Oplosan,,,oplosan,,,oplosan
Opo ora eman (sayang) duite
Gawe tuku(membeli) banyu setan
Opo ora mikir yen (kalau) Mendem (mabuk)
Iku (itu) bisa ngrusak pikiran
Oplosan,,,oplosan,,,Oplosan
Ojo diteruske mendeme
Mergo (karena) ora ono untunge
Yoo cepet marenono (tobatlah) mendemeMu
Ben (biar) dowo umurmu.
Ini adalah sebagian lirik lagu "oplosan" yang begitu terkenal dalam dunia dangdu yang memang tidak ada matinya, malah berkembang dengan semangat berbahasa daerah.
Lirik lagu oplosan ini mempunyai arti atau makna yang bagus, yang berisi ajakan atau nasehat bagi anak-anak muda yang doyan "mendem" atau mabuk untuk segera berhenti dari mabuk-mabukan karena tidak ada gunanya dan malah bisa merusak badan atau pikiran. Dan segera bertobat karena kalau tidak bisa berakhir dengan kematian atau buta matanya.
Lagu "oplosan" sebenarnya bisa dikatakan lagu "dakwah", seperti lagunya Rhoma Irama "judi", hanya kalau lagu "oplosan" terkesan lagu yang bersifat hura-hura dan rame gitu.
Di media televisi dihebohkan dengan berita kematian massal (mungkin para korbannya merencanakan bunuh diri massal seperti pengikut James Jones) warga Duren Sawit, karena minum-minuman oplosan dengan kandungan alkhohol 97%. Jumlah warga yang meninggal 13 orang,bisa saja bertambah karena sebagian masih dirawat di rumah sakit.
Bahkan kasus kematian massal akibat minuman "oplosan" bukan kali ini saja sudah berkali-kali dan korbanya sudah cukup banyak baik yang mati atau buta matanya. Mau sampai kapan?.
Kelakuan warga masyarakat kita memang keterlaluan kalau menenggak minuman keras, bagaimana tidak menyebabkan kematian kalau kandungan alkhohol 70% sampai 97% dan masih dicampur dengan autan atau obat nyamuk dan campuran lainnya.
Seakan ahli kimia, badan manusia memang bisa menerima atau mentoleransi dalam batas-batas tertentu minuman ber-alkhohol. Tetapi kalau dicampur dengan autan atau campuran lainya, bisa menjadi racun atau membahayakan badan atau nyawa dan bisa berakhir dengan kematian.
Inilah yang terjadi warga Duren Sawit, mereka menenggak minuman dengan kadar alkhohol 97% dengan nama Ginseng.
Tentu minuman dengan kadar alkhohol 97% kalau diminum akan membakar atau merusak hati atau onderdil dalam tubuhnya. Biasanya gejalanya mual dan sesak nafas atau mata kabur.
Malah terkadang kuat-kuatan antar peminum, siapa yang tidak tumbang, itulah yang jago mabuk atau minum.
Yang sering melakukan pesta minuman oplosan ini biasanya seperti nelayan untuk menghangatkan badan, sopir-sopir angkot atau anak-anak muda, bahkan dalam hajatan warga sering ada pesta minuman yang kadang berakhir dengan kerusuhan antarwarga dan bisa berakhir dengan pembunuhan.
Inilah dampak negatif dari minuman oplosan atau tradisional.
Masyarakat biasanya menyukai minuman tradisonal yang harganya murah atau terjangkau dan bisa diminum ramai-ramai dengan trambul atau cemilan sebagai tambahan. Ada minuman tradisional yang sangat legendaris, yaitu Ciu.
Ciu adalah minuman tradisional yang ada di wilayah Solo dan sekitarnya dan minuman ini sudah ada dari jaman Belanda, minuman ini fermentasi dari air tebu.
Ada juga minuman-minuman dari daerah atau wilayah lainnya yang diproduksi dengan bahan air aren.
Kasus kematian karena minuman oplosan ini membawa rasa sedih dan malu keluarga terutama seorang ibu, di mana anaknya meninggal karena minum oplosan.
Bahkan kasus-kasus kejahatan atau kriminal biasanya juga karena menenggak minuman keras, misalnya kasus pemerkosaan karena pengaruh minuman keras.
Mau sampai kapan kasus-kasus kematian karena minuman oplosan ini berhenti atau berakhir?
Karena masyarakat sendiri yang suka mencampur atau mengoplosnya. Dan peminat minuman keras juga sangat tinggi dikalangan anak-anak muda.
Tutupen botolmu tutupen oplosanmu
Emane nyawamu,,ojo mbok terus-teruske
Mergane, ora ono gunane
Oplosan, oplosan, oplosan.
***
Editor: Pepih Nugaraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews