Lini massa Facebook-ku kemarin penuh dengan perdebatan orang-orang tentang kencing (urine) unta. Sepertinya telat heboh. Di beberapa media daring, orang lain sudah memperdebatkannya dari beberapa waktu yang lalu.
Pertama, aku membaca status seorang dokter yang mengatakan bahwa Air kencing unta itu suci dan halal, bisa digunakan untuk berobat bersama dengan susu unta, akan tetapi perlu dosis yang tepat sesuai dengan penyakitnya. Dosis tersebut diramu oleh ahli pengobatan yang paham dengan hal ini.
Dalam statusnya, beliau mengutip hadist riwayat Bukhari yang berbunyi, “dari Anas bin Malik berkata, “Beberapa orang dari ‘Ukl atau ‘Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta, ketika telah sembuh, mereka membunuh penggembala unta Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan membawa unta-untanya...”
Selain itu, Sang Dokter juga mengutip dari Zadul Ma’ad sebuah pernyataan yang berbunyi, "Pada kisah ini terdapat dalil mengenai bolehnya berobat dan melakukan praktek pengobatan, dan juga menunjukan sucinya air kencing hewan yang halal dagingnya. Berobat dengan yang diharamkan tidak boleh."
[irp posts="7645" name="Ingat Air Kencing Kelinci, Bukan Air Kencing Lainnya!"]
Kawan yang lain, membagikan video dari laman milik Vocativ, sebuah media di New York. Video tersebut berisi tentang orang di Saudi Arabia yang meminum campuran kencing unta dengan susu unta untuk kesehatan. Namun setelah virus mers mewabah pada tahun 2015, WHO meminta orang-orang untuk tidak lagi meminum air kencing unta. Dan kawan yang lainnya lagi, berkomentar di status yang membagikan video itu bahwa ada penelitian tentang air kencing unta yang dipublikasi di Science Direct.
Aku yang penasaran kemudian membuka situs milik Science direct. Dan ternyata banyak juga jurnal ilmiah yang membahas tentang air kencing unta ini. Aku kemudian membuka beberapa artikel yang bisa dibuka penuh lewat e-resource milik perpustakaan nasional.
Dalam review article yang berjudul The prevalence extent of Complementary and Alternative Medicine (CAM) use among Saudis, yang dipublikasi oleh Saudi Pharmaceutical Journal pada bulan Maret tahun 2017, ada 3,4% dari responden yang menggunakan air kencing unta sebagai obat alternatif untuk pengobatan penyakit liver. Selain itu ada 11,78% responden yang menggunakan campuran susu unta dan air kencing unta sebagai obat alternatif untuk beberapa jenis penyakit.
Dalam review article yang berjudul The unique medicinal properties of camel products: A review of the scientific evidence, yang dipublikasi oleh Journal of Taibah University Medical Sciences pada bulan April 2016, disebutkan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa air kencing unta memiliki aktivitas obat.
[caption id="attachment_8749" align="alignleft" width="300"] Unta[/caption]
Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa dalam serangkaian percobaan in vitro, yang dilakukan oleh sebuah kelompok peneliti yang dipimpin oleh Dr Fatin Khorshid, berhasil menunjukkan bahwa air kencing unta yang dikering-bekukan (Lyophilised) bisa menghentikan pertumbuhan sel tumor yang ditanamkan pada hewan percobaan. Dalam percobaan in vitro yang lain, ditunjukkan bahwa urin unta memiliki sifat dapat mencegah penggumpalan darah seperti obat anti-platelet (aspirin atau clopidogrel) yang saat ini banyak digunakan oleh orang-orang yang memiliki penyakit jantung.
Selain itu, ada juga pengamatan yang dilakukan pada pasien penderita penyakit hati Bilharzial yang menggunakan terapi dengan meminum air kencing unta, ditemukan perbaikan yang signifikan pada kondisi klinis pasien.
Sepertinya, air kencing unta adalah obat tradisional di Saudi Arabia yang kemudian oleh ilmuwan di sana dicari bukti ilmiahnya. Di situs Science Direct, aku belum menemukan kesimpulan seberapa banyak dan seberapa sering air kencing unta harus diminum untuk penyembuhan suatu penyakit.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tidak menyarankan untuk ikut-ikutan meminum kencing unta. Dilansir oleh cnn.com 8 Januari 2018, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi, berkata bahwa meminum air kencing unta dapat menyebabkan orang terjangkit penyakit mers.
Lagipula, air kencing unta masih memerlukan pengembangan riset lebih lanjut dan uji klinis.
Mungkin ada yang berminat untuk mencobanya?
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews