Masih ingat ketika sekitar duapuluhan tahun lalu saya tengah jatuh cinta pada seseorang. Membawa kaset Dewa 19 ngapel dan menghadiahi cewek yang saya taksir dengan kaset dari lagu-lagu ciptaan Ahmad Dhani. Terkesima dengan lagu-lagu dari dewa 19. Romantis. Suara Ari Lasso, lagu-lagu Ahmad Dhani yang menggugah cinta anak muda.
Ahmad Dhani mempunyai pesona karena bakat seninya. Gaya bicaranya yang blak-blakan memang khas arek Jawa Timuran. Kadang suka lepas kendali tapi masih wajar karena memang dia seniman boleh nyeleneh dan antik, kecuali kalau menjadi pegawai negeri yang harus mampu menjaga perilaku dan etika pergaulannya.
Ahmad Dhani, pencipta lagu produktif, sukses menjadikan musik sebagai lompatan kesuksesan. Dan tentu emak—emak, remaja jaman dulu begitu “terkintil-kintil” pada pesona Ahmad Dhani. Kau itu selebritis paling dinanti.
Begitu juga dengan Neno Warisman. Suara emasnya mampu mengentak jagad musik Tanah Air. Suara bening dan wajahnya teduh. Lagu tahun 1988 berjudul "Bintang" membuat kebintangan Neno menguat. Perempuan bernama Lengkap Hj. Sih Titi Widoretno Warisman itu telah menelorkan album selain bintang ada lagu "Matahariku", dan duetnya dengan Faris RM “Nada Kasih”masih sering terdengar bergema di radio- radio yang menayangkan lagu lawas. Berkiprah di Film Neno terkenal berkat sinetron TV Sayekti dan Hanafi.
Di Film Semua Sayang Kamu Neno masuk nominasi aktris wanita terbaik (Festival Film Indonesia tahun 1989). Jejak aktrisnya sebetulnya amat mengkilat.
Lalu lama tidak muncul ternyata Neno menggeluti dunia pendidikan, berhijab sejak 1991 dan lebih sering aktif dalam kegiatan religi. Akhir-akhir ini Neno amat aktif dalam gerakan #2019GantiPresiden. Neno amat ngotot berharap Jokowi turun dan tidak lagi menjabat presiden.
Apa salah Jokowi padamu Neno. Dari suara emasmu yang mengharu biru negeri ini kau merubah hidupmu dalam jalur religi. Seharusnya menjadi lebih kalem dan lembut, menebarkan keindahan relasi beragama, menggunakan cara-cara perjuangan damai.
Ternyata sekarang garis perjuanganmu berubah 180 derajat. Kau tampak garang dengan persepsimu tentang Salawi (semua salah Jokowi ). Tidakkah kau melihat sisi baik seorang presiden. Apakah kaca mata hitammu tidak melihat perjuangan dan kerja keras pemerintah sehingga ingin segera menurunkan presiden karena bagimu presiden tidak membawa amanah bagi perempuan untuk tidak hanya berfungsi melahirkan dan hanya berkutat di dapur.
Sejauh mana Jokowi melecehkan perempuan seperti persepsi emak-emak yang anda bawa? Atau menelantarkan anak-anak hidup dalam kubangan kemiskinan.
Darimana anda mendapatkan wahyu untuk mengolok-olok Jokowi dan segera mengganti presiden yang belum jelas siapa calon yang anda usung. Lalu siapakah presiden ideal menurut anda. Yang berasal dari ulama, gagah, tidak kurus ceking, tidak “ndeso”, yang garang berorasi seperti macan?
Saya tidak fanatik terhadap Presiden Jokowi, bahkan jika Jokowi salah, tentu akan saya kritik, tetapi ketika banyak orang menggelar tagar ganti presiden saya menjadi miris, sebetulnya apa sih yang diperjuangkan dari gerakan ini?
Siapa pengganti presiden saja belum jelas, ya kalau lebih bagus, kalau nantinya sudah mengeluarkan dana tidak sedikit tetapi akhirnya presiden abstrak yang didukungnya tidak kunjung datang percuma saja perjuangan anda. Lebih bagus kembali berjuang di dunia pendidikan atau kembali bernyanyi untuk menebarkan kesejukan dalam jiwa-jiwa yang rindu hiburan dan suara yang melengking merdu.
Kau ingin meraih bintang suatu saat nanti seperti syair dalam lagumu. Bintang. Tetapi aku melihat setelah terjun ke dunia politik bintangmu malah meredup. Di tolak di mana-mana, di tekan di mana-mana, tidak diharapkan datang dengan statusmu sebagai aktifis Tagar ganti Presiden.
Perjuanganmu akan kami dukung jika ternyata pemerintah otoriter, membelenggu masyarakatnya, hanya memperkaya diri sendiri, keluarganya berantakan, presiden terlibat korupsi dan cacat kebijakan.
Apa yang kau cari Neno, Ahmad Dhani? Kembali saja ke dunia yang membesarkanmu, saya pikir kau masih dibutuhkan di jagad hiburan sebagai orang yang pernah berprestasi, multi talenta dan menginspirasi.
Tagar ganti presiden hanya akan membuatmu terdorong di sudut terdalam kelamnya dunia politik Indonesia, dan betapa beratnya mengembalikan marwah wakil rakyat sebagai perwakilan suara rakyat yang menginginkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat, bukan membuyarkan masyarakat yang bebas memilih Presiden dan wakil rakyat sesuai hatinuraninya.
Saya tidak mengecammu Neno hanya sayang jika bintang terangmu di dunia tarik suara redup bersama dengan garangnya suaramu di mimbar demo.
Pemerintahmu bukan penindas. Menurutku mereka sedang berusaha mengurai benang ruwet birokrasi dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara yang benar-siap untuk maju. Indonesia amat berat berjuang karena setiap kali ganti pemerintah, rezim berganti pula kebijaksanaannya.
Oposisi memposisikan diri bukan mitra yang selalu mengingatkan bahwa sebagai manusia kamu masih lemah butuh orang lain yang bisa mengingatkanmu dengan jujur. Tetapi oposisi bukanlah pihak yang membabi buta mengritik sekedar beda dan menutup mata terhadap hal positif yang sudah diperjuangkan. Jika kau sahabat yang baik kritikanmu tentu disertai solusi yang tepat. Kalau tidak punya solusi mendingan diam.
Ahmad Dhani, Iwan Fals masih tetap lantang membuat kritikan sosial lewat lagu-lagu yang diciptakan apakah kau tidak ingin mengikuti jejak Iwan Fals. Melegenda dan tetap diterima semua kalangan, Neno dalam senyap sebetulnya kau tetap bisa berjuang entah dengan suara emasmu atau talenta seni yang melekat dalam dirimu. Menjadi politikus itu pahit, sepahit jika kau dilupakan oleh fansmu gara-gara pilihan politik.
Aku dulu pengagummu tetapi sekarang…Lebih kagum pada orang yang bertutur dan berperilaku jujur, serta bekerja keras meskipun kadang pahit ketika harus menelan pahitnya “suara-suara nyinyir” dan dilecehkan segelintir rakyat yang merasa bisa tetapi sebetulnya susah bisa. Yang menutup diri terhadap kenyataan bahwa Indonesia berhak optimis, di masa yang akan datang meskipun harus melalui kepahitan dahulu untuk mencecap yang manis.
Kembalilah Ahmad Dhani, kembalilah Neno.
#2019KembaliMenyanyi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews