Dari foto "Reuters, " di atas terlihat mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra sedang berada di London, Inggris pada awal Januari 2018.
Kepolisian Thailand berencana untuk menghubungi pihak kepolisian Inggris untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai keberadaan mantan Perdana Menteri Thailand tersebut.
Pada tanggal 6 Januari 2018, Kepala Polisi Nasional Thailand Jenderal Srivara Rangsibrahmanakul mengatakan, polisi akan mencari informasi lebih lanjut melalui kerja sama dengan Interpol.
Tujuannya, untuk menentukan apakah Yingluck benar-benar berada di London atau tidak.
”Polisi juga akan menghubungi wanita yang bergabung dengan Yingluck di foto terbaru,” katanya.
Pernyataan itu mengacu pada foto Yingluck dengan seorang perempuan tak dikenal dalam foto itu.
Keberadaan Yingluck saat ini menjadi misteri sejak dia meninggalkan negaranya pada akhir Agustus 2017. Dia berstatus buron setelah melarikan diri pada malam keputusan Mahkamah Agung atas kasus kelalaiannya terkait dengan skema bantuan beras selama pemerintahannya.
Pemerintah menyalahkannya karena kelalaian dalam skema tersebut, dengan mengatakan bahwa hal tersebut menyebabkan negara tersebut mengalami kerugian multi-miliar dolar akibat dikorupsi.
Karena tidak muncul di pengadilan, Mahkamah Agung menunda keputusan hukum tersebut. Namun, pada bulan September 2017, Yingluck dijatuhi hukuman lima tahun penjara.
Sejak menghilang, media lokal berspekulasi bahwa Yingluck berada di Dubai, di mana kakak laki-lakinya, yang juga mantan perdana menteri, yaitu Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, memiliki sebuah rumah di sana. Thaksin juga memiliki rumah di London, yang bisa menjadi jalan bagi Yingluck untuk mengajukan suaka politik.
Yingluck, yang merupakan pemimpin Partai Pheu Thai, tidak pernah mengeluarkan pernyataan publik sejak meninggalkan Thailand.
Sejauh ini Thailand merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah kolonial. Oleh karena itu, warga Thai sangai bangga akan warisan historisnya. Jika ada hubungan dengan Inggris dan Prancis sejak Abad ke-18, itu hanyalah semata-mata hubungan dagang.
[caption id="attachment_8417" align="alignleft" width="483"] Yingluck Shinawatra (Foto: Reuters.com)[/caption]
Orang Thailand, yang memiliki sebutan Muangthai atau Siam itu, merupakan hasil pembauran bermacam-macam etnis.
Thailand negara yang menyeimbangkan antara tradisi dan modernisasi. Untuk menggambarkan tradisi dan modernisasi ini dapat dilihat dari masih dijunjung tingginya lembaga kerajaan di Thailand.
Namun demikian, sebelumnya sering terjadi kudeta militer. Kudeta yang sering terjadi meninggalkan luka mendalam buat rakyat Thailand. Boleh dikatakan dalam waktu 54 tahun saja telah terjadi 15 kudeta dan delapan di antaranya gagal.
Meski pihak sipil sering memegang kekuasaan seperti mantan PM Yingluck Shinawatra dan kakaknya itu bukan berarti Thailand bebas dari bayang-bayang penguasa militer. Lihatlah militer Thailand kembali lagi menggantikan mantan PM Yingluck.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews