Di Balik Kunjungan Diam-diam Kim Jong Un ke China

Sabtu, 31 Maret 2018 | 09:00 WIB
0
747
Di Balik Kunjungan Diam-diam Kim Jong Un ke China

Semula tidak seorang pun yang tahu, siapa pejabat tinggi Korea Utara (Korut) yang tiba di stasiun kereta api di Korut untuk bepergian ke Republik Rakyat China (RRC). Banyaknya pasukan keamanan Korut di stasiun dan diblokirnya beberapa jalan ke arah stasiun membuat masyarakat internasional menduga-duga, siapa sebenarnya yang akan berkunjung ke Beijing.

Pagi hari ini, Rabu 28 Maret 2018, dari RRC diberitakan bahwa pejabat tinggi yang berkunjung itu adalah pemimpin Korut,  Kim Jong-Un.

Kunjungan Kim Jong-Un ke RRC dianggap semakin penting, karena akan diselenggarakannya pertemuan antara dua Korea, Korut dan Korsel (Korsel). Lebih penting lagi, ada rencana pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS)  Donald Trump setelah kedua pemimpin Korea bertemu.

Sejauh ini Trump memang mencemaskan uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korut.  Bahkan hampir dua pertiga rakyat AS setuju, jika Trump bertemu dengan Kim Jong-Un.

Dari "Reuters," diumumkan  bahwa 62 persen rakyat AS setuju kedua pemimpin itu bertemu.

Tetapi bisa saja pertemuan  antara AS-Korut ditunda atau dibatalkan setelah kunjungan pemimpin Korut ke Beijing, karena seperti kita ketahui, AS sedang berselisih dengan RRC tentang perdagangan kedua negara. Bisa jadi menurut para pengamat luar negeri, masalah ini berdampak ke masalah politik.

Semua kita tunggu dan lihat reaksi AS atas kunjungan pemimpin Korut ke Beijing.

[irp posts="13487" name="Persaingan Seru, Siapa Lebih Cantik antara Dua Ibu Negara Ini"]

Apakah kunjungan Kim-Jong Un ke Beijing  berpengaruh terhadap rencana pertemuan kedua pemimpin Semenanjung Korea?

Menurut saya, tidak berpengaruh besar, karena banyak peristiwa yang mendahuluinya untuk memungkinkan kedua Korea bertemu di satu meja. Misalnya kedatangan team olahraga Korut ke Olimpiade Musim Dingin di Korsel baru-baru ini. Juga kunjungan para pejabat tinggi Korsel ke Korut.

Perang Korea yang pernah terjadi merupakan pengalaman pahit yang harus mereka hindarkan. Perang Korea (Utara-Selatan) terjadi pada 25 Juni 1950. Perang saudara yang mengerikan dan melibatkan tiga juta tentara serta menewaskan hampir dua juta orang tersebut, tidak semudah itu dilupakan oleh kedua penduduk dua Korea.

Meski perang berakhir pada 27 Juli 1953, tetapi rakyat kedua Korea tetap trauma terhadap perang.

Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net

***