Perceraian, Benarkah Itu Bentuk Kegagalan Rumah Tangga?

Minggu, 25 Februari 2018 | 15:43 WIB
0
964
Perceraian, Benarkah Itu Bentuk Kegagalan Rumah Tangga?

Perceraian bukanlah kegagalan rumah tangga tapi jalan hidup dan takdir yang harus dilalui sebagai pengalaman dan pelajaran hidup.

Orang yang bercerai lalu mengatakan rasa bersalahnya, "rumah tangga saya gagal," atau "saya mengalami kegagalan rumah tangga," adalah ungkapan yang keliru sebab perceraian belum tentu sebuah kegagalan, tergantung masalah dan konteksnya. Tak perlu berkecil hati.

Rumah tangga yang utuh atau tidak bercerai belum tentu rumah tangga yang sukses dan berhasil. Kalau rumah tangganya "awet rajet," atau anaknya kena narkoba, gagal sekolah, kluarganya tak taat beragama, anak gadisnya hamil saat pacaran, istrinya selingkuh, suaminya korupsi dan penghuni "Komplek LAPAS Permai Asri," dll, itukah keberhasilan rumah tangga hanya karena tidak berpisah atau bercerai?

Efek negatif dari perasaan "gagal rumah tangga" adalah merasa bersalah atau merasa kecil dibanding yang "utuh." Merasa gagal tidaklah perlu, selain belum tentu itu kegagalan, dampaknya akan tidak percaya diri bahkan "down," hilanglah optimisme. Hilangnya harapan hidup adalah dosa.

Menyebut "gagal" atau "kegagalan" harus ada indikatornya. Indikator kegagalan rumah tangga itu apa? Perpisahan atau perceraian? Belum tentu. Kalau orang merasa nyaman, lebih tenang hidupnya dan lebih bahagia setelah bercerai, kegagalannya di mana? Bahkan banyak single parent yang berhasil mendidik anak-anaknya pada sukses, gagalnya di mana?

Berpasangan dengan yang tidak cocok, yang sudah tidak sevisi-semisi, bertengkar terus, beda haluan, banyak melanggar syariat, sudah tidak ada saling hormat, kemudian berpisah karena sudah tak tahan dan pisahnya itu lebih baik bagi keduanya ketimbang terus bersama dalam kemunafikan rumah tangga, dimana kegagalannya?

[irp posts="7723" name="Gugatan Cerai Ahok dan Etika Kristen Protestan"]

Perceraian berarti ketakmampuan menjaga keutuhan, itu benar, tapi belum tentu kegagalan. Kegagalan itu menyangkut hal-hal yang substansial bukan teknis-administratif rumah tangga.

Rumah tangga disebut gagal bila tidak berhasil mengembangkan potensi anggota keluarga, bakat-bakat tak berkembang, gagal mendidik dan mencetak anak yang shaleh, gagal membimbing istri menjadi istri yang baik, gagal membawa anak istri lebih taat pada agama dan lebih dekat dengan Tuhannya, gagal membawa mereka ke surga dll. Itulah kegagalan. Wallahu a'lam.

***