Semenjak gagal dalam pilkada DKI, praktis Agus Yudhoyono menjadi pengangguran. Tetapi ,bukan pengangguran biasa seperti masyarakat pada umumnya. Ia menjadi pengangguran yang dipingit untuk menuju Pilpres 2019. Waktu masih aktif di dinas TNI, ia biasa disiplin berangkat pagi, pulang sore, sesuai jam dinas kerja.
Tetapi Agus Yudhoyono juga seorang pangeran Cikeas yang sudah dipersiapkan untuk menjadi calon dari Partai Demokrat, baik itu sebagai calon presiden maupun wakil presiden, seperti yang pernah disampaikan oleh DPP Demokrat yaitu Syarif Hasan.
Bahkan pasca kekalahan dalam pilkada DKI, ia terus membentuk “The Yudhoyono Institute”. Tentu tujuannya untuk mengenalkan atau mengetahui pemikiran Agus Yudhoyono dan sudah sering mengahdiri undangan, baik itu untuk seminar atau peresmian berkaitan dengan Partai Demokrat.
Partai Demokrat adalah pemilik saham mayoritasnya adalah keluarga Cikeas, tentu ini bisa menjadi jalan bagi putranya yaitu Pangeran Cikeas Agus Yudhoyono untuk dicalonkan dalam pilpres 2019.
Apalagi dalam pilkada 2018 Agus Yudhoyono ditunjuk menjadi komandan dalam tim pemenangan Partai Demokrat. Ini bukan pekerjaan mudah, tapi juga menjadi magang atau latihan dalam menyusun strategi dalam pemenangan pilkada.
Susilo Bambang Yudhoyono yang juga sebagai ketua Umum Partai Demokrat dan juga mantan Presiden tentu akan menjadi tutorial bagi anaknya untuk meraih cita-cita menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Apalagi sekarang SBY sudah mulai mengkritik pemerintah yaitu soal kriminalisasi ulama dan membandingkan waktu dirinya menjadi presiden tingkat pertumbuhan bisa mencapai 6%. SBY sudah mempersipakan amunisi-amunisi untuk kepentingan Partai Demokrat dan simpati dari masyarakat. Diperkirakan masih akan banyak manuver-manuver yang akan dilakukan demi simpati dan meraih dukungan.
[irp posts="3872" name="Menakar Siapa Pendamping Prabowo; Zulkifli atau AHY?"]
Agus Yudhoyono sudah digadang-gadang untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden lewat Partai Demokrat, jadi kader-kader partai yang lain harap tau diri untuk tidak mengganggu Pangeran Cikeas.
Kalau Partai Demokrat ingin mengusung Agus Yudhoyono menjadi calon presiden dan wakil presiden, maka partai ini harus bisa berkoalisi dengan partai lainnya.dan punya posisi tawar yang tinggi. Padahal diprediksi calon presiden dan wakil presiden 2019 adalah hanya dua calon seperti tahun 2014 yaitu Joko Widodo vs Prabowo Subianto.
Apakah Agus Yudhoyono ingin menjadi calon presiden alternatif? Sepertinya berat jika ingin menjadi calon presiden, maka keinginan menurunkan menjadi calon wakil presiden adalah masuk akal. Siapa yang mau dipasangkan dengan Agus Yudhoyono menjadi calon wakil Presidennya, adalah tugas Demokrat lainnya.
Apakah Prabowo mau dipasangkan dengan Agus Yudhoyono dalam pilpres 2019? Politik adalah dinamis serba mungkin, tapi masak iya seorang Jenderal didampingi oleh seorang mayor, sekalipun bukan mayor biasa. Tentu partai-partai pengusung Prabowo juga akan menyodorkan kadernya untuk menjadi calon wakil presiden. Di sinilah lobi-lobi politik dilakukan sekalipun akan menguras pikiran dan waktu.
Terus bagaimana kalau Agus Yudhoyono disandingan dengan Presiden Joko Widodo? Ini menarik, kalau sampai pada pilpres 2019, Presiden Joko Widodo disandingakan dengan Agus Yudhoyono, sama saja membesarkan anak macan. Maksudnya hanya akan membesarkan nama Agus Yudhoyono dan akan mengantarkan Agus Yudhoyono menjadi Presiden pada 2024.
Wakil Presidennya Joko Widodo-lah nanti adalah yang berpeluang menjadi Presiden 2024.
Dan tentu juga tidak mudah untuk bisa menjadi pendamping Joko Widodo pada 2019 karena dari partai-partai yang lain juga ingin menjadi calon wakil presiden. Apalagi partai Demokrat dalam pilpres 2014 adalah bersikap netral.
Tentu seorang Joko Widodo akan lebih baik mencari calon wakil presiden yang berpangkat Jenderal daripada seorang yang berpangkat mayor, dari jam terbang sangat jauh antara jenderal dan mayor.
Akan tetapi sang Ketua Umum Partai Demokrat yang tak lain adalah ayahanda sendiri yaitu SBY, tentu akan berjuang matia-matian atau sekuat tenaga supaya Agus Yudhoyono bisa menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Semua partai dari sekarang sudah ancang-ancang dan mengelus-elus jagonya masing-masing.
Partai Demokrat bukan hanya berkeinginan mencalonkan Agus Yudhoyono menjadi calon presiden dan wakil presiden tetapi juga ingin mengembalikan citra partai Demokrat supaya bisa kembali rebound atau naik dan mendapat dukungan atau simpati dari masyarakat.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews