Sekali Lagi, Tafsir Pertemuan Presiden Jokowi dan Alumni 212

Selasa, 8 Mei 2018 | 21:55 WIB
0
707
Sekali Lagi, Tafsir Pertemuan Presiden Jokowi dan Alumni 212

Pertemuan President dengan kelompok 212 beberapa waktu lalu bisa ditafsirkan banyak hal, oleh siapa saja dan sengawur apapun boleh-boleh saja.

Pertemuan itu jelas tertutup, tapi photonya bisa viral di medsos, konon menurut team 11 alumni 212, HP sudah di amankan pihak paspampres  -jika ada photo viral, besar kemungkinan penyebar itu orang dalam Istana- tentu ada efek yang ditimbulkan dengan viralnya photo tersebut.

Sebagai Presiden Republik Indonesia, mereka yang berseberangan dan terus mengkritisi bahkan cenderung memfitnah adalah rakyatnya juga, mereka bagian dari tanggung jawab pemerintah. Saya kira dari sisi Presiden Jokowi, langkah pertemuan ini sudah benar, ia menjadi Presiden untuk seluruh anak negeri.

Dalam segala hal Presiden sudah menunjukan keteguhan itu, contohnya: Sumbar sekalipun saat pemilu 2014 perolehan suara Jokowi jeblok, tapi provinsi itu tetap dibangun dan tidak dianaktirikan. NTB juga demikian, di NTB Jokowi hanya 27,5 % suaranya tapi kawasan Mandalika di selesaikan dengan sepenuh hati.

Jokowi menganggap pemilu telah usai, dan beliau memegang teguh amanat konstitusi, bahwa dirinya menjadi Presiden untuk seluruh rakyat Indonesia.

Namun dari sisi politik, setiap gerakan mempunyai sisi menarik untuk ditelisik.

+ Pertemuan itu membuktikan, bahwa Jokowi, bukanlah Presiden yang anti ulama - berapa banyak pesantren NU dan Pesantren di luar NU yang sudah dikunjungi beliau, dan kini mereka yang mengklaim sebagai kelompok paling Islam pun ditemui juga, tentu dengan adab yang baik - jika membawa pendemo yang konon 7 juta lalu ingin ketemu Presiden, maka sikap Presiden yang menolak itu sudah tepat, Presiden tidak bisa ditekan oleh siapapun - ia harus berdiri tegak sebagai Presiden Republik Indonesia yang hanya tunduk pada konstitusi negara.

+ Pertemuan ini juga menetralisir penggunaan isue agama untuk kepentingan politik pada pemilu 2019, pernyataan: "Capres dari kelompok oposisi harus mendapat persetujuan Habib Riziq Shihab", ini bukan memuliakan pemuka agama dengan sanjungan kehormatan, selain tidak ada dalam konstitusi, pernyataan ini hanya menggunakan popularitas tokoh agama untuk mendulang suara, dan ujungnya perpecahan ummat akan makin menganga.

+ Presiden berkesempatan menyampaikan langsung soal PERPU ormas radikal, bahwa perpu itu dikeluarkan demi keutuhan negara bukan memusuhi kaum agama. Negara ini sudah final, berdasar Pancasila dan UUD 45 - sudah 70 tahun lebih kita meredeka, dan terbukti konstitusi itu mampu merawat negri ini tetap utuh.

[irp posts="14903" name="Jika Jokowi Kabulkan Permintaan Alumni 212, Sama Saja Masuk Jebakan"]

Ini hujjah pada dunia, siapa bilang Islam hanya menghasilkan peperangan, radikalisme dan kekerasan? Kami di Indonesia mayoritas Muslim, dengan 17 ribu pulau, 1.400 suku dan 500 bahasa, bisa membangun negri ini dan hidup berdampingan dengan harmonis, minoritas dan mayoritas mempunyai kedudukan dan hak yang sama karena kami punya Pancasila, UUD 45 yang senafas dengan jiwa agama - karena kami mayoritas muslim, tau dan di ajarkan bagaimana beradab dan berakhlak dalam tata kehidupan.

Yang ingin mengganti dasar negara dg embel-embel khalifah itu hanya hasutan dari luar sana, untuk memporak porandakan negri ini.

+ Pertemuan ini mementahkan statement: Partai Setan dan Partai Allah dalam balutan politik identitas.

+ Peretemuan ini mendamaikan mereka yang terus berprasangka buruk pada Presiden, juga memberikan informasi jernih pada presiden dari kelompok ini secara langsung.

+ Pertemuan ini mengembalikan pada habitatnya para pemuka agama sebagai agen moral dan bengkel akhlak - Presiden terpilih bukan hasil kudeta, tetapi hasil kerja politik yang demokratis sesuai konstitusi negara. Mari kita menjaga marwah masing-masing, dan menjalankan fungsinya sebab siapapun dan posisi apapun anda, sangat dibutuhkan jika teguh menjalankan tugas keumatan dan tugas kenegaran dg baik.

+ Pertemuan ini bisa menihilkan: Aksi gendong dengan buka baju, curhat tentang takyat yang menghendaki sang mantan memimpin lagi, sekalipun secara konstitusi boleh cuman rada geli geli gimana gitu - pertemuan ini juga bisa jadi, stock kaos, mug dan gelang bakalan kurang laku dijual.

***