Postingan tidak selalu bermanfaat untuk seseorang, tetapi sebaliknya bisa mempersulit orang yang membuat postingan itu sendiri.
Itulah yang dialami seorang komikus Jepang (@hiroshionan) yang dianggap mengejek dan menghina Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam setidaknya empat karikatur yang telah dihapus tersebut, pria yang berdomisili di Bangkok, Thailand ini secara terang-terangan menyebut Indonesia sebagai 'Pengemis Kereta Cepat'.
Ada karikatur yang menceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut. Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.
Tak hanya itu, dia juga menggambar perbandingan transgender di Thailand dan Indonesia. Sempat heboh beberapa waktu lalu para transgender di Aceh dibina agar terlihat lebih macho.
[caption id="attachment_11238" align="alignleft" width="581"] Hiroshi Onan minta maaf (Foto: Tribunnews.com)[/caption]
Hal ini tentu memancing kemarahan netizen Indonesia. Banyak yang menyebutnya cari perhatian, bahkan ada yang memaki dengan kata-kata kasar.
Setelah heboh kasus tersebut, tiba-tiba akun Twitter @hiroshionan, menghilang bersamaaan dengan akun Facebook miliknya. Diduga, akun tersebut terkena suspend dari pihak Twitter menyusul banyaknya netizen yang melaporkan.
Akhirnya, setelah beberapa jam tak bisa diakses, akun Twitter @hiroshionan kini sudah bisa kembali diakses. Tak hanya itu, ia turut menyampaikan permohonan maafnya kepada rakyat Indonesia, Pemerintah Indonesia, serta Presiden Jokowi.
I,m sorry. beggar is over Excessive demands.
I was heat up. but now cooldown.
Mr,president JOKOWI and Indonesian everyone,and Indnesia gov
I,m Really sorry. I am shame. I take back picture.I,m sorry.pic.twitter.com/EMtITqkYX0
— Onan Hiroshi (@hiroshionan) February 25, 2018
Ia mengaku bahwa ia tengah emosi pada waktu itu, sehingga menuliskan kata-kata yang terkesan menghina seperti 'pengemis' pada akun Twitternya.
“Bapak Presiden Jokowi dan semua rakyat Indonesia, pejabat pemerintah, saya sangat menyesal,” tulisnya dalam bahasa Inggris.
Hiroshi mengaku malu akan perbuatannya tersebut dan kini telah menghapus beberapa postingannya yang menyindir Indonesia.
“Saya sangat menyesal, saya malu, saya menarik kembali foto (komik) itu. Maafkan saya,” tekan Onan Hiroshi
Postingannya ini mendapatkan banyak reaksi dari netizen dari Indonesia sejak diunggah pada Minggu, 25 Februari 2018, pukul 17.30 WIB.
Tentang menghina dan memaparkan data yang tidak akurat dalam memaparkan hasil karya seseorang, saya teringat akan kasus Bambang Tri ketika menulis buku: "Jokowi Undercover," juga menghebohkan itu. Bambang Tri ini adalah adiknya Bambang Sadono, sekarang anggota DPD RI, teman saya ketika di SMA Negeri Blora, Jawa Tengah.
Setelah di sidang di Blora, Bambang Tri masuk dalam tahanan. Ada imbauan agar keluarga meminta maaf, sayangnya permintaan kepada Presiden Jokowi ini tidak terdengar. Bambang Tri dinyatakan bersalah yang mengutip data tidak akurat dalam bukunya itu.
Jokowi sekarang ini adalah Presiden RI yang sah. Ia merupakan lambang sebuah negara, suka atau tidak, sebagai warga negara patut kita hormati. Penghinaan kepada Presiden RI, sama dengan menghina bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Jokowi lahir di Solo, 21 Juni 1961. Meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1985. Latar belakang sebagai pengusaha membuat cara pandang terhadap pedagang berbeda. Ketika sebelum menjadi Presiden RI, yaitu ketika menjadi Wali Kota Solo, salah satu obsesinya adalah mengangkat status Pedagang Kaki Lima menjadi saudagar.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews