Rusia Kirim Rudal S-300 kepada Suriah, Apa Kaitannya dengan Israel?

Selasa, 25 September 2018 | 11:14 WIB
0
724

Setelah pesawat pengintai II-20 Rusia tertembak oleh rudal S-200 tentara Suriah yang tak lain sekutunya sendiri, tetapi pihak Rusia tetap menyalahkan Israel yang menjadikan pesawat pengintai II-20 sebagai tameng atau perisai.

Atas kejadian tersebut Rusia memutuskan untuk memasok sistem rudal anti pesawat, yaitu S-300 kepada pemerintah Suriah untuk melindungi wilayah udara dari serangan pihak musuh atau Israel yang sering melakukan serangan atas wilayah Suriah.

Keputusan memasok sistem rudal S-300 sebagai respon atas tertembaknya pesawat pengintai II-20 Rusia tadi.

Menteri Pertahanan Rusia Sergie Shoigu hari Senin (24/9/2018) mengumumkan keputusan untuk memasok sistem rudal anti pesawat S-300 kepada pemerintah Suriah untuk meningkatkan sistem pertahanan tentara Suriah.

Rudal S-300 adalah rudal yang bisa menembak target dari jarak 250 km dan bisa menembak beberapa target secara bersamaan. Sedangkan rudal S-200 adalah sistem rudal yang sudah tua. Tetapi sekalipun tua, nyatanya bisa menembak pesawat pengintai II-20 Rusia.

Sistem rudal yang lebih canggih dari S-300 adalah rudal S-400 yang sekarang laris manis dan dibeli oleh Cina, India dan Turki. Bahkan Cina diembargo Amerika atas pembelian S-400 dan SU-35.

Tentu dengan dikirimnya rudal S-300 kepada pemerintah Bashar al Assad akan membuat khawatir Israel karena pihak Israel dari tahun 2013 sudah melakukan lobi-lobi kepada Rusia untuk tidak menjual atau mengirim rudal S-300 kepada Suriah. Dan lobi-lobi itu berhasil menekan Rusia untuk tidak mengirim S-300 kepada Suriah.

Akan tetapi setelah peristiwa tertembaknya pesawat pengintai II-20, Rusia marah dan sudah habis kesabarannya menghadapi Israel. Maka jalan satu-satunya untuk menekan atau membuat rasa takut Israel, Rusia mengirim rudal S-300 kepada pemerintah Bashar al Assad.

Bahkan setelah peristiwa tertembaknya pesawat pengintai II-20, pihak Israel mengirim utusan langsung ke Rusia untuk menjelaskan kepada presiden Putin atas kejadian tersebut, tetapi karena kadung marah, Putin tidak mau menerima utusan Israel tersebut.

Seperti diberitakan pada tanggal 17 September 2018, pesawat Pengintai Rusia II-20 tertembak jauh oleh rudal tua S-200 tentara Suriah. Sebenarnya rudal S-200 itu menarget empat pesawat tempur F-16 Israel yang menyerang wilayah udara di Latakia.

Akan tetapi dalam perjalanan rudal S-200 mengubah target dan dalam posisi mengunci sasaran dan mengenai pesawat pengintai II-20. Pesawat pengintai II-20, menurut pihak Rusia sengaja dijadikan tameng atau perisai oleh pesawat tempur F-16 Israel yang menjadi target rudal S-200 Suriah.

Dan bukti-bukti sudah dibeber oleh menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu lewat data dari sistem radar rudal S-400. Dari data S-400 menunjukkan citra gambar-gambar dari radar bagaimana rudal S-200 meluncur dan mengubah arah atau target, dan bagaimana pesawat tempur F-16 Israel berlindung di balik pesawat pengintai II-20 yang body pesawatnya sangat besar.

Bisa jadi setelah peristiwa tertembaknya pesawat pengintai itu Rusia akan menutup wilayah udara di Latakia dari pesawat-pesawat pihak lawan, seperti pesawat Israel dan Amerika atau sekutunya. Dan perang bisa terjadi sewaktu-waktu di wilayah udara Suriah.

***