Orang yang sedang jatuh cinta biasanya menanggalkan perbedaan-perpedaaan, maksudnya seperti perbedaan suku, keyakinan atau warga negara asing. Jadi perbedaan-perbedaan ini tidak menjadi penghalang atau hambatan bagi orang yang sedang jatuh cinta.
Bahkan orang yang sedang jatuh cinta cenderung tidak menggunakan akalnya, tapi lebih menggunakan naluri atau instingnya. Karena orang yang sedang jatuh cinta meningkat hormon-hormonya, testoteron untuk laki-laki dan estrogen untuk wanita. Hormon-hormon inilah yang berperan penting orang yang sedang jatuh cinta.
Makanya menasehati orang yang sedang jatuh cinta susahnya luar biasa, nasehat orang tua saja sering tidak dihiraukan, tokoh agama nasehatnya juga tidak mempan, mungkin malaikat juga akan nyerah kalau ditugasi menasehati orang yang sedang kasmaran.
Karena orang yang sedang jatuh cinta atau kasmaran kalau dalam dunia hewan namanya masa-masa siap kawin (bukan nikah), dan cenderung agresif dengan lawan jenisnya. Begitu juga dengan manusia ketika sedang jatuh cinta mereka juga cenderung agresif dan siap kawin, tetapi tidak siap nikah. Karena lebih banyak menuruti naluri atau instingnya, seperti dalam dunia hewan.
Bahkan orang yang sedang jatuh cinta juga mengabaikan perbedaan suku dan keyakinan. Hal ini bukan suatu penghalang bagi yang sedang jatuh cinta. Baru akan timbul masalah kalau sudah berkomitmen dan menuju jenjang pernikahan, ada yang salah satu harus mengalah pindah keyakinan atau tetap dengan keyakinan masing-masing.
Inilah kekuatan orang yang sedang jatuh cinta, ia rela mengalah demi cintanya terhadap pasangannya. Susah untuk dipahami secara nalar atau logika karena cinta memang bukan logika, tapi lebih soal naluri.
Tetapi biasanya orag yang sedang jatuh cinta menggunakan akalnya atau menyadari bahwa yang mereka lakukan adalah kurang tepat atau tidak benar setelah hubungan itu bubar atau kandas. Seakan dulu seperti terhipnotis atau terkena guna-guna.
Nah, ada cerita yang menarik atau bikin geleng-geleng kepala, hanya karena perbedaan pandangan politik orang yang awalnya jatuh cinta seketika hilang rasa cintanya atau orang yang awalnya menjalin hubungan, putus gara-gara perbedaan padangan politik.
Hal ini terjadi antara relawan atau simpastisan Jokowi dan Prabowo. Ini kisah nyata, bukan ngarang-ngarang, yang laki pendukung Prabowo dan yang wanita pendukung Jokowi, bisa bubar gara-gara perbedaan pilihan atau pandangan politik.
Kalau di atas tadi diceritakan perbedaan suku dan keyakinan saja bukan jadi penghalang untuk merajut cinta atau hubungan lawan jenis. Tetapi dalam hal politik sepertinya itu tidak berlaku.
Bahkan wajah cantik, bodi montok dan ganteng bukan menjadi daya tarik bagi dua pendukung atau relawan tadi untuk menjalin cinta. Malah menjadi penghalang.
Sedangkan warga Palestina dan Israel saja sekalipun dibatasi oleh dinding dan di jaga super ketat, tetap bisa menjalin cinta atau hubungan. Yang satu Yahudi dan yang satu Islam. Bukan suatu penghlang bagi yang sedang jatuh cinta.
Memang terasa aneh dan tidak masuk akal hanya karena beda dukungan dan pilihan bisa membubarkan suatu hubungan, bisa-bisa rumah tangga bisa bubar kalau dua-duanya pendukung fanatik dan menjadi relawan.
Atau jangan-jangan nanti seorang mertua waktu mencari menantu disensor dulu, dilihat dan diterawang (Seperti uang kertas saja) akun media sosial apakah dari alumni 212 atau pendukung Jokowi atau Prabowo? Kalau ini terjadi gawat-gawaat!!
Sedangkan Korea Utara dan Korea Selatan saja ada secercah harapan atau sinar terang untuk menuju perdamaian yang permanen karena konflik yang sudah lama terjadi.
Apalagi sekarang tahun politik, secantik apapun dan seganteng apapun kalau beda pilihan atau pandangan politik sepertinya tidak menjadi daya tarik.
Ayooo, kalau nanti ada pendukung/relawan Jokowi dan Prabowo bisa menjalin cinta dan hubungan dan sampai pernikahan, layak dapat rekor MURIdech!!
Janganlah kebencianmu mengalahkan akan sehatmu. Ngerti oraaa, Son...?
"Bila kebencian meracunimu, takkan ada jalan keluar, damai hanya jadi impian," ini bait syair (Cintailah Cinta) yang saat ini sang pencipta lagu malah terkena kasus hukum juga karena masalah kebencian.
Siapa dia? Ah kamu pura-pura nanya lagi!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews