Erick Thohir, Pilihan Strategis Jokowi untuk Kuasai Media

Minggu, 9 September 2018 | 14:39 WIB
0
625
Erick Thohir, Pilihan Strategis Jokowi untuk Kuasai Media

Akhirnya, paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin, sudah mengumumkan nama yang dipilih menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pada Pilpres 2019. Jokowi memilih Erick Thohir untuk menjadi pimpinan tim pemenangan ini.

Erick Thohir adalah sosok pengusaha muda yang bergerak di bidang media dan olahraga. Pengumuman itu disampaikan secara langsung oleh Jokowi di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat (7/9/2018).

Mengutip Kompas.com, berikut ini ada lima fakta menarik di balik terpilihnya Erick Thohir menjadi Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf. Ia mengaku sudah mendapatkan tawaran menjadi Ketua Tim Kampanye Jokowi-KH Ma’ruf Amin sejak Agustus lalu.

“Sejak 20 Agustus,” kata Erick di Media Center Tim Kampanye Jokowi – Ma'ruf, Menteng, Jakarta, Jumat (7/9/2018). Namun, hingga akhir Agustus dirinya belum memberi jawaban apa pun terkait penawaran itu.

Sebab, menurut Erick, dia masih bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Asian Games 2018 sebagai Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC). Nama Erick Thohir sebelumnya berada di baris atas bersama dua nama lainnya.

Menurut Arsul Sani, nama Erick berada di baris atas bersama dua nama lain, yaitu pengusaha Chairul Tanjung, dan presenter Najwa Shihab, sebagai kandidat kuat menjadi Ketua TKN Jokowi – Ma’ruf.

“Saya banyak ditanya apakah benar Erick Thohir, yang bisa saya katakan memang Pak Erick Thohir ada dalam top list bersama dengan satu dua nama lain,” ujar Arsul. Nama Erick viral saat Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, 18-2 September 2018.

Menurut Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, nama Erick dipilih oleh Jokowi sendiri. Ia menjelaskan bahwa semua partai pengusung memberikan kebebasan ruang kepada Jokowi untuk menentukan pilihan.

“Itu idenya dari Pak Jokowi sendiri. Kami (parpol pengusung) juga enggak mengusulkan siapa-siapa, karena kami fokus memberikan ruang yang full kepada Pak Jokowi untuk memilih,” ujar Karding pada Rabu (5/9/2018).

Jokowi berpendapat, calon Ketua TKN tidak harus memiliki latar belakang di bidang politik, karena tugasnya cenderung kepada manajemen dan harmonisasi kerja berbagai unsur dalam tim pemenangan.

Salah satu alasan Jokowi memilih sosok Bos Mahaka Group ini adalah catatan sukses yang dimiliki Erick dalam berbagai hal. Ia dikenal sebagai sosok pengusaha, pemilik media, dan memiliki saham di beberapa bisnis olahraga.

Terakhir, suksesnya penyelenggaraan Asian Games secara keseluruhan, dianggap sebagai kesuksesan seorang Erick Thohir yang duduk sebagai Ketua Inasgoc. Hal ini disampaikan Jokowi di posko pemenangan, Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).

“Setiap hal yang beliau pimpin itu selalu mendapatkan kesuksesan. Terakhir kita masih ingat beliau Ketua Inasgoc di Asian Games 2018,” ujar Jokowi. Erick Thohir diasosiakan dekat dengan kaum milenial atau kaum muda masa kini.

Hal yang sama disampaikan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy. “Ada urusan-urusan yang menjadi kecenderungan anak milenial hari ini, olahraga dan musik. Dan kita tahu, Pak Erick Thohir memiliki latar belakang yang lumayan dalam persoalan tersebut,” ucapnya.

Jejak Bisnis

Erick Thohir memiliki latar belakang sseorang pengusaha asal Indonesia dan pendiri Mahaka Group yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment.

Berbagai unit usaha Mahaka seperti di bidang penyiaran (broadcast) yakni: Gen FM, Jak FM, Televisi Jak TV, Media luar ruang (out of home) Mahaka Advertising, REPUBLIKA, Majalah Golf Digest, Digital Rajakarcis.com, dan berbagai perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.

Erick Thohir mengakuisi klub sepakbola Italia yang berlaga di seri A yakni FC Internazionale Milano (Inter Milano) pada November 2013. Ia dipercaya sebagai presiden klub ke 21 dalam 106 tahun sejarah klub tersebut.

Bersamaan dengan itu, ia juga memiliki klub sepakbola Amerika, DC United dan juga pernah sebagai pemilik klub bola basket NBA Philadelphia 76ers. Erick adalah anak dari Teddy Thohir. Saudaranya, Garibaldi “Boy” Thohir, adalah seorang bankir investasi.

Erick juga memiliki kakak perempuan bernama Rika. Sejak kecil, ia turut membantu bisnis keluarga. Menariknya, ternyata Erick adalah teman cawapres Sandiaga Uno sejak SMP. Keduanya sama-sama menjadi pengusaha sukses.

Benarkah Jokowi memilih Erick Thohir hanya semata-mata karena sukses penyelenggaraan Asian Games 2018 semata? Jika melihat jejak bisnis Erick Thohir, rasanya tidak juga. Jokowi pilih Erick bukan karena kesuksesan Asian Games 2018.

Juga, bukan karena Erick Thohir itu seorang pengusaha sukses yang menyaingi Sandi. Tapi, rampaknya, Jokowi lebih cermat melihatnya. Jokowi mengambil Erick lebih karena kekuatan media yang dimiliki Erick Thohir.

Erick menguasai 25% media nasional. Ia mempunyai Republika, Jak TV, saham di TV One dan VIVANews, saham Erick di kedua perusahaan itu masih tergolong minoritas. Selain itu, ia juga menjadi Direktur Utama ANTV.

Di dunia radio, Erick juga mempunyai Gen FM, Delta FM, dan Female Radio. Menggaet Erick karena kekuatan media yang dimilikiinya. Jadi, bukan karena sisi milenial ataupun dalam segi menarik dukungan pengusaha lainnya.

Menempatkan Erick sebagai Ketua TKN karena euforia Asian Games saja. Sukses Indonesia sebagai tuan rumah dan juga prestasi yang mengantarkan ke posisi 4 dalam perolehan medali menjadi salah satu pemilihan Erick Thohir.

Gema Asia Games 2018 sangat sayang jika tak dimanfaatkan. Terlalu tinggi jika soal prestasi Erick yang dijadikan alasan dirinya dipilih sebagai Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf. Penunjukkan dirinya lebih pada pengaruh Erick Thohir atas media yang dimilikinya.

Dengan kebradaan Erick, maka ia melengkapi raksasa media yang telah ada di kubu Jokowi. Sebelumnya, sudah ada pimpinan Media Group, Surya Paloh. Kemudian, ada bos MNC Hary Tanoe, sekarang ditambah Erick Thohir dalam jajaran mereka.

Bisa dikatakan, media nasional sudah 75% dikuasai kubu Jokowi-Ma’ruf. Tinggal Chairul Tandjung dan juga bos SCTV yang belum secara simbolis menyatakan ikut mendukung. Walaupun secara tersirat mereka sudah mengarah ke sana.

Tugas berat Erick Thohir kini mungkin lebih kepada masih adanya tudingan money loundry. Menurut media-media Italia, Suning Group sudah menyiapkan dana sebesar USD 660 hingga USD 775 juta untuk membeli mayoritas saham Inter.

Jumlah tersebut jauh lebih besar saat Thohir membeli saham mayoritas Inter Milan dengan biaya sebesar 250 juta dolar pada 2013. Namun, Erick membantah kabar skandal pencucian uang di klub Serie A yang dipimpinnya, Inter Milan.

Erick menilai isu itu dihembuskan sebagai psy war jelang derbi Milan melawan AC Milan. “Isu pencucian uang tersebut tidak benar. Hal ini biasa terjadi, sebagai psy war menjelang derbi,” demikian pernyataan Erick Thohir, Minggu (04/03/2018).

Seperti diketahui, media Italia La Stampa beberapa hari lalu memberitakan bila pembelian saham Inter oleh Erick pada 2013 lalu bermasalah. La Stampa mengklaim pihak berwenang Italia mencurigai adanya proses pencucian uang saat proses pembelian saham tersebut.

Kecurigaan tersebut muncul karena ditemukannya data penerbitan surat obligasi dari 11 Oktober sampai 15 November 2013. Bukti itu menimbulkan kecurigaan para pejabat Italia. Surat obligasi itu banyak diterbitkan di Hong Kong.

Tapi hingga kini dugaan tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya. “Sampai hari ini, kami tak bisa menemukan informasi lengkap mengenai dana asing ini,” tulis La Stampa seperti dikutip dari Football-Italia.

Erick membeli Inter Milan pada 2013. Kemudian pada 2016, Erick menjual sebagian besar sahamnya kepada pengusaha Tiongkok, Suning Group. Erick masih menjabat presiden Inter hingga saat ini meski saham yang dimilikinya tinggal sedikit.

***