/2018) ada deklarasi pemilu damai yang diadakan di Monas. Yang dihadiri oleh dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Dihadiri juga semua ketua partai pendukung atau koalisi.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang awalnya menghadiri deklarasi pemilu damai dengan busana adat tiba-tiba meninggalkan acara deklarasi pemilu damai. Alasannya atau alibinya karena banyak atribut partai yang seharusnya dilarang.
Tapi alasan atau alibi ini juga tidak shahih atau kuat,karena banyak juga bendera Partai Demokrat yang besar juga berkibar-kibar karena dibawa oleh pendukungnya, bahkan di kiri dan kanan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY ada juga kader Demokrat yang memakai baju atau identitas partai.
Karena alasan atribut partai dianggap tidak kuat untuk dijadikan alasan, sekarang alasanya atau alibinya berubah: SBY meninggalkan deklarasi pemilu damai karena ada kata-kata yang bernada provokatif atau bernuansa kampanye yang dilakukan oleh Projo atau Pro Jokowi yang meneriakkan "dua periode".
Alasan atau alibi ini pun juga tidak kuat untuk dijadikan alasan SBY meningalkan deklarasi pemilu damai karena pada tanggal 23 September kampanye pemilu sudah dimulai, jadi apa yang dilakukan Projo tidak masuk kategori pelanggaran atau memprovokasi SBY dalam acara deklarasi pemilu damai. Lagian hanya teriakan "dua periode" saja bikin hati seperti tersayat sembilu. Aduuuh "baper" dech!
Toh yang meninggalkan deklarasi pemilu damai hanya ketua umum Partai Demokrat, sedangkan ketua umum partai lainnya asik-asik saja dan tidak meninggalkan deklarasi pemilu damai.
Lagian SBY datang dalam deklarasi pemilu damai sebagai ketua Partai Demokrat, bukan sebagai tamu undangan mantan presiden.
Kalau bagitu apa dong alasan SBY meninggalkan deklarasi pemilu damai?
Bisa jadi SBY "mutung atau ngambek" karena dalam acara pemilu damai tidak sesuai keinginan atau harapan SBY. Keinginan atau harapan SBY dalam pemilu damai itu harus berjalan sesuai aturan dan KPU dianggap tidak bisa menegakkan aturan. SBY menuntut kesempurnaan dalam acara pemilu damai yang diselenggarakan oleh KPU. Padahal menurut Dorce, KESEMPURNAAN hanya milik Allah.
Inilah resikonya kalau ketua partai punya sifat mudah "mutungan atau ngambekan", akhirnya malah tersisih dan terkucil dalam pergaulan.
Bisa jadi SBY meninggalkan acara pemilu damai karena acaranya outdoor dan panas, sedangkan SBY memakai busana adat yang membuat tidak betah berlama-lama dalam acara itu. Karena ia mantan presiden yang segala sesuatunya serba dilayani, kalau panas ada yang ngipasin atau menyediakan Air Cooler sebagai penyejuk udara.
"Ojo mutungan atau ngambekan, Pak, nanti tersisih dan terkucil dari pergaulan loh..."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews