Ada foto beredar yang sumbernya dari akun FB Roy Janir. Roy ini adalah salah satu orang yang menjadi admin MCA, gerombolan tukang fitnah yang tujuannya mengacaukan masyarakat.
Di foto itu, Roy sedang berada satu mobil bersama Fadli Zon. Tentu orang mengira, mereka yang semobil bareng sambil selfie, bukanlah orang yang tidak kenal sama sekali.
Orang lalu berasumsi, Roy yang admin MCA nyatanya punya koneksi dengan Wakil Ketua DPR itu. Apakah MCA sebagai gerombolan juga berhubungan dengan Fadli? Mbuh.
Tapi Fadli mengelak. Katanya dia tidak mengenal Roy. Meskipun diakui bahwa orang yang naik mobil bersamanya itu adalah Roy Janir, yang kemarin ditangkap polisi sebagai admin MCA.
Saya tidak mau membahas Fadli dan Roy kenal apa gak. Lagian, mungkin saja Roy naik angkutan online. Lalu ada Fadli di jalanan minta ikut. Ini kemungkinan pertama dan itu bisa saja terjadi.
Kemungkinan kedua Roy lagi nunggu ojeg, lalu Fadli lewat dengan mobilnya. Tiba-tiba disuruh masuk. Diajak bareng. Ya, namanya juga anggota DPR, kan Roy juga adalah rakyatnya. Kalau Fadli ngajak rakyat yang tercecer di pinggir jalan masuk ke kendaraanya, bisa saja toh?
Kemungkinan ketiga. Roy menipu Fadli. Dia berbohong bahwa Jakarta sekarang berlaku 3 in 1 di semua ruas jalan. Nah, ketimbang ditilang polisi karena cuma berdua dengan supirnya, akhirnya Fadli memakai jasa joki seperti Roy itu.
Kemungkinan keempat. Selama ini Roy ngumpet di bawah karpet mobilnya Fadli. Lalu tetiba nongol begitu saja. Lantas selfie-selfie.
Kemungkinan kelima. Fadli mengira Roy sebagai Fahri Hamzah. Lalu dia mengajak bareng naik mobilnya. Baru disadari ternyata itu bukan Fahri, ketika fotonya beredar. Makanya dia kaget.
Kemungkinan keenam, Fadli bermaksud mengadopsi Roy sebagai anaknya. Tapi ternyata Roy ketahuan nakal bergabung dengan MCA.
[irp posts="11799" name="Kenapa Gerindra Sedemikian Membenci PSI?"]
Kemungkinan ketujuh. Itu sebetulnya bukan foto Roy Janir dan Fadli. Ini adalah salah satu scene dari iklan DAIA.
Kemungkinan kedelapan justru Roy Janir yang tidak kenal dengan Fadli Zon. "Maaf, Fadli itu siapa, ya? Gak kenal tuh. Jangan SKSD deh, aku gak sempat perhatiin satu-satu penggemarku."
Kemungkinan kesembilan atau terakhir, sebetulnya tidak ada orang yang bernama Roy Janir. Tidak ada juga yang namanya Fadli. Jadi foto itu, sebenarnya tidak ada. Wong, orang-orang yang difoto memang gak pernah ada.
"Ini semua rekayasa untuk menjatuhkan Jonru," kata Bambang Kusnadi.
"Kok, Jonru, sih Mbang?"
"Iya. Sebetulnya foto di mobil itu adalah Jonru bersama Buni Yani. Jonru nyaru mirip Roy Janir admin MCA itu. Dan Buni Yani nyaru menjadi Fadli."
"Yang nyupir, siapa?"
"Kak. Emma..."
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews