Su Bing Tian dan Xie Zhenye, Lawan Tangguh Zohri di Asian Games Nanti

Senin, 16 Juli 2018 | 18:19 WIB
0
794
Su Bing Tian dan Xie Zhenye, Lawan Tangguh Zohri di Asian Games Nanti

Dari gambar video di bawah ini terlihat, sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri berada di lintasan paling pinggir, lintasan 8. Itu artinya Zohri sama sekali tidak diunggulkan di antara delapan pelari final Kejuaraan Atletik Dunia di bawah 20 tahun di Finlandia, Rabu, 11 Juli/2018 itu. Dan toh ternyata Zohri mencapai finis tercepat 10.18 detik.

Zohri mengungguli dua pelari Amerika Serikat yang lebih diunggulkan di lintasan tengah, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, yang keduanya sama-sama mencatat waktu 10.22 detik.

[embed]https://youtu.be/w18y9X82TmY[/embed]

Bukan hanya medali emas saja arti penting kemenangan Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Atletik Dunia yunior kali ini. Akan tetapi juga masa depan prestasi atletik Indonesia terutama di nomor paling bergengsi ini. Dalam usia yang masih 18 tahun, pelari asal Nusa Tenggara Barat Zohri ini sudah mendekati dan bahkan mengungguli senior-seniornya di atletik nasional.

Waktu 10.18 detik yang dicatat Lalu Muhammad Zohri, tipis sekali mendekati catatan rekor nasional (rekornas) senior, yang dilakukan Suryo Agung Wibowo pada tahun 2009 dengan waktu 10.17 detik. Akan tetapi, sudah jauh lebih baik dari Mardi Lestari yang mencapai semifinalis Olimpiade Seoul 1988 dengan catatan waktu 10.39 detik. Waktu terbaik Mardi adalah 10.20 detik (1989).

Untuk catatan nasional, hasil Zohri  10.18 detik di Finlandia ini sudah bisa menggetarkan atletik nasional. Coba urutkan saja perjalanan rekornas 100 meter putra kita dari sejak pelari legendaris kita, Moh Sarengat di Asian Games IV Jakarta tahun (1964) dengan catatan waktu 10.50 detik.

Catatan waktu Sarengat ini baru bisa dipecahkan 25 tahun kemudian oleh pelari asal Ajibarang, Purnomo Moh Yudhi pada 1987 dengan waktu 10.29 detik. Purnomo adalah manusia pelari Indonesia pertama yang mampu menembus babak semifinal Olimpiade di Los Angeles 1984.

Capek-capek memecahkan rekornas yang lama bertahan, prestasi Purnomo Moh Yudhi hanya bertahan dua tahun. Mardi Lestari, yang juga bereputasi semifinalis Olimpiade di Seoul 1984, menajamkan catatan waktu 100 meter Purnomo dari 10.29 detik menjadi 10.20 detik Mardi Lestari (Oktober 1989).

Rekornas Mardi Lestari ini berhasil bertahan 20 tahun, sebelum akhirnya dipertajam lagi oleh Suryo Agung Wibowo alias Ngadiman dengan catatan waktu 10.17 detik (SEA Games 2009). Catatan Suryo Agung Wibowo ini nyaris saja ditumbangkan Lalu Muhammad Zohri dengan 10.18 detik di Finlandia, Rabu lalu...

Nomor Paling Bergengsi

Nomor lari 100 meter memang nomor paling bergengsi di percaturan atletik dunia. Dalam tradisi Olimpiade, siapa peraih medali emas 100 meter putra maupun putri, akan digelari sebagai “Manusia Tercepat”. Juga dalam kejuaraan-kejuaraan dunia atletik senior. Manusia-manusia tercepat di lintasan atletik ini selalu menjadi pokok perbincangan di cabang atletik dunia.

Maka, Indonesia perlu berbangga, memiliki sprinter (pelari cepat) yang sudah bisa mengukir “prestasi senior” dalam usia sangat muda, 18 tahun. Jika diasah terus menerus di berbagai turnamen internasional -baik itu regional maupun kelas dunia- bukan tidak mungkin catatan waktu Lalu Muhammad Zohri ini akan bisa dipertajam lagi.

Ujian terdekat bagi Zohri tentunya adalah arena Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang akhir Agustus ini. Pelari Indonesia yang dipersiapkan untuk event di kandang sendiri ini, adalah Yaspi Boby. Namun catatan terbaiknya di 100 meter masih di bawah Zohri.  Boby terbaik 10.39 detik.

Bisa menangkah di Asian Games? Tidak semudah kata-kata. Bahkan boleh dibilang, Zohri menghadapi lawan-lawan yang luar biasa beratnya? Terutama top sprinter Asia dari China dan Jepang. Olahraga lari, dan juga renang, loncat tinggi, loncat galah dan umumnya atletik, adalah olahraga terukur. Sehingga catatan-catatan waktu terbaik atlet, bisa menjadi ukuran kehebatan atlet tersebut.

Nah, lihatlah lawan-lawan 100 meter Asia bagi Lalu Muhammad Zohri jika ia terjun di Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang Agustus nanti. Dua pelari China, Su Bing Tian dan Xie Zhenye keduanya memiliki catatan waktu terbaik di bawah 10 detik untuk 100 meter.

Su Bing Tian – rangking 2 Asia – catatan terbaiknya 9.92 detik (2017), ia kini 28 tahun. Sedangkan Xie Zhenye – rangking 1 Asia – catatan terbaiknya 9.91 detik (2017), ia masih berusia 24 tahun.

Di bawah Su Bing Tian dan Xie Zhenye, masih ada pelari Jepang Tada Shuhei yang terbaiknya 9.94 detik (2017), usia masih 21 tahun. Rival terdekat? Adalah pelari Malaysia Khairul Hafiz Jantan, masih 19 tahun, dengan catatan terbaik sama dengan Lalu Muhammad Zohri 10.18 detik pada tahun 2017...

Kehebatan Lalu Muhammad Zohri di usia muda, 18 tahun, masih harus diasah lagi untuk bisa menyamai catatan waktu pelari-pelari top Asia seperti Su Bing Tian, Xie Zhenye dari China dan Tada Shuhei dari Jepang.

***

Jimmy S Harianto, wartawan senior tinggal di Jakarta