Saat pembekalan caleg PAN di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat, Minggu 16 September 2018 lalu Prabowo Subianto yang merupakan capres di Pilpres 2019 memberikan sambutan. Apa yang mengejutkan dari sambutan capres yang baru-baru ini didukung Ijtima Ulama GNPF dan 212 itu?
Nah, dalam sambutannya itu Prabowo menceritakan peran Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Bukan peran biasa, melainkan peran Zulkifli, politikus yang pernah dipermalukan aktor Harrison Ford, ini dalam strategi menurunkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dari kursi gubernur.
Prabowo memuji peran Zulkifli sebagai salah satu peran operator politik hebat di Indonesia dan ia banyak mencuri atau belajar ilmu dari Zulkifli Hasan dalam strategi penurunan Ahok.
"Pak Zul (Zulkifli Hasan) ini salah satu operator politik hebat di Indonesia. Mungkin beliau sadar atau tidak, saya banyak curi ilmu dari beliau. Banyak sekali yang saya contoh dari PAN. Banyak ilmu-ilmu dari beliau. Beliau sampaikan bagaimana merancang strategi menurunkan Ahok," kata Prabowo dalam sambutannya di Pembekalan Caleg PAN, di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat.
Bahkan, Probowo juga menceritakan bagaimana strategi Zulkifli Hasan untuk menurunkan tokoh-tokoh langsung turun ke tingkat RT dan tidak usah melalui rapat akbar.
Mungkin dalam sambutannya niat Prabowo untuk memuji dan meninggikan peran Zulkifli Hasan dalam penurunan Ahok sebagai gubernur.
Puja dan puji lumrah dilakukan oleh pasangan capres dan cawapres untuk memperoleh dukungan. Akan tetapi, cerita Prabowo dalam pembekalan caleg PAN seakan membuka tabir peran Zulkifli Hasan dalam penurunan Ahok sebagai gubernur.
Prabowo yang niatnya memuji malah membuka tabir yang sayup-sayup mulai dibuka di publik, peran-peran tokoh dalam menurunkan Ahok sebagai gubernur. Bochoor-bohcoor...!!!
Sebenarnya masyarakat atau publik sudah tahu bahwa banyak tokoh-tokoh yang terlibat dalam penurunan Ahok sebagai gubernur. Cerita Prabowo hanyalah menambah bukti, bahwa para tokoh-tokoh partai atau masyarakat dengan sengaja berniat menurunkan Ahok sebagai gubernur.
Tuduhan penistaan terhadap ayat suci Alqur'an hanyalah pembuka jalan untuk menggoreng isu agama untuk kepentingan politik semata. Dan itu memang berhasil dan selalu ingin dicobakan kepada Jokowi dalam berbagai versi atau varian.
Mudah-mudahan dalam pilpres 2019 tidak ada isu-isu agama atau suku yang dimainkan atau digoreng untuk kepentingan politik dalam pemenangan pilpres.
Semoga harapan bukan tinggal harapan
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews