Serba-serbi pilpres 2019. Mungkin baru kali ini pilpres begitu semarak, ramai oleh para relawan yang mengusung para jagoan masing-masing.
Partai politik sejatinya kendaraan atau sarana bagi orang yang ingin berkuasa atau merebut kekuasaan, tanpa partai politik mustahil bisa berkuasa atau merebut kekuasaan. Butuh perahu untuk berlayar menuju pulau harapan atau kekuasaan.
Banyak orang pengin berkuasa,tapi tidak mau masuk partai politik karena kalau masuk partai politik akan membuat tidak bebas bergerak dan takut citranya atau pamornya akan turun. Seakan elergi dengan partai politik, baru mendekat ke partai politik kalau lagi butuh dukungan.
Jadi wajar kalau partai politik mengharuskan seseorang yang ingin menjadi calon presiden/wakil presiden, calon gubernur dan walikota/bupati masuk partai terlebih dahulu. Karena partai politik juga butuh "Bintang iklan atau Brand Ambassador" untuk menaikkan elektabilitas partai politik. Simbiosis mutualisme atau saling membutuhkan dan saling melengkapi.
Tetapi kadang partai politik harus mengalah atau berkompromi dengan seorang calon yang ingin menjadi penguasa, baik penguasa pusat atau daerah. Karena calon tersebut mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan mengalahkan dari kader internal sendiri. Sebagai contoh: Ridwan Kamil, ia tidak mau masuk partai politik ,tapi ia juga sangat ingin menjadi seorang gubernur. Dan partai politik akhirnya mengalah dan kompromi, syarat untuk masuk partai politik tidak wajib.
Nah dalam pilpres lagi ramai seorang calon, dan wira-wiri atau sowan ke partai politik dalam rangka mencari dukungan politik untuk maju sebagai calon presiden. Dia adalah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Ia banyak ditawari oleh partai politik untuk masuk partai dan sebagai kompensasi partai politik tersebut akan mendukung dan mencalonkan sebagai calon presiden. Tapi Gatot tidak mau masuk partai, ia merasa tanpa masuk partai politik bisa menjadi calon presiden. Masuk partai politik ada plus-minusnya.
Ada lagi ingin berkuasa tapi tidak mau masuk partai politik, yaitu Abraham Samad. Ia dan para relawannya sudah mendeklarasikan diri untuk menjadi calon presiden. Dan Abraham Samad berharap ada partai yang meminangnya.
Ingin berkuasa tapi tidak mau masuk partai politik, tapi hanya menunggu keajaiban atau pinangan dari partai politik.
Banyak orang berhasrat ingin menjadi penguasa, tetapi ingin jalan pintas atau jalan Tol.
Memang sekarang lagi musim menunggu pinangan dari partai politik dan pinangan dari calon presiden.
"Masuklah partai politik kalau hasrat atau nafsu-Mu untuk berkuasa tinggi!!"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews