Saya menahan diri untuk tidak cepat menanggapi pernyataan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang mendukung Jokowi 2 priode. Saya khawatir dalam kolom komentar akan terjadi perang saudara. Proganti Presiden 'kan bermacam karakternya. Ada yang galak, ada yang sedang, ada yang lembut.
Latar belakangnya juga berbeda. Ada yang agamis, ada yang nasionalis, ada yang berkumis, ada yang manis, ada yang sinis, atau perpaduan dengan segala macam variannya. Saya termasuk yang berkumis dan berjenggot tipis. Kalau senyum lumayan manis walaupun saat senyum sinis.
Seperti halnya saya menerima kedatangan Anies yang dulu saat kampanye buat Jokowi lumayan sinis. Dalam kampanye 'kan itu hal lumrah saja. Saya juga biasa-biasa saja “melepas kepergian” TGB yang bernilai politis. Dalam politik tidak ada yang aneh.
Dulu teman, sekarang berseberangan. Dulu saling sindir, sekarang sering mampir. Salah satu hal yang membedakan adalah jejak digital. Kita bisa membandingkan ucapan yang dulu dengan yang sekarang.
Menelusuri jejak digital TGB, dia selalu menjaga ucapannya agar tidak menyinggung siapa pun. Tidak menyinggung pro Jokowi, tidak juga menyinggung pro Prabowo.
Sepanjang urusan 2019, dia juga tidak terang-terangan ingin berada di kubu siapa sampai akhirnya menentukan pilihannya ke pro Jokowi.
Dengan kata lain, sebenarnya dia bukan pergi meninggalkan kita. Cuma kita yang merasa dia pergi meninggalkan kita, padahal sepanjang urusan 2019 dia tidak pernah tinggal di kampung kita, cuma kita yang berharap banyak hingga menganggap dia warga kampung kita karena saking seringnya dia berdiri di mimbar kampung kita.
Pada titik ini, saya memaklumi bagi Proganti Presiden yang agamis, seakan-akan dia pergi meninggalkan kita, padahal dia baru saja menentukan mau pergi ke mana.
Dari jejak digital itu saya yakin, TGB tidak akan berubah. Sekarang di sana dia inysa Allah tidak akan memusuhi kita sebagaimana dia tidak memusuhi siapa pun. Dia hanya menjalankan yang dia yakini sebagai jalan yang terbaik tanpa menuding jalan lain sebagai jalan yang tersesat.
Di luar soal TGB, Sebagai Proganti Presiden yang berkumis dan berjenggot tipis, saya tidak peduli seberapa banyak teman-teman saya menyeberang. Kalau pun harus sendirian, saya tetap pada pilihan saya, #2019GantiPresiden.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews