Berulang Kali Digoyang Sana-sini, Rini Soemarno Tetap Bergeming

Jumat, 26 Januari 2018 | 09:02 WIB
0
487
Berulang Kali Digoyang Sana-sini, Rini Soemarno Tetap Bergeming

Rini Soemarno adalah wanita tahan banting dan tahan uji. Ia hanya seorang wanita biasa yang tidak punya dukungan atau sandaran politik ke partai-partai atau ormas-ormas atau pengamat-pengamat. Ayahnya adalah Soemarno, menjadi pejabat Gubernur Bank Indonesia dan menteri Keuangan pada tahun 1960-1962.

Rini Soemarno mengawali karier di Citibank di Jakarta. Kariernya melesat sampai menduduki posisi kursi Vice Predident. Setelah itu ia pindah ke perusahaan Astra Internasional dan kariernya juga melesat sampai Direktur Keuangan. Dan di Astra Internasional ini ia mengalami masa-masa sulit pada krisis ekonomi 1998, ia harus menyelamatkan perusahaan ini. Rupanya ia harus merelakan jabatan  Presiden Direktur kepada orang lain akibat intrik politik perusahaan.

Waktu Joko Widodo mencalonkan diri menjadi presiden, Rini Soemarno menjadi tim sukses yang mendampingi Joko Widodo. Ia menggalang dana dari pengusaha-pengusaha. Karena Rini mantan penjabat di perusahaan tentu tidak sulit untuk menggalang dana.

[irp posts="8609" name="Tak Ada Lagi Reshuffle, Anggota Kabinet Jangan Berpolitik!"]

Akhirnya Rini Soemarno masuk dalam jajaran kabinet Presiden Joko Widodo untuk jabatan sebagai menteri BUMN. Sebagai menteri BUMN tentu ini jabatan yang mentereng dan diincar banyak orang, juga lahan basah yang sering dijadikan tambang uang oleh partai-partai politik.

Sejak menjadi menteri BUMN, menteri Rini banyak dimusuhi banyak kalangan, mulai dari partai PDIP, bahkan kader-kader ini sering menyerang yang bersangkutan secara terang-terangan dan yang menyerang jabatannya juga seorang menteri Dalam Negeri. Belum oleh kader-kader yang lain seperti Rieke atau Oneng (dalam sinetron), Masiton dan konco-konconya. Tapi menteri Rini tetap tenang dan tidak menanggapi secara serius atau emosional.

Bahkan karena Hak Angket dalam kasus Pelindo II hasil rekomendasi yang dibacakan oleh Rieke mengusulkan kepada Presiden untuk memecat menteri Rini dengan alasan merugikan Pelindo II.

Tetapi Presiden Joko Widodo tidak menggubris rekomendasi dari kalangan DPR ini. Akhirnya menteri Rini tidak bisa rapat dengan anggota Dewan sampai detik sekarang ini. Jadi kementerian BUMN kalau rapat diwakili oleh menteri Keuangan. Ceritanya diboikot oleh wakil rakyat. Kok bisanya main boikot kayak sekelompok orang yang boikot Facebook tempo hari!

Rini Soemarno bukanlah wakil dari partai. Ia datang dari kalangan profesional dan jadi sasaran empuk oleh politikus Senayan. Hampir semua partai tidak suka sama menteri Rini ini, bahkan dari kalangan pengamat dan masyarakat.

Karena Rini Soemarno menjadi menteri BUMN yang membawai 118 perusahaan dan dengan Aset kurang lebih 4.500 triliun, tentu ini juga menjadi incaran banyak partai untuk bisa jadi Direktur sebagai wakil dari partai. Rupanya ini yang bikin marah kalangan politikus Senayan.

Menteri Rini dalam mengelola 118 BUMN dengan profesional, maksudnya yang menjadi Direktur adalah benar-benar orang profesional, tidak ada titipan dari kalangan partai. Paling dari tim sukses Joko Widodo hanya menjadi Komisaris BUMN.

Banyak kalangan yang mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengganti menteri Rini ini. Bahkan menteri Rini dikepret oleh "Raja Kepret" yaitu Rizal Ramli juga tidak mempan, malahan Rizal Ramli yang akhirnya terpental alias diganti karena sering bikin ulah dan gaduh.

[irp posts="8735" name="Nyi Roro Kidul itu Bernama Susi"]

Setiap ada reshuffle nama menteri Rini selalu muncul yang akan diganti dan digusur, tetapi dari tiga kali kocok ulang kabinet, Menteri Rini tetap tidak bisa digoyang oleh siapapun juga. Ia wanita tangguh dan kuat.

Presiden Joko Widodo memberi kepercayaan penuh kepada menteri Rini dan Presiden juga tidak terpengaruh oleh suara-suara di luar yang ingin yang bersangkutan diganti, Presiden melihat kinerja menteri Rini yang dinilainya berhasil membenahi BUMN.

Dan sekarang lewat menteri Rini Holding BUMN mulai dibentuk seperti Holding Tambang yang akan membeli saham Freeport. Baru-baru ini juga ia akan dibentuk Holding Gas di mana PGN atau Gas Negara akan menjadi anak Pertamina.

Tetaplah bekerja menteri Rini, tetaplah bekerja untuk membenahi BUMN.

***

Editor: Pepih Nugraha