Perang di Suriah sudah hampir enam tahun berjalan, kerusakaan akibat perang baik infrastruktur atau nyawa tak terhitung jumlahnya. Tak terperikan.
Bahkan wilayah Raqqa kerusakannya hampir 95% rata dengan tanah. Di wilayah ini, ISIS masih menunjukan eksitensinya dan masih melakukan perlawanan, meski tidak sekeras dulu. Sesekali sisa-sisa pasukan ISIS bisa menembak jatuh pesawat tempur Rusia dengan senjata panggul atau lebih dikenal MANPADS (Man Portable Air Defence System).
Masuknya tentara Turki ke wilayah Afrin yang masih milik Suriah dengan alasan untuk memburu milisi Kurdi menambah konflik. Suriah semakin muram dan runyam, padahal Suriah negara yang berdaulat yang tidak bisa sembarangan negara lain memasuki wilayahnya.
Sepertinya kedamaian di Suriah masih jauh dari harapan, bahkan negara tetangga malah menjadi provokator atau memancing terjadinya konflik baru yang berkepanjangan, yaitu Israel.
Baru-baru ini pesawat tempur F-16 Israel ditembak jatuh karena memasuki wilayah Suriah dengan rudal yang sudah tua, yaitu S-200, ini rudal pesawat buatan Rusia.
[irp posts="10770" name="Benar, ISIS Itu Memang Ciptaan Amerika Serikat dan Israel"]
Konflik perang di Suriah saja belum berakhir, akan ada perang baru yang setiap saat bisa meletus dan akan semakin meluas konflik di kawasan timur tengah, yaitu konflik antara Lebanon dan Isreal. Perang antardua negara di kawasan Timur Tengah ini bisa meletus sewaktu-waktu karena masalah wilayah perbatasan yang merebutkan Blok 9 yaitu ladang minyak dan gas bumi dilepas pantai Mediterania.
Israel ingin mencaplok wilayah ini masuk ke dalam wilayahnya, tetapi pemerintah Lebanon menolak dan mengancam bahwa perang bisa terjadi kalau sampai Israel memasukan ladang minyak dan gas masuk ke dalam wilayah Israel.
Bahkan Hizbullah yang merupakan bagian dari pemerintah Lebanon juga mengamcam akan menyerang wilayah lepas pantai yang diperebutkan itu.
Kita ketahui Hizbullah mempunyai tentara yang kuat bahkan lebih kuat dari tentara Lebanon sendiri, senjatanya juga semakin maju dan lengkap apalagi dalam perang Suriah, Hizbullah juga ikut membantu perang melawan ISIS dan menjadikan Hizbullah semakin matang dalam menggunakan senjata-senjata modern dan menjadikan perang Suriah sebagai pengalaman yang berharga.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku khawatir tentang kemungkinan adanya konfrontasi langsung antara Israel dengan Hizbullah. Ia menekankan, jika sampai terjadi hal ini akan jadi mimpi buruk terburuk.
Bahkan Diplomat AS juga datang ke Lebanon untuk meredakan ketegangan antara Lebanon dan Israel, tetapi hasil dari pembicaraan antara Diplomat AS dan pemerintah Lebanon itu ditolak oleh pemerintah Lebanon dan Hizbullah karena hanya menguntungkan Israel.
[caption id="attachment_10895" align="alignleft" width="530"] Antonio Guterres (Foto: Detak.co)[/caption]
Konflik antara Hizbullah dan Israel terakhir terjadi pada tahun 2006 yang mengangkat nama Hizbullah semakin disegani dikawasan, terutama Israel.
Semua konflik di Timur Tengah tidak jauh dari minyak dan gas, bahkan sampai mengeluarkan dana trilyunan untuk perang.
Israel sangat takut oleh ketegangan yang diciptakan sendiri, Israel tidak ingin atas kehadiran Iran di Suriah, apalagi Hizbullah juga sangat dekat dengan Iran.
Bahkan Iran juga membangun pangkalan militer di Suriah. Ini semakin membuat khawatir Israel yang jadi musuh bebuyutanya. Amerika dan Isreal tidak ingin Iran bercokol di Suriah, sedangkan mereka ingin bebas membuat onar di negara Suriah atau tidak stabilnya kawasan Timur Tengah.
Kalau sampai perang antara Lebanon dan Israel terjadi, ini akan membawa konflik kawasan semakin panas dan mengerikan. Korban sipil tidak akan terhindarkan.
Banyak yang cinta damai tapi perang makin ramai, bingung... bingung...
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews