Mengapa Yenny Wahid Mendukung Jokowi-Amin?

Rabu, 26 September 2018 | 17:37 WIB
0
737
Mengapa Yenny Wahid Mendukung Jokowi-Amin?

Akhirnya dinyatakan Yenny Wahid, bahwa dirinya dan keluarga, Gusdurian, Barisan Kader Gus Dur, mendukung pasangan capres nomor 01, Jokowi-Ma'ruf Amien. Mengapa?

Prosesnya panjang. Jalan rasional dan spiritual dilalui Yenny Wahid. Jalan spiritual, antara lain dengan menjalankan shalat istikharah, "mendengarkan" apa kata para aulia, para marhum 9 wali yang memberikan sinyal-sinyal langit.

Jalan rasional, logika, tak usah dijelaskan. Anggap saja kita punya logika. Tapi suara langit, saya ingin bocorkan berdasarkan informasi langit pula, yang saya dengarkan.

Berbeda dengan sinyal langit yang disampaikan pada Amien Rais, maka Yenny Wahid pun sampai pada keputusan, insya allah, 2019 Jokowi kembali akan memimpin NKRI.

Ada banyak bocoran langit mengenai hal ini, tapi tak semua bisa dibocorkan, nanti yang suka teriak 'bocor, bocor, bocor' jadi tahu keburukannya. Terus manggil tukang tambal ban untuk nambal. Lha yang bocor kan bukan ban?

Yang pasti, bocoran langit yang pertama, karena ada yang secara sembrono ngasih tahu password i-Cloud-nya. Sehingga data-data intelijen yang tersimpan di langit bisa dibaca siapapun. Cem-macem datanya, karena di jaman digital ini, tak ada rekam jejak yang bisa disembunyikan. Termasuk data Amien Rais yang dulu minta Prabowo dimahmilubkan tahun 1998, inget?.

Secara implisit disampaikan Yenny, kata kuncinya pada 'pemimpin yang sederhana mikirnya dan mau merangkul rakyat. Maka dalam data base i-Cloud langsung terbaca (terbagi dalam dua kolom) soal rekam jejak masing-masing capres.

Ada isian kalau capres mau makan pakai doa apa tidak, cuci tangan tidak. Shalat subuh tidak, meski ikut mendorong gerakan shalat subuh berjamaah, siapa tahu bangunnya selalu siang hari.

Juga soal reputasi, pernah ngutil di kantin kampus nggak, hobinya apa, nyium isterinya berapa kali seminggu. Termasuk info siapa yang nyiapin 100 sniper, siapa yang didukung habib yang pernah ngatain Gus Dur buta mata buta hati. Punya rasa humor tidak. Dst. Dsb. Dll.

Gitu deh. Isian pada kolom masing-masing kemudian dikonversi menjadi nilai, terus ditotal, ketemulah jumlah nilai. Di situ ditimbang, kira-kira yang lebih oke mana, yang oce mana. Oke itu baik, oce nggak baik.

Demikian rahasia langit saya bocorkan sebagian. Jika nggak cocok, masa bodo.

***