Sebut Indonesia "Pengemis Kereta Cepat", Komikus Jepang Ini Minta Maaf

Senin, 26 Februari 2018 | 11:28 WIB
0
439
Sebut Indonesia "Pengemis Kereta Cepat", Komikus Jepang Ini Minta Maaf

Postingan tidak selalu bermanfaat untuk seseorang, tetapi sebaliknya bisa mempersulit orang yang membuat postingan itu sendiri.

Itulah yang dialami seorang  komikus Jepang (@hiroshionan) yang dianggap mengejek dan menghina Indonesia, khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam setidaknya empat karikatur yang telah dihapus tersebut, pria yang berdomisili di Bangkok, Thailand ini secara terang-terangan menyebut Indonesia sebagai 'Pengemis Kereta Cepat'.

Ada karikatur yang menceritakan bagaimana awal dari rencana pembangunan kereta cepat tersebut dibangun oleh Jepang. Pihak Jepang sudah melakukan studi terkait rencana pembangunan mega proyek tersebut. Hasil studi Jepang kemudian diserahkan ke Indonesia. Akan tetapi, data tersebut justru diberikan kepada China yang kemudian diberikan wewenang membangun proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta-Bandung.

Tak hanya itu, dia juga menggambar perbandingan transgender di Thailand dan Indonesia. Sempat heboh beberapa waktu lalu para transgender di Aceh dibina agar terlihat lebih macho.

[caption id="attachment_11238" align="alignleft" width="581"] Hiroshi Onan minta maaf (Foto: Tribunnews.com)[/caption]

Hal ini tentu memancing kemarahan netizen Indonesia. Banyak yang menyebutnya cari perhatian, bahkan ada yang memaki dengan kata-kata kasar.

Setelah heboh kasus tersebut, tiba-tiba akun Twitter @hiroshionan, menghilang bersamaaan dengan akun Facebook miliknya. Diduga, akun tersebut terkena suspend dari pihak Twitter menyusul banyaknya netizen yang melaporkan.

Akhirnya, setelah beberapa jam tak bisa diakses, akun Twitter @hiroshionan kini sudah bisa kembali diakses. Tak hanya itu, ia turut menyampaikan permohonan maafnya kepada rakyat Indonesia, Pemerintah Indonesia, serta Presiden Jokowi.

I,m sorry. beggar is over Excessive demands.

I was heat up. but now cooldown.

Mr,president JOKOWI and Indonesian everyone,and Indnesia gov

I,m Really sorry. I am shame. I take back picture.I,m sorry.pic.twitter.com/EMtITqkYX0

— Onan Hiroshi (@hiroshionan) February 25, 2018

Ia mengaku bahwa ia tengah emosi pada waktu itu, sehingga menuliskan kata-kata yang terkesan menghina seperti 'pengemis' pada akun Twitternya.

“Bapak Presiden Jokowi dan semua rakyat Indonesia, pejabat pemerintah, saya sangat menyesal,” tulisnya dalam bahasa Inggris.

Hiroshi mengaku malu akan perbuatannya tersebut dan kini telah menghapus beberapa postingannya yang menyindir Indonesia.

“Saya sangat menyesal, saya malu, saya menarik kembali foto (komik) itu. Maafkan saya,” tekan Onan Hiroshi

Postingannya ini mendapatkan banyak reaksi dari netizen dari Indonesia sejak diunggah pada Minggu, 25 Februari 2018, pukul 17.30 WIB.

Tentang menghina dan memaparkan data yang tidak akurat dalam memaparkan hasil karya seseorang, saya teringat akan kasus Bambang Tri ketika menulis buku: "Jokowi Undercover," juga menghebohkan itu. Bambang Tri ini adalah adiknya Bambang Sadono, sekarang anggota DPD RI, teman saya ketika di SMA Negeri Blora, Jawa Tengah.

Setelah di sidang di Blora, Bambang Tri masuk dalam tahanan. Ada imbauan agar keluarga meminta maaf, sayangnya permintaan kepada Presiden Jokowi ini tidak terdengar. Bambang Tri dinyatakan bersalah yang mengutip data tidak akurat dalam bukunya itu.

Jokowi sekarang ini adalah Presiden RI yang sah. Ia merupakan lambang sebuah negara, suka atau tidak, sebagai warga negara patut kita hormati. Penghinaan kepada Presiden RI, sama dengan menghina bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Jokowi lahir di Solo, 21 Juni 1961. Meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1985. Latar belakang sebagai pengusaha membuat cara pandang terhadap pedagang berbeda. Ketika sebelum menjadi Presiden RI, yaitu ketika menjadi Wali Kota Solo, salah satu obsesinya adalah mengangkat status Pedagang Kaki Lima menjadi saudagar.

Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net

***