24 Jam Bersama Tuan Guru Abdul Somad (Bagian 2)

Rabu, 19 September 2018 | 10:24 WIB
0
784
24 Jam Bersama Tuan Guru Abdul Somad (Bagian 2)

Mulai saya mencarinya di Media Sosial. Ternyata Ustad Somad berinstagram dan berfacebook namun tidak bertwitter. Saya mulai memfollownya. Rutin saya mendengar kajiannya. Sampai hafal kisah kisah joke standard ala Ustad Somad tentang namaya "Qulhuallahuahad, Allahusomad", "Ceramah 600 Milliter" "Budak Lapendos (laki laki penuh dosa).

Bahkan stand up comedian level dewa pun kalau kita mintakan membuat script komedi berdiri semisal Ustad Somad, akan gagal menulang tawa berkala masif. Sebab bagaimana caranya, menyelipkan humor sembari menyampaikan misi suci dakwah islam. Memberi canda sembari mengantar nasehat. Musahabah diri.

Memfollow Media Sosialnya, mau tak mau membuat timeline saya disapa Ustad Somad secara rutin. Di sana saya kembali kaget. Ini orang tenaga tidak ada habisnya. Hari ini di Semarang, kemaren baru dari Terempa Anambas, besok sudah sampai di Pontianak.

Di Pontianak bukan pula ceramah di satu masjid. Subuh di masjid A, zuhur di masjid B di kabupaten yang sudah berbeda, maghrib tabligh akbar lagi di Ibu kota provinsi. Tidak berhenti. Tema pun berganti ganti. Pertanyaan dari umat sangat random datang padanya. Dia jawab tanpa memberi jeda waktu berfikir.

Bener bener saya bertambah kagum. Ini Ust Jenius. IQ nya pasti di atas rata rata. Saya mulai bertanya. Apalah yang Mak nya kasih pada dia sejak kecil. Sampai bisa menghasilkan manusia macam ini.

Pelan tapi pasti. Ustad Somad menjadi buah bibir. Setiap dia menyampaikan ceramah, mengisi tabligh akbar, ribuan jemaah hadir. Bahkan puluhan ribu. Menyemut di masjid masjid bandar. Tua muda. Berbagai lapisan masyarakat hadir di kajiannya. Orang berpangkat, pejabat tinggi negara, anak millenial, mamah mamah muda anak baru satu (mahmud abas), sampai orang orang tua datang menghadiri kajian beliau.

Muncul istilah baru, Abdul Somad Dai Sejuta views. Ceramah ceramah nya di Youtube menembus Views Jutaan. Dakwah offline ribuan jamaah, di online penikmat dakwahnya melipat lipat eksponensial, menjadi jutaan.

Ketika ditanya soal itu, dia dengan santai menjawab, "Iya saya ini sebenernya bukan ustadz. Saya ini cuma tukang cerita."

Saya mengerti apa yang beliau maksudkan. UAS ibarat Young Dolah, tukang cerita ulung dari Bengkalis, yang senantiasa ditunggu tunggu orang dari kampung ke kampung di melayu pesisir sana pada zaman dahulu membawa kabar dan cerita dari negeri jauh.

Jika Young Dolah membawa cerita untuk kemudian merangsang imajinasi orang orang kampung di Melayu pesisir. Ustad Somad membawa cerita untuk kita merenung diri. Mengantarkan kita pada mengingat Tuhan.

Ustad Somad beyond Young Dolah. Dalam khazanah Melayu klasik, Ustad Somad bisalah kita setarakan mufti mufti ulama penasehat negeri yang bertugas ganda, memberi nasehat kepada Sultan, sekaligus menjadi suluh kepada rakyat penjuru negeri.

Sederhananya, Ustad Somad adalah Mufti Tukang Cerita.

(Bersambung)

***

Tulisan Sebelumnya:

http://pepnews.com/2018/09/18/24-jam-bersama-tuan-guru-abdul-somad-bagian-1/