“Jokowi dapat dikalahkan!”
Ia lantangkan pernyataan itu dengan penuh keyakinan. Direkam oleh media, viral di dunia maya, dan diaminkan banyak masyarakat Indonesia.
Mardani Ali Sera, nama orang tersebut, punya keyakinan yang sama ketika ia diamanahkan oleh partai tempat ia bernaung untuk mengalahkan petahana gubernur DKI Jakarta pada September 2016 lalu. Kala itu ia yakin, Ahok yang punya elektabilitas 58% (Survei SMRC Juli 2016) bisa dikalahkan.
Meski kemudian ada perubahan keputusan, ia tak jadi dipasangkan dengan Sandiaga Uno untuk menghadang petahana, keyakinannya tetap tak berubah. Ia menerima amanah baru menjadi ketua tim sukses pemenangan Anies-Sandi untuk mewujudkan keyakinannya itu. Bekerja siang malam mengatur bermacam tim dengan bermacam peran dengan ikhlas, tanpa baper dan berfikir telah “di-php-in” partainya.
Sembilan belas April 2017, ia membuktikan apa yang ia yakini. Ahok tumbang dengan capaian hanya 42 persen, dilibas pasangan yang ia besut yang mencapai 58 persen. Apa kuncinya? “Doa,” ujar Mardani dalam silahturahmi akbar relawan Anies-Sandi di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad, 13 Agustus 2017.
Tentu ikhtiar tak ditinggalkan. Pada apel siaga kader PKS di Jakarta, Desember 2016, ia sampaikan tiga pilar merebut kemenangan yaitu luruskan niat, rendah hati, dan cerdas akal.
Prabowo pun memuji. “Panglima pemenangan Anies-Sandiaga adalah Mardani,” ujar Prabowo.
Kini hanya bertukar nama, dari Ahok ke Jokowi. Mardani masih punya keyakinan yang sama. Mereka bisa dikalahkan. Setelah pembuktian di pilgub Jakarta, berikutnya pembuktian di pemilihan presiden 2019.
Sebagai seorang yang punya potensi tinggi, telah menempuh pendidikan hingga tingkat doktoral, ia kembali diamanahkan oleh partai untuk merebut kursi kepresidenan. Ia adalah salah seorang dari 9 nama yang dicalonkan sebagai presiden oleh PKS.
[irp posts="750" name="Pernikahan Dini Sandiaga-Mardani Terancam Berakhir Sampai di Sini"]
Maka, Mardani harus mewujudkan keyakinannya dengan sekaligus menjadikan dirinya sebagai presiden RI ke-8 menggantikan Jokowi. Ia harus bekerja keras.
Pengalaman di pilgub Jakarta lalu begitu berharga. Tapi kini ia bukan sedang menggadangkan orang untuk meraih tampuk kepemimpinan nasional. Dirinya sendiri yang harus dijadikannya bahan bukti apa yang ia ucap di acara Indonesia Lawyer Club yang tayang di TVOne, 27 Februari 2018.
Tentu Mardani harus membawa gagasan. Tak cuma sekadar jargon “Jokowi dapat dikalahkan.”
Harus ada narasi yang ditawarkan untuk bangsa ini. Dan insya Allah, kita akan segera mendengar ide-ide konkritnya buat bangsa ini.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews