"Ojo Kesusu" dan "Grasa-Grusu", Wahai Dinda PSI!

Selasa, 27 Maret 2018 | 06:37 WIB
0
707
"Ojo Kesusu" dan "Grasa-Grusu", Wahai Dinda PSI!

Partai Solidaritas Indonesia atau PSI adalah partai pendatang baru yang lolos untuk ikut pemilu 2019. Partai ini digawangi oleh Grace Natalie sebagai ketua umum partai dan anggota DPP lainya yang umurnya relatif muda.

Bahkan partai ini tidak menerima anggota dari partai lain untuk duduk dalam kepengurusan dalam PSI. Dan mewajibkan usia di bawah 45 tahun untuk menjadi pengurus partai ini.

Partai ini juga menjadi harapan anak-anak muda atau generasi milenial untuk tidak apatis terhadap dunia politik. Untuk merekrut calon legislatif, PSI melakukannya melalui seleksi yang sangat ketat dengan seleksi terbuka untuk mendapatkan calon legislatif yang berkualitas. Dan diumumkan secara terbuka juga bagi calon legislatif yang lolos seleksi.

Bahkan partai PSI sudah mendeklarasikan atau dukungan untuk Joko Widodo sebagai calon presiden. Ketua umum PSI Grace Natalie dan jajaran DPP pernah mendatangi presiden Joko Widodo di Istana Negara untuk memberikan dukungan dan minta wejangan atau petuah untuk partai PSI dalam pemilu 2019.

Akibat pertemuan ini banyak yang sinis terhadap partai PSI karena sebagai partai baru dan berisi anak muda kok jadi partai penghamba pemerintah, begitu komentar yang sinis.

Baru-baru ini partai PSI mengumumkan calon-calon wakil presiden untuk dipasangkan dengan Joko Widodo sebagai calon presiden. Ada dua belas daftar nama yang menjadi calon presiden. Dan juga mengumumkan daftar calon-calon kabinet jilid dua untuk presiden Joko Widodo, bahkan ada nama-nama kementerian yang harus berganti nama.

Politik itu perlu momen dan strategi, kalau salah strategi dan momen, malah akan gagal dan tidak mendapat dukungan masyarakat.

Baya berpolitik PSI ini terkesan "Nggege Mongso" atau buru-buru karena belum waktunya dan masih jauh. Untuk penetapan calon presiden dan wakil presiden aja belum, dan Joko Widodo juga belum menang pemilu 2019 kok sudah mengumumkan calon-calon kabinet? Malah terkesan PSI sebagai partai anak-anak yang ikut pemilu sebagai penggembira saja.

Mungkin inilah partai yang diisi anak-anak muda serba terburu-buru dan terksesan ingin menjadi "bahan berita" atau jadi omongan sehingga nama PSI semakin dikenal, tetapi kalau "grusa-grusu" malah orang yang tadinya simpati dengan PSI jadi tidak simpati lagi.

Sebagai partai baru harusnya ikuti saja tahapan-tahapan proses politik apalagi partai PSI belum punya posisi tawar yang kuat karena belum punya kursi di DPR. Jadi jangan main "fait accompli" dululah, Bro!

Apalagi jabatan menteri itu jabatan politik yang harus dikomunikasikan atau musyawarah dulu dengan partai koalisi pendukung Joko Widodo, tidak bisa asal menyodorkan nama-nama calon menteri  atau kabinet.

PSI belum banyak makan asam garamnya dunia politik, ideallis boleh tapi realistik lebih baik ,menawarkan calon kabinet dengan deretan nama, lha PSI itu dapat suara atau kursi di DPR berapa? Kecuali PSI ini bukan partai tapi kumpulan anak muda sebagai konsultan politik, tidak menjadi masalah.

Ayo PSI jangan "kesusu" dan "grusa-grusu" dan jangan menjaga jarak dengan partai-partai yang sudah ada hanya karena ada politikusnya tersangkut korupsi. Jangan terkesan ingin ngajarin "bebek berenang", kata ketua Hanura, Oesman Sapta Odang.

Wah, kali ini Oso rela menyebut dirinya "bebek" demi nyentil PSI.

***

Editor: Pepih Nugraha