Ada yang menarik dari tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada Bangkalan 2018 mendatang. Adalah Mohammad Farid Al Fauzi, anggota DPR RI dari Partai Hanura yang siap sebagai cabup untuk memajukan Bangkalan yang dinilainya “ketinggalan”.
Pilkada Bangkalan 2018 nanti diikuti oleh tiga paslon: Farid Al Fauzi – Sudarmawan (Partai Hanura, Partai Demokrat, PAN, dan PDIP), Imam Buchori – Mondir Rofi’i (PKB, PKS, dan NasDem), dan Abdul Latif Amin Imron – Moh. Mohni (Gerindra, PPP, dan Golkar).
Cawabup pasangan Farid Al Fauzi, Sudarmawan adalah Kepala BPBD Jatim, juga mantan Sekretaris Daerah Bangkalan. Paslon Imam Buchori – Mondir Rofi’i sudah tidak asing lagi di panggung politik Kabupaten Bangkalan.
Imam Buchori yang akrab disapa Ra Imam pernah menorehkan sejarah pilu dalam kontestasi Pilkada Bangkalan 2013 lalu. Berpasangan dengan Zainal Alim, ia terlempar dari persaingan memperebutkan kursi Bupati Bangkalan saat jelang pelaksanaan hari tenang pilkada.
Farid Al Fauzi akhirnya “turun” dalam gelaran Pilkada Bangkalan 2018, karena Bangkalan masuk sebagai kategori kabupaten tertinggal. Ia menilai, indeks pembangunan manusia (IPM) di Bangkalan rendah, “tidak ada perkembangan ekonomi,” ujarnya.
Selain itu, “Tidak adanya kemajuan investasi, dan pendidikan yang masih rendah sehingga menjadi kabupaten yang tertinggal, maka saya akan maju untuk memperbaiki itu semuanya itu,” lanjut Farid Al Fauzi di depan Komunitas Wartawan Bangkalan.
Alumni Teknik Kimia Istitut Teknologi 10 November 1945 Surabaya (ITS) itu berpendapat bahwa seharusnya kabupaten yang ada di sekitar Kota Surabaya bisa maju dan berkembang secara cepat.
“Seharusnya semua daerah penopang kota terbesar nomor dua, yaitu Surabaya bisa menjadi kabupaten yang maju dan berkembang pesat seperti halnya Kabupaten Sidoarjo dan Gresik,” lanjut Farid Al Fauzi.
Farid Al Fauzin membandingkan Kabupaten Bangkalan dengan dua kabupaten yang saat ini sedang berkembang pesat. “Bangkalan yang langsung nempel tidak terjadi apa-apa,” lanjut Master lulusan Bisnis Internasional Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini.
Itulah yang kemudian menjadi pertanyaan besar Doktor lulusan Universitas Airlangga (UA) Surabaya ini. Menurutnya, Bangkalan butuh pemimpin yang bisa menjadi tauladan untuk masyarakatnya.
Farid Al Fauzi menjamin, jika ia nanti terpilih menjadi Bupati Bangkalan akan menjadikan Bangkalan sebagai kabupaten yang tingkat korupsinya nol. Sebuah cita-cita mulia yang patut diapresiasi, tentunya.
“Saya akan menjadikan Bangkalan zero korupsi, tidak ada lagi setoran, fee, ataupun korupsi sehingga kejahatan tidak terjadi lagi,” ungkapnya, seperti dilansir MataMaduraNews.com. Sebab, bagi mantan aktivis tersebut korupsi merupakan akar kejahatan yang luar biasa.
Bahkan, Farid Al Fauzi menolak jika korupsi di Bangkalan dianggap sebagai sebuah takdir. “Kita semua harus optimis, jangan lantas karena korupsi terjadi bertahun-tahun lantas kita mengatakan kalau itu sebuah takdir, itu hanya ungkapan keputusasaan,” jelasnya.
Ia mengajak semua elemen di Bangkalan untuk yakin dan optimis kalau Bangkalan itu bisa bangkit sebagaimana jargonnya “Bangkalan Berani Bangkit”. Tidak salah jika akhirnya DPP PAN mendukung politikus Hanura ini maju Pilkada Bangkalan 2018.
[irp posts="10795" name="4 Kades Bangkalan Ini Laporkan Suap Cabup Fariz Al Fauzi"]
Menurut Ketua DPD PAN Bangkalan Abd Rahman, Farid Al Fauzi merupakan salah satu kandidat yang memiliki komitmen untuk membuat perubahan di Bangkalan. “Beliau yang menggugah kesadaran masyarakat di tengah keterpurukan ini dengan jargon Bangkalan Berani Bangkit,” paparnya melalui tulisan.
Abd Rahman menilai, Farid memiliki rekam jejak yang positif, sehingga kesediaannya untuk ikut andil peduli terhadap tanah kelahirannya patut diapresiasi. “Integritas, kompetensi, dan rekam jejaknya terpuji,” lanjutnya.
Farid Al Fauzi adalah tokoh politik nasional dari Bangkalan, Madura. Kesediaannya untuk memimpin Bangkalan merupakan sebuah pengorbanan juga keterpanggilan untuk membuat perubahan, memperbaiki kinerja pemerintahan dan perekonomian masyarakat Bangkalan.
Abd. Rahman meyakini sosok Farid akan mampu memberikan solusi terbaik tentang berbagai permasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh Kabupaten Bangkalan.
“PAN percaya Farid Al Fauzi akan menciptakan perubahan kearah yg lebih baik. Bangkalan akan lebih bersih dari korupsi, bangkit, dan maju serta masyarakatnya akan lebih sejahtera,” papar Abd Rahman.
Dr. Ir. Mohammad Farid Al Fauzi, MM berhasil menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019 dari Partai Hanura Daerah Pemilihan Jawa Timur XI (Madura) setelah memperoleh 115.963 suara. Ia salah satu petinggi Pondok Pesantren Al Kholidiyaj Al Ishaqiyah di Bangkalan.
Pada masa kerja 2014-2019 Farid Al Fauzi duduk di Komisi VI yang membidangi investasi, badan usaha milik negara, perdagangan, dan perindustrian. Pada Januari 2017, terjadi mutasi di internal Hanura, dipindah ke Komisi VII yang membidangi energi dan lingkungan hidup.
Farid Al Fauzi adalah Sarjana lulusan Teknik Kimia ITS (1988), Master Bisnis Internasional UGM (2002), dan Doktor Bisnis UA (2012). Perjalanan karier politik dimulai menjadi Wakil Ketua Wakil Ketua Fraksi Gabungan DPRD Jatim 1999-2004.
Kemudian berlanjut menjadi Ketua Fraksi PPP DPR Jatim 2004-2009. Farid Al Fauzi pernah menjadi Wakil Ketua DPW PPP 2002-2004, Ketua DPW PPP 2004-2009. Selepas dari PPP, ia bergabung dengan Hanura dan menjadi Ketua DPW Hanura Jatim.
Puncaknya, Farid Al Fauzi terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019. Dan, kini ia maju sebagai Cabup Bangkalan pada Pilkada Bangkalan 2018 mendatang. Ia berpasangan dengan Sudarmawan, Kepala BPBD Jatim, mantan Sekdakab Bangkalan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews