Gemuruh suara dari semua penjuru mengomentari pertemuan Jokowi dengan Persaudaraan Alumni 212 beberapa pekan yang lalu. Sudah banyak komentar tentang itu dan penjelasan dengan berbagai tafsir. Dan, akhirnya saya tertarik juga menimpalinya.
Namun sebelumnya saya kutip ungkapan Jokowi dari buku biografinya "Saya tidak pernah tegang dengan tekanan dalam pekerjaan, walau diam saya bukan orang yang mudah ditekan". Buat saya cukup jelas statement itu, dan saya bisa menyelami bersamaan dengan masa usianya menjadi presiden.
Dia tangguh, berintegritas, jujur, membumi, tegas, dan punya konfiden tinggi atas semua langkah yang dia jalankan. Sempurna pasti tidak, dia, Jokowi manusia yang punya sisi kuat dan lemah, namun saat dia melakukan amanah dengan jujur dan berpihak kepada rakyat, maka pantulan cahaya kebenaran itu akan kembali dan menguatkan dirinya. dan dia pasti dilindungiNya.
Sekelebat pertemuannya dengan orang-orang yang menamakan kelompok 212 dengan segala embel-embel agama sembari memamerkan kunci surga, sangsung disambar komentar dengan gencar. Kita yang menamakan diri pendukung Jokowi langsung berang dengan segala umpatan, ancaman kepada Jokowi. Tidak mau dukung lagi, dan seterusnya.
Emang kita siapa, sudah buat apa, kok tiba-tiba Jokowi mau dijadikan boneka? Hello... bertemu 2 jam dengan bani 212 terus kalian cap Jokowi mengkhianati, langsung membandingkan saat Ahok ditahan Jokowi diam, sekarang 212 mau dibela?
Jokowi sendawa saja belum, kalian sudah buat ucapan kayak orang kesurupan. Kalian lupa bagaimana hari demi hari dia hadapai isu PKI, ibu angkat, tuduhan pelacur. Koalisi Merah Putih, demo 411, 212 yang mau makar, mulut FZ,FH, AR, sampai AD, semua, satu-satu dia lalui, dan satu-satu dia habisi.
Jadi jangan kalian pikir ketemu 2 jam Jokowi langsung jadi ayam sayur, ingat statementnya "Saya diam tapi tak mudah ditekan", kita dicubit istri saja langsung tegang meregang. Mbok ya sabar dikit, amati dengan hati, jangan teriak-teriak, apa bedanya kalian denganmereka yang selama ini kalian hinakan karena kelakuannya kita tak sepaham, jangan kotoran yang sudah kita lempar ke muka orang balik melumuri muka kita.
Kelompok pendukung Jokowi 'kan buanyak... dari mulai Projo, Bela Jokowi, GWJ, dst. Trade Mark atau branding Kecebong yang membanggakan vs Kampret yang menyebalkan.
Saya sendiri bangga jadi Cebongers, hanya saja agak terusik dengan kejadian di atas dari cebong-cebong reaktif dan mau langsung jadi kodok, cukuplah mereka yang jongkok cara mikirnya jangan kita pula jadi ikut "dongok ", jadi apa bedanya. Masak ada cebong ikut terbang.
Bertahan dan menyerang sama-sama ada resikonya, hanya saja akan sia-sia kalau pertahanan atau serangan dilakukan tanpa menyiapkan apa-apa. Contoh Jokowi, dia sangat piawai memainkan apa saja, dia tidak asal bicara atau menjual gaya, dia tau apa yang diperlukan. Dan saya percaya dia akan habisi satu persatu, Insyaallah.
Percayakan saja kepadanya tentang Indonesia karena dia seorang negarawan bukan pemilik komplek prostitusi perpolitikan yang bermuara kepada kepentingan. Indonesia sedang ada di tangan yang amanah dan aman, jangan ada keraguan. Jadilah cebong beneran jangan jadi cebong-cebongan... Nanti bisa jadi bencong beneran.
Kalau gak berani jangan dukung Jokowi!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews