Ketika Ke-NU-an Mahfud MD Dipertanyakan

Sabtu, 11 Agustus 2018 | 18:13 WIB
0
544
Ketika Ke-NU-an Mahfud MD Dipertanyakan

Orang PKB adalah adalah orang NU (Nahdlatul Ulama), namun orang NU belum tentu PKB.

Masih ingat betul ingatan saat menjelang pemilu tahun 2014, banyak baliho di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah yang berisi sindiran pada PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar. Kala itu ada dukungan arus bawah kepada Mahfud MD dan Rhoma Irama untuk maju Pilpres.

"Bang Rhoma, saya saja dibohongi apalagi sampeyan" pada poster besar bergambar Gus Dur.

"Mahfud, aku saja yang kata mereka wali dikhianati, apalagi sampeyan" pada poster foto Gus Dur yang sedang tertawa.

Sejak lengsernya Gus Dur dari PKB, animo warga NU yang memilih PKB menurun, namun sebagian orang menganggap kehadiran Mahfud MD kala itu ikut mendongkrak suara PKB yang mulai merosot pasca Gus Dur dilengserkan.

Gus Dur dalam tradisi NU dianggap panutan, guru, dan sekaligus pemimpin. Suatu hal ndak elok bila santri menggugat kyainya, gurunya. Satu hal di luar kewajaran, karena tawadu pada guru hal yang mutlak bagi santri. Bilapun tidak cocok dengan apa yang guru lakukan, mendingan diam. Itupun dalam rumpun salafi juga ndak elok, santri tidak boleh menaruh curiga pada gurunya. Ini tradisi dan ajaran pesantren.

Masih ingat pula saat itu posisi Mahfud MD abstain, tidak memihak Muhaimin dan tidak memihak Gus Dur. Meski keloyalan Mahfud MD pada Gus Dur tak diragukan. Abstainnya Mahfud MD bagi orang salafi militan (kyai pinggiran) dianggap tidak punya pendirian. Cari aman, bila Muhaimin Iskandar menang dia aman, dan jika Gus Dur menang dia juga aman.

Entahlah.... Namun waktu itu khalayak menilai bila Mahfud MD lebih condong ke Gus Dur sehingga muncul baliho-baliho raksasa seperti tersebut di atas di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Munculnya nama kyai Ma'ruf Amin saat injury time pengumuman capres dan cawapres Jokowi merupakan kelanjutan cerita masa lalu tersebut.

Bahkan sampai terbawa pada Pilgub Jawa Timur, di mana Gus Ipul yang diusung PKB kalah atas Khofifah. Meski Gus Ipul masih keponakan Gus Dur dan Gus Sholah namun dukungan keluarga malah jatuh ke Khofifah, terlihat saat sujud syukur waktu melihat hasil cuick count kemarin. Karena semua tahu keloyalan Khofifah pada Gus Dur dan NU.

Di saat kemungkinan Muhaimin Iskandar tak terpilih cawapres Jokowi, manuver pun jadi agar Mahfud MD tersingkir meski tanda-tanda sudah mengarah ke padanya. Dengan dipilihnya kyai Ma'ruf Amin dengan harapan bisa diterima kubu PKB dan warga NU yang loyal pada Gus Dur.

Kyai Ma'ruf Amin yang alumni dari Tebu Ireng, diharapkan keluarga Tebu Ireng pun bisa legowo.

Kebesaran jiwa Mahfud MD benar-benar dipertontonkan, legowo meski banyak orang percaya dipecundangi di injury time. Luar biasa Mahfud MD dan luar biasa pula Jokowi dalam menentukan sikap.

Masihkah ke-NUan Mahfud dipertanyakan lagi oleh elite PKB?

Dan tentu tidak salah juga ketika ada poster poster yang mempertanyakan ke-NUannya orang-orang PKB.

***