Hiruk pikuk suara politik sejak zaman reformasi dan puncaknya saat Pak Jokowi manusia bantaran kali ini diizinkan Allah memegang amanah menjadi presiden RI. Hinaan, cacian, fitnah dan sumpah serapah. Keturunan PKI, anak Cina, Ndeso dan unskill. Berkontestasi dengan bekas Jendral yang seolah semua dia mampu dan punya, pendukungnya jumawa mengumbar-umbar, mereka lupa ada Tuhan yang maha "KUASA" di atas sana, ada Sang Maha Penentu dan Perestu.
Kemenangannya tidak disuka oleh mereka, sejak kekalahan jagonya sampai sekarang mereka menyalak, cara-cara makar pernah dicoba dengan Ahok sebagai sasaran antara dengan tujuan Pak Jokowi akan dihabisi, ambisi tak henti usahanya pakai jurus "drunken master", manusia penjual dan pemabuk keyakinan kumpul di sana dengan mulut terus marah dan prilaku yang tak baik untuk ditiru anak cucu... lucu dan membuat malu.
[irp posts="12143" name="Aparat Tangkap Pentolan MCA Tak Berarti Menangkapi Muslim"]
Usaha kasar mereka, cara murahan dengan terus menyalahkan kebenaran dilakukan sepanjang waktu. Group hoax, Serangan Cyber, sekarang Cadar dijadikan isu HAM, diklaim busana syar'i paling Islami, ditutup dari rambut sampai ujung kaki, selfie bareng kemudian anak cucunya nanya, mama dan nenek yang mana? Bagaimana kelak mereka tahu bahwa dulu punya mama dan nenek cantik yang bisa dijadikan cerita.
MCA ketauan siapa mereka dan untuk apa, sekarang cadar dijadikan gerakan seolah dizholimi, pakaian Islami sampai-sampai identitas diri sulit dimengerti.
Kebayang bagaimana nanti foto KTP, Passport, SIM dst. Sulit dimengerti pikiran dangkal dijadikan pondasi agama dan diklaim sebagai keharusan. Pilihan tidak dilarang tapi memaksakan tidak pada tempatnya menjadi kacau semua. Ormas-ormas yang mengaku memiliki kavling surga merajalela dengan dan yang sial kita kena imbasnya.
Indonesia punya kebaya bukan Abaya, Indonesia berbudaya bukan dijadikan lahan uji coba. Arab itu tempat diturunkannya agama, tapi bukan tempat yang bisa menjaga agama. Islam lahir di sana tapi besar di perantauan dan kitalah jazirah baru untuk membuat Islam maju. Di sinilah seharusnya rahmatanlilalamin bisa dicontohkan bukan sebaliknya, di sini di Indonesia. Toleran dan terbuka. Pakaian bagus-bagus sekarang disuruh jualan mata ninja.
[irp posts="12058" name="3 Gejala Mengapa Sampai Terjadi Pelarangan Pemakaian Cadar"]
Dengan atau tanpa cadar, Anda harus bisa besar dalam nalar yang seharusnya. Silakan memilih pakaian yang Anda suka, tapi kami juga punya pilihan yang membuat kami yakin bahwa Tuhan tidak melihat pakaian sebagai dasar keimanan serta menjadi orang yang bermanfaan untuk sesama.
Indonesia harus dijaga dari kedunguan apa saja. Kemben, Kebaya adalah kita punya, biarkan mereka berninja ria, kelak anak cucunya akan kehilangan budaya karena keturunannya tak mengenal ujudnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews