Mental politikus macam-macam dalam Pilkada Serentak ini. Ada yang bisa menerima kekalahan jagoannya dengan sportif, ada juga yang tidak sportif dengan mencari-cari kesalahan pihak lawan.
Berdasarkan hitung cepat beberapa versi lembaga survey, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul memenangkan pilgub Jabar. Dan lembaga survey hitung cepat sudah berani menyatakan kalau pasangan Ridwan Kamil-Uu sebagai pemenang, miskipun selisihnya antara 2% sampai 3%.
Dan pasangan Ridwan Kamil-Uu sudah melakukan konpers untuk menyambut kemenangan menurut versi hitung cepat. Setelah melakukan konpers, Kang Emil juga mengeluarakan statmen atau pernyataan bahwa dirinya siap mendukung Presiden Jokowi untuk pilpres 2019.
Rupanya pernyataan atau statement ini membuat jajaran partai Gerindra sinis dan nyinyir kepada Kang Emil atas pernyataan dukungan politik untuk Jokowi sebagai petahana.
"Tadi Kang Emil menyatakan secara resmi mendukung Pak Jokowi pada Pilpres 2019. Padahal,sebelum pemilihan, setiap ditanya media, beliau menyatakan tidak benar mendukung pak Jokowi dan belum memutuskan mendukung siapa," kata DPP Gerindra Andre Rosiade.
Sepertinya politikus Gerindra Andre Rosiade tidak suka strategi yang diterapkan oleh Kang Emil sebelum pencoblosan pilkada yang membantah belum memutuskan dukungan politik kepada presiden Jokowi. Menurut Andre Rosiade kalau sebelum pencoblosan Kang Emil membuat pernyataan dukungan kepada Presiden Jokowi, maka Kang Emil tidak akan memenangkan pilgub Jabar versi hitung cepat.
Menurut Andre, strategi yang diterapkan Kang Emil sengaja ingin memperoleh dukungan dari masyarakat yang ingin mengganti presiden. Dan Andre menganggap Kang Emil tidak bersikap jujur kepada masyarakat Jabar seandainya dari awal sebelum pencoblosan mendukung Presiden Jokowi maka hasil pilgub Jabar bisa lain.
Inilah pendapat politikus yang suka mencari-cari kesalahan orang lain dan menimpakan kesialan atau kekalahan kepada pihak atau orang lain.
Mereka dalam pilkada untuk memenangkan pilgub Jabar juga memakai strategi,seperti #2019GantiPresiden, sedangkan ketika pihak atau calon lain menerapkan strategi dan menang, mereka tidak terima dan menuduh hal itu sebagai strategi tidak jujur. Aneh!!
Namanya politik tentu ada cara atau strategi tersendiri selama tidak menghalalkan segala cara yang melawan norma atau hukum.
Memang ketika calon yang kita dukung kalahdan kekalahannya hanya selisih suara sekian persen, bisa membuat sedih dan rasa kecewa. Bahasa lainnya, "sakitnya tuh di sini!" (sambil nunjuk ulu hati).
Janganlah ditiru politikus model seperti ini yang suka menyalahkan orang lain dan dianggap menghalangi kemenangan calon yang diusungnya. Politikus seperti ini susah menerima kemenangan pihak lawan dan akan mencari-cari kesalahan orang atau pihak lain, tanpa mau mengoreksi kekurangan atau kelemahan dirinya atau kubunya.
Jelas sikap yang tidak sportif dan jangan dijadikan contoh. Dalam setiap kompetisi, termasuk Pilkada, pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Ya ini wajar saja, yang perlu dipersiapkan adalah sikap mental kalau jagoannya kalah.
Politikus macam begini punya sikap mental "siap menang tapi tidak siap kalah".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews