Persaingan antarpartai politik akan semakin berat lantaran jumlah partai peserta pemilu juga meningkat menjadi 16. Terlebih lagi dengan tingginya ambang batas (Parliamentary Threshold) 4% pada Pemilu 2019, maka diprediksi akan semakin sedikit partai yang bisa masuk ke Senayan.
Pada Pemilu 2009 lalu, angka ambang batas parlemen sebesar 2,5% dan diikuti oleh 9 parpol. Sementara Pemilu 2014, angka ambang batas naik menjadi 3,5% dan diikuti 10 parpol. Kalau melihat dari 2 Pemilu yang lalu, maka kemungkinan besar Pemilu 2019 tidak jauh berubah, karena ambang batas naik menjadi 4%, dan itu dinilai cukup tinggi.
Diperkirakan hanya enam partai yang bakal masuk ke parlemen. Ini berdasarkan prediksi dan hasil survey Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 6 Partai tersebut yang mendapatkan elektabilitas di atas 4% ambang batas parlemen (parliamentary threshold).
Jangankan Partai baru, Partai lamapun banyak yang tidak lolos ke senayan.
Banyak faktor yang menentukan elektabilitas Partai Politik, tapi yang Paling utama adalah tingkat kepercayaannya masyarakat. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sebuah Partai lebih kepada kredibilitasnya sebuah Partai. Anehnya meskipun sebuah parpol tergolong korup, namun elektabilitasnya tetap tinggi.
PDI Perjuangan yang dianggap Partai terkorup, merupakan partai dengan elektabilitas tertinggi sebesar 24,1%. Begitu Juga Partai Golkar menempati posisi kedua dengan elektabilitas 10,2%. Urutan ketiga dimiliki Partai Gerindra sebesar 9,1%. Tiga Partai ini memang tergolong menonjol dikancah perpolitikan Indonesia.
Tiga partai berikutnya yang diprediksi berpeluang masuk parlemen adalah PKB, PPP, dan Partai Demokrat. PKB memperoleh elektabilitas 6,0 persen, PPP 4,9 persen, dan Partai Demokrat 4,4 persen. Kalau melihat dari hasil prediksi ini maka ada beberapa Partai yang merupakan bagian dari Koalisi Jokowi yang tidak lolos ke senayan, yakni Nasdem dan Hanura.
Di luar Partai koalisi Jokowi, PKS dan PAN diprediksi tidak lolos ke senayan.
Elektabilitas PKS masih terpaut tipis dengan ambang batas di 3,7%. PAN cukup jauh di 2,3%, NasDem 2,1% dan Hanura 1,2%. Masih ada peluang bagi Partai tersebut untuk meningkatkan elektabilitas menjelang Pemilu 2019.
Berdasarkan hasil survey tersebut, masih ada 26,1% yang belum memutuskan atau tidak jawab, dan 2 persen tidak memilih atau golput.
PBB adalah satu di antara partai lama dengan elektabilitas dibawah 1%, yakni 0,7%, kecil sekali kemungkinannya untuk lolos masuk ke DPR. Partai baru tidak ada yang berpeluang untuk masuk DPR. Partai Perindo tertinggi dengan elektabilitas 2,6%, Partai Garuda 0,2% PSI 0,2%, Partai Berkarya 0,2.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews