Calon wakil presiden lebih seksi dari calon presiden. Benar, ini hanya terjadi di Indonesia. Yang sudah pasti maju di Pilpres 2019 hanya Jokowi dan Prabowo. Bicara capres, ya hanya dua orang itu.
Agak tidak mungkin kalau Prabowo menjadi cawapres apres Jokowi atau "Kingmaker". Mantan Danjen Kopassus itu masih punya ambisi untuk menjadi Presiden.
Meskipun, terlihat ada upaya partai pendukung Pemerintah mencoba mendorong Prabowo untuk menjadi cawapres Jokowi agar terjadi calon tunggal di pilpres 2019. Cara ini malah kurang sehat di alam demokrasi seperti ini dengan alasan apapun. Itu bisa menciderai demokrasi yang sedang berjalan di Bumi Pertiwi.
Poros ke tiga yang dikomadoi oleh Demokrat, PAN dan PKB sepertinya agak sulit terwujud, mengingat sampai saat ini belum ada keseriusan dari Demokrat, PAN dan PKB. Malahan PKB masih "mengemis" kepada Jokowi untuk menjadikan ketua umum mereka sebagai cawapres. Malahan Cak Imin sudah mendeklarasikan JOIN sebagai senjata untuk dipinang oleh mantan Gubernur DKI Joko Widodo.
Tapi seperti yang kita tahu ada peran besar Amin Rais di sana yang memang ahli dalam membentuk Poros baru, selain itu ada SBY yang jago meracik strategi dengan pengalamam 2 periode sebagai presiden dan berhasil dua kali mengalahkan megawati di Pilpres 2004 dan 2009. Tentu Poros ketiga wajib kita tunggu kepastiannya.
Apabila Poros ke 3 ini berhasil terbentuk akan ada banyak nama yang bisa di sandingkan misalnya saja;
1. Gatot-AHY
2. Gatot-Cak Imin
3. AHY - Cak Imin atau sebaliknya
Apabila poros ketiga tidak urung berhasil dibentuk, maka Mantan Walikota dan Jendral (Purn) bintang 3 itu akan kembali rematch seperti tahun 2014.
Apabila head to head terjadi di pilpres 2019, maka Demokrat kemungkinan akan merapat ke Jokowi dan PAN akan merapat ke Prabowo.
Dengan dukungan yang lebih banyak dari partai politik dan sebagai incumbent tentunya Jokowi lebih diunggulkan, dapat dilihat dari survey-survey yang terjadi sekarang, Jokowi tetap bercokol di posisi atas dengan beda yang cukup jauh oleh kompetitornya Prabowo Subianto.
Tapi jangan rendahkan Prabowo! Jendral yang dikenal jago bertempur dan berkuda ini didukung oleh PKS, partai yang sangat militan di akar rumput. Terlihat di Pilgub DKI, yang meskipun Ahok-Djarot unggul dibeberapa survey, namun dapat dikalahkan oleh Anies dan Sandiaga kala itu.
Jokowi dan Prabowo sudah punya massa pendukung sendiri, dan massa mereka berdua dinilai sangat fanatik. Kepandaian kedua tokoh memilih Wakil adalah KUNCI dari kemenangan mereka. Peran Wakil sangat krusial untuk meraih dukungan dari swing voters yang cukup tinggi.
[irp posts="14674" name="Prabowo Subianto dan Jejak Politik Islam di Indonesia"]
Pendukung Jokowi tidak akan pindah menjadi pendukung prabowo dan sebaliknya. Pertarungan 2019 akan sangat ketat dan seru. Maka itu seperti judul diatas "Cawapres Lebih Seksi dari Capres", salah pilih Wapres akan menjadi petaka yang buruk bagi Jokowi dan Prabowo.
Jokowi dan Prabowo harus menimbang-nimbang wakil mereka untuk menambah suara dipesta demokrasi tahun depan. Apabila Jokowi memilik orang-orangnya seperti (Tito K, Luhut, Cak imin, Ahok, Puan M, Suryapaloh, Wiranto), Prabowo memilih 9 nama yang diusung PKS untuk menjadi Wapresnya atau Anies Baswedan.
Apabila kedua Tokoh ini memilih nama orang- orang tersebut maka kemungkinan tidak akan ada perubahan peta politik. Dan tidak menambah dukungan yang cukup berarti bagi mereka.
Jokowi dan Prabowo harus berani mengambil orang yang "berseberangan" dengan mereka agar dapat meraih suara maksimal. Ini bukan lagi Jawa dan non Jawa, militer dan non militer tapi pertarungan ini akan lebih hebat lagi.
Pilpres 2019 akan berubah peta politiknya apabila nama-nama ini masuk sebagai wakil Jokowi;
1. Jokowi - AHY
2. Jokowi - Mahfud MD
3. Jokowi - Gatot
Jokowi harus mendapatkan wakil yang memiliki kedekatan dengam Islam untuk menggenjot suara jokowi yang selama ini di stigma anti ulama, anti islam dan pro asing.
Dan nama ini menjadi wakil Prabowo
1. Prabowo - Susi Pujiatuti
2. Prabowo - Abraham Samad
Prabowo harus mendapatkan wakil yang dekat dengan pemilih muda, bersih, kreatif dan juga punya elektabilitas tinggi untuk membantu menaikan citra Prabowo yang lekat dengan orang jaman OLD dan orde baru.
Dengan Variasi nama ini, peta politik dapat bergesar, Jokowi dan Prabowo juga mendapatkan dukungan yang lebih maksimal dari para Wakilnya
Dan kita berharap pilpres 2019 aman, damai dan menampilkan adu gagasan, adu kreatifitas, adu debat dan adu kemampuan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews