Diumumkannya 14 partai peserta Pemilu 2019 menyadarkan kita bahwa Cendana masih ada dan mungkin bisa berjaya seperti zaman Orba kalau saja manusia-manusia murah Indonesia yang ada di urusan negara kualitasnya masih seperti sirkus kurang makan. Tambahan 4 partai baru, 3 di antaranya adalah kekuatan Cendana; Garuda, Berkarya dan Perindo jelas darah Orba dalam kemasan now. HT adalah orang militannya Cendana.
Manusia licin bak biji nangka kena oli ini loncatannya mengagumkan dalam koridor memuakkan. Dia keluar dari Hanura, masuk Nasdem, keluar lagi buat Perindo, dukung Jokowi, jadi santri, masuk mesjid keluar gereja, naik mimbar memberi tausiah, tangannya dicium santri yang dikelola para ustad kurang gizi, sampai membedakan mana ular mana belut saja matanya ngeblur. Ini penyakit yang diidap masyarakat, kalau ada orang datang bawa uang, agamapun jadi nomor belakang.
Tiga partai di atas tak mungkin lepas dari nafsu berkuasa dengan tabungan uang melimpah hasil pengerukan 32 tahun, kroninya ada di mana-mana, mungkin semua partai ada koloni yang dibiayai, kecuali PSI itu pun masih diuji.
Golkar adalah rumah besar para pemikir Orba, kalaupun sedikit berubah itu cuma pura-pura, toh kebaca Tomy, Titiek masih ada di sana sebagai pendana, ditambah partai ex mantu Gerindra yang nafsunya luar biasa untuk berkuasa merebut Indonesia dari sebuah kebenaran yang sedang ditata.
Coba dirasa-rasa kadar keberpihakan partai kepada Cendana, Golkar 50%-50%, Perindo, Garuda, Berkarya, Gerindra 100%, PAN 50-50, PKS 70-30, Hanura 30-70, PDIP 10-90, dst. Kenapa Cendana masih ada, ya karena sebagian besar partai yang ada orang-orangnya adalah anak didik orba, habisnya priode mereka mungkin 10-15 tahun kedepan.
Itu pun kalau mereka tidak meninggalkan anak didik yang berpikir sama, BERKUASA, HARTA DAN DIPUJA-PUJA. Sehingga Indonesia akan terus diganggu dengan uang yang diiming-imingkan, tinggal rakyat yang menentukan mau dipimpin setan atau orang beneran.
Tak usah pede dengan deklarasi partai rame-rame mendukung Jokowi, mereka cuma cari Lokomotif untuk menariknya karena Jokowi sekarang adalah lokomotif terkuat menarik suara rakyat, ini yang mereka manfaatkan, bahkan Nasdem saja tidak membuat kita nyaman, karena kelakuan SP juga 11-12, dia lama di Cendana, dia sohibnya BTH dan itu tidak bisa dilepas begitu saja.
Dari gelagat yang ada, kita masih dikepung srigala, untuk itu kekuatan rakyat yang harus diperkuat, PDIP saja masih main urat, kalau sang ratu mau anaknya jadi wapres, kita pasti kiamat. Semoga pikiran sempitnya tak kumat.
Jokowi harus dijaga kalau kita tak mau dimakan srigala.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews