Partai Solidaritas Indonesia atau disingkat PSI adalah sebuah partai yang dihuni sebagian besar anak muda dengan ketua umumnya Grace Natalie banyak menjadi perhatian publik dengan semangat mudanya dan lolos sebagai salah satu partai baru peserta pemilu oleh KPU.
Anak muda sebagai simbol pembaharuan bahkan terkadang berontak terhadap mainstream, ternyata tidak dimiliki oleh PSI yang mengusung jargon partainya anak muda. PSI lebih cenderung menjadi anak penurut dan berbakti kepada orang tua, tidak nakal lebih patuh, kalem sebagai anak mama... Eh papa maksudnya karena peminpin negeri ini bukan perempuan meski partai pemenang pemilu 2014 dipimpin seorang ibu yang legowo mau mengalah dengan anaknya dengan tidak mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia pada pilpres 2014 dan pilpres 2019 nanti.
Mungkin PSI merasa nyaman untuk selalu "maaf", berlindung di ketiak papanya daripada menjadi anak yang selalu protes dan cenderung nakal, anak baik kan selalu disayang papa dan mama beda dengan anak bandel dan ngeyel seringkali ditolak permintaannya oleh kedua ortunya, jabatan ortu pun nantinya juga diserahkan kepada anak yang baik yang selalu nurut.
Jadi strategi inilah yang digunakan PSI sehingga begitu lolos tanpa diminta atau transaksi politik langsung mendukung papa Jokowi untuk periode kedua. Mengapa para pengurus PSI nggak gabung sekalian dengan PDIP? Mungkin mereka kalah saing dengan yang lebih senior (tua), kan anak baik selalu menghormati yang lebih tua...
Inilah pendidikan karakter yang telah berhasil membentuk jiwa muda Indonesia menjadi anak yang sopan mau bersabar dalam pergantian kepemimpinan negeri ini, tidak mau instan untuk mencapai segala sesuatunya seperti kebanyakan anak muda zaman now.
Makanya partai Gerindra yang mengusung jargon anak muda pun iri terhadap PSI, maklumlah Gerindra kan termasuk anak muda yang punya jiwa pemberontak yang darah mudanya masih mengalir meski pimpinan partainya tidak muda lagi.
Bapak pendiri bangsa ini yang sangat meledak-ledak mewakili generasi muda saat masa pergerakan kemerdekaan dan sampai menjelang masa jabatannya masih mengelora karena darah mudanya tak berhenti mengalir di jiwanya dalam setiap pidatonya pernah mengatakan: "beri aku satu pemuda akan kuguncangkan dunia".
Akhirnya... Nanti dulu belum rampung, karena terrnyata eh ternyata sekjen PSI Raja Juli Antoni ketahuan sekarang dia adalah orator pada aksi Solidaritas Rakyat Jakarta Untuk Keadilan tanggal 20 Mei 2017 dengan obor lilinnya menuntut keadilan buat Ahok pada kasus intoleransi, dan pengalaman karirnya sungguh dibanggakan sebagai anak muda seperti Mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini juga pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institut, sebuah lembaga think tank yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.
Ia sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020, namun kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.
Lagi-lagi saya berpikir lagi oh ternyata emang sungguh PSI adalah termasuk anak muda yang selain anak papi yang baik juga setia kepada pasangannya, maka tak salah jika nantinya PSI menjadi idaman anak muda yang baik-baik untuk dipilih dalam pemilu 2018, belum lagi salah satu ketuanya Tsamara Armany menjadi daya tarik tersendiri bagi para kaum Adam pada umumnya untuk memilih PSI.
Kita tunggu apakah PSI berhasil memenuhi electoral treshold sehingga mempunyai fraksi sendiri untuk menyalurkan aspirasi anak muda di gedung DPR.
Dan saya yakin dengan bermodal gerakan anak muda yang penuh semangat sedikit gincu serta wajah milineal yang eksotik PSI bisa mempesonakan rakyat Indonesia untuk memilihnya.
Semoga PSI tetap memilki darah muda yang menggelora di setiap langkah politiknya dengan sikap menunjukan sebagai anak baik yang selalu menjaga kehormatan kedua orang tuanya...
Jadi jangan harap ada karakter Dilan di PSI ya, karena PSI lebih mirip Galih.... Bravo PSI!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews