Setiap jengkal kehidupan di alam semesta ini selalu mencari kebahagiaan, dan menghindari penderitaan. Begitulah fakta semesta yang tak bisa dibantah. Salah satu unsur pembentuk kebahagiaan adalah kenikmatan. Maka, ia tak bisa dilangkahi begitu saja.
Di dalam hidup, kita harus mencari kenikmatan. Makanan yang nikmat akan membuat kita merasa segar. Tidur yang nikmat akan mengisi tenaga kita kembali. Persahabatan dan percintaan yang nikmat akan mengisi hidup kita dengan warna warni keindahan.
Sayangnya, banyak orang salah paham. Mereka mencari kenikmatan tidak dengan sepenuh hati. Mereka tidak mencari kenikmatan tertinggi yang bisa diraih manusia. Padahal, kenikmatan yang tak sepenuh hati itu banyak efek samping yang merugikan.
Contohnya adalah seks, makan berlebihan, belanja berlebihan sampai dengan alkohol. Semuanya tentu memberi kenikmatan. Namun, bentuknya setengah hati, dan memiliki efek samping yang merugikan, jika tidak dilakukan secara sadar. Pendek kata, semuanya memberi kenikmatan sesaat dan setengah hati.
Kenikmatan tertinggi bisa diraih, jika orang paham jati diri mereka sebenarnya.
Inilah kesadaran halus di balik segala pikiran dan emosi yang muncul. Kesadaran ini menerima sepenuhnya apa yang terjadi di sini dan saat ini. Kedamaian dan kebahagiaan pun muncul secara alami di dalam diri.
Inilah kenikmatan tertinggi yang bisa diraih manusia. Semua bentuk kenikmatan setengah hati, seperti seks, makan sampai dengan alkohol, menjadi tak lagi berarti. Itu semua bisa dilakukan dengan kesadaran, dan tidak dengan dorongan tanpa arah.
Jika orang menemukan kenikmatan tertinggi di dalam dirinya ini, maka segala bentuk kekecewaan dan penderitaan di dalam hidup bisa dijalani dengan penuh kedamaian.
Maka, janganlah tanggung-tanggung di dalam mengejar kenikmatan. Kejarlah kenikmatan yang tertinggi, yakni pemahaman jati dirimu yang sesungguhnya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Inilah pengalaman saya, dan pengalaman jutaan orang lainnya yang menekuni jalan ini sebelum saya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews