Ketika pemilu di awal reformasi, PDIP pemenangnya dengan suara di atas 30%, mestinya Megawatilah yang jadi President ketika itu.
Tetapi manuver politik partai-partai islam dengan jargon "perempuan haram jadi Presiden", maka pemilihan di MPR memenangkan Gus Dur jadi President ketika itu dengan Megawati menjadi wakilnya.
Dua tahun kemudian, tokoh-tokoh partai Islam yang dikomandani oleh Amin Rais yang ketika itu menjadi ketua MPR, melalui Sidang Istimewa melengserkan Gus Dur dan menempatkan Megawati jadi Presiden - mungkin fiqih mereka sudah berubah dari HARAM Presiden Perempuan, menjadi HALAL.
Hari-hari belakangan ini, politisi partai Islam juga dikomandani Amin Rais - melakukan manuver dengan mendikotomikan Partai Allah dan Partai Setan.
Yusril Ihza Mahendra tidak kalah melankolis dengan mengatakan: di bawah rezim Jokowi Islam ditekan - karena itu PBB tidak mendukung Jokowi.
PKS dengan Mardani Alisera-nya mengeluarkan jurus #GantiPresiden2019 sambil jualan mug, kaos dan gelang - PKS memang selalu cari untung dalam situasi terjepit sekalipun.
Anda tau....
Mereka yang hari ini bilang rezim ini menekan ummat Islam, mendikotomikan Partai Allah dan Partai Setan, juga PKS yang jualan mug, kaos dan gelang - adalah bagian dari yang menaikan Gus Dur kemudian mereka pula yang melengserkanya. "Kau yang mulai, kau yang mengakhiri," demikian syar dangdut.
Anda tau siapa Gus Dur: Putra KH. Wahid Hasyim, cucu Hadarsyaikh KH. Hasyim Asari dan 3 Priode memimpin NU - Apa masih kurang Islam....? atau Gus Dur kurang Alim...?
Gus Dur adalah pribadi yg memenuhi unsur ke Ulamaan baik dari sisi Nasab ataupun Keilmuan beliau.
Ada 7 Presiden di republik ini yang sudah berkuasa: Soekarno, Soeharto, Habibi, Megawati, SBY dan Jokowi yang semuanya dari kelompok Nasionalis.
Satu-satunya Presiden dari kelompok Islam adalah KH. Abdurahman Wahid.
Dan satu satunya President dari kelompok Islam itu, justru dilengserkan oleh orang yang hari ini merasa paling peduli pada Islam, paling berjasa pada Islam dan pendek kata paling Islam dari siapapun.
Kesimpulanya : Mereka hanya politikus, bukan agamawan - Amien Rais, Yusril, orang-orang PKS dan yang sejenisnya, hanya politikus atau partai seperti partai lainya juga tidak ada bedanya denga politikus lainya - ia hanya mencari kekuasaan.
Penyebab dari ketidakmampuanya kelompok Islam berkuasa di negri ini adalah mereka merasa paling hebat satu dengan yang lainya, tak pernah bersatu dan jika ada yang berkuasa ramai rami mereka ganggu - Tuh Contohnya : Presiden KH. Abdurahman Wahid.
Tidak usah tertipu dengan jargon Islam. Karakter dan wajah Islam justru tengah dirusak oleh mereka yang menggunakan Islam sebagai alat politik untuk mencari kekuasaan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews