Dimana Posisi Jusuf Kalla di Pilpres 2019 Nanti?

Sabtu, 4 Agustus 2018 | 00:42 WIB
0
648
Dimana Posisi Jusuf Kalla di Pilpres 2019 Nanti?

Siapa yang tidak kenal dengan Jusuf Kalla, seorang politikus senior yang memiliki pengalaman yang begitu banyak di pemerintahan. Tidak ada yang meragukan kepiawaian Wakil Presiden ini dalam urusan politik. Selain sudah dua kali menjabat sebagai Wakil Presiden dengan Presiden yang berbeda.

Pengalaman beliau memimpin partai beringin dan juga menjadi Ketua Dewan Masjid pun membuat sosok JK dapat diterima oleh semua kalangan. Apalagi JK dikenal dekat dengan kalangan muslim.

Sebut saja ketika dalam Pilkada Jakarta 2017, dengan segala kematangan berpolitik Jusuf Kalla dapat melobby Ketua umum Gerindra untuk menunjuk Anies Baswedan sebagai calon gubernur pada saat itu. Dan luar biasa, hasilnya Anies yang berpasangan dengan Sandiaga Uno dapat memenangkan Pilgub DKI dengan menggusur pertahana pada saat itu Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok.

Kita harus akui bahwa majunya Anies dilatarbelakangi dengan lobby-lobby tingkat langit yang dilakukan Wakil Presiden tersebut. Jusuf Kalla dapat memainkan perannya dengan sangat cantik ketika itu, ketika Jokowi memilih netral dalam Pilkada Jakarta, JK yang merupakan wakilnya malah terang-terangan mendorong Anies untuk maju menjadi DKI 1.

Lalu pada tahun 2014, dapat dikatakan mantan mentri era Megawati ini bukanlah sosok cawapres yang digadang-gadang saat itu, namun hasilnya JK menemani Jokowi untuk maju melawan Prabowo-Hatta. Dan hasilnya juga Jokowi-JK dapat mengungguli pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa yang saat itu didukung oleh mayoritas parpol.

Meskipun JK tidak menjadi ketua umum Golkar pada saat 2014 tapi kematangan, pengalaman dan kekuatan JK berhasil mendapatkan jabatan wapres kembali setelah sebelumnya pernah kalah dalam pilpres 2009 melawan SBY yang berpasangan dengan Boediono.

Menarik untuk kita tunggu peran suami Muhfidah Kalla pada pemilu 2019. Meski berulang kali mengatakan ingin beristirahat dari dunia politik dan bermain dengan cucu, namun hal itu berbanding terbalik dengan tuntuan JK ke Mahkamah Konstitusi untuk mereview kembali undang-undang yang berkaitan dengan masa jabatan dua kali. Meski sedikit sekali peluang itu lolos dan parpol Jokowi termasuk Golkar juga berkali-kali mengatakan tak elok apabila Jusuf Kalla maju lagi mendampingi Jokowi, hal tersebut dinilai oleh parpol pendukung Jokowi dapat menciderai demokrasi.

Meski JK pernah menolak pinangan partai Demokrat untuk berduet dengan AHY, namun ambisi dan insting politik JK pasti akan bermain. Wakil presiden berdarah bugis ini dapat mengusung Anies Baswedan yang dapat dikatakan sebagai orang kepercayaan di kontestasi 2019. Menurut beberapa ahli politik, Jokowi sengaja mengumumkan wakilnya di belakang, agar mempersempit peluang JK untuk bermanuver.

Dimanakah JK pada pilpres 2019? Menarik untuk kita cermati. Apabila MK membatalkan gugatan JK dan Perindo, maka JK dapat memajukan Anies untuk bersanding dengan Jokowi, meskipun hal ini sangat berat, karena seperti kita ketahui bahwa mayoritas pendukung Jokowi tidak menyukai Anies Baswedan.

Tidak berhenti di situ Jusuf Kalla juga biasa menawarkan Anies kepada Prabowo, ini sangatlah mungkin. Apalagi mantan Rektor Universitas Paramadina ini juga memilki hubungan yang harmomis dengan Prabowo pasca pilgub DKI termasuk dengan PAN dan PKS. Hal ini lebih masuk akal dibanding Anies disandingkan dengan Jokowi.

Apabila Anies dimajukan menjadi Cawapres Prabowo, maka pilpres 2019 akan lebih sexy untuk diikuti. Karena kita ketahui bahwa Anies adalah Tim sukses Jokowi-JK pada 2014, dan sekarang akan menyerang kebijakan Jokowi seperti yang ia lakukan ketika melawan Ahok-Djarot pada pilkada DKI.

Namun kejutan ketiga, JK akan berduet dengan SBY seperti tahun 2004, namun kini bukan menjadi capres dan cawapres tapi menjadi KING MAKER untuk majunya Anies Rasyid Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Apabila hal ini terwujud kita dapat membuktikan bahwa politik adalah seni untuk sebuah kepentingan dan tidak ada lawan abadi dan musuh abadi yang ada hanya kepentingan yang abadi.

Apabila Anies dan AHY maju sebagai capres dan cawapres kita harus mengakui bahwa JK adalah aktor politik nomer 1 di Indonesia. Tanpa partai politik pun, JK dapat memainkan perannya dengan begitu cantik.

Banyak kalangan yang mengatakan bahwa Duet Anies–AHY akan menyulitkan bagi Jokowi ketimbang mantan Gubernur DKI itu harus kembali rematch dengan Prabowo. Menarik untuk kita tunggu, bagaimana peran Jusuf Kalla dalam 1 minggu terakhir ini.

Harus kita ingat dukungan JK akan menambah suara dan dukungan kepada siapapun yang akan menjadi Capres di 2019.

***

PCG