Ketika saya dan kawan-kawan meminta Tuan Guru Ustadz Abdul Somad "berkorban" menerima perintah para Ulama dan permintaan Umat, semuanya demi Negeri ini. Bukan berarti kami percaya beliau lebih mampu dibandingkan Habib Salim Segaf Al-Jufri atau Agus Harimurti YUdhoyono (AHY) sekalipun. Tapi beliau lebih diterima semua, itu kata kuncinya.
Kami meminta UAS karena hanya beliau sosok yang bisa menyatukan Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat tanpa ada satupun Partai Koalisi keumatan yang merasa dilangkahi.
Kami tidak mengecilkan nama Habib Salim, beliau ulama dan keturunan Manusia paling mulia di muka bumi ini. Andai pemilihannya saya yang menunjuk, sudah pasti saya akan meminta Habib Salim dan Habib Rizieq atau keturunan Rasulullah yang lainnya bila perlu menjadi Raja di Nusantara.
Masalahnya di sistem Demokrasi kita Presiden dipilih oleh rakyat dengan suara terbanyak dan suara PKS sudah membuktikan kalau nama Habib belum bisa jadi jaminan.
Bahkan di Pemira internal PKS sendiri nama Habib termasuk rendah suaranya, bagaimana lagi dengan suara rakyat jelata?
Di sisi lain andai Pak Prabowo mengambil Pak Zulkifli Hasan dari PAN sudah pasti Demokrat dan PKS yang keberatan, demikian juga kalau Pak Prabowo menggandeng AHY, PAN dan PKS pasti tidak bisa terima.
Kasihan Pak Prabowo yang kalian berikan pilihan buah simalakama yang mematikan.
Karena itu kami berharap banyak kepada Tuan Guru Ustadz Abdul Somad. Demi persatuan umat kami memohon agar Tuan Guru sudi memimpin barisan yang sekarang sudah diambang perpecahan.
Kami juga berharap banyak kepada Imam Besar di Makkah Al-Mukarromah, Habib Rizieq yang mulia.
Bersuaralah yang mulia minimal untuk meminta Tuan Guru Ustadz Somad yang akan mendiamkan mantan Pengacara Anda si Kapit Ampera.
Sisa waktu dua hari lagi dan umat masih terombang-ambing diantara asa dan putus-asa. Sementara Tuan-tuan yang mulia seperti tidak perduli dengan harapan kami.
Ataukah telinga Tuan-tuan telah tuli terhadap harapan dan permintaan umat yang tidak jarang disertai isak-tangis yang memilukan...?
Andai saya yang dimintai wahai tuan-tuan guru dan para Habib yang terhormat.
Insya Allah menyeberangi lautan dengan merangkak-pun saya akan jalani demi umat dan negeri ini.
Sekali lagi saya ingatkan Tuan-tuan yang mulia, Pilpres ini penentunya adalah suara rakyat terbanyak, dan rakyat sudah meminta Ustadz Somad.
Tapi andai harapan kami cuma bertepuk sebelah tangan, kami akan tetap berjuang Tuan-tuan.
Kami akan berjuang karena kami tidak rela lima tahun ke depan Tuan Guru Abdul Somad akan dipersekusi lagi kalau berdakwah ke Bali.
Kami akan berjuang karena kami tidak rela lima tahun yang akan datang yang Mulia Habib Rizieq di Kriminalisasi kembali.
Kami akan berjuang karena kami tidak rela para Ulama ditangkapi.
Kami akan berjuang karena kami perduli kepada negeri ini.
Insya Allah bersama Prabowo Subianto kami akan tetap berjuang memenangkan perlombaan ini.
Karena kami tetap mencintai kalian Tuan-tuan, bahkan andai kalian tidak perduli dengan harapan kami.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews