Haji Muhammad Harris: Saya Ini Seorang Petarung

Rabu, 10 Januari 2018 | 09:11 WIB
0
553
Haji Muhammad Harris: Saya Ini Seorang Petarung

"Saya lahir dari keluarga sederhana. Saya bukan orang kaya. Saya juga bukan keturunan sultan yang memiliki kerajaan, anak penjabat, demang atau camat. Saya hanya anak desa yang bersekolah di pondok pesantren di Bangkinang, Kampar.

Saya lahir di kampung. Sekolah di kampung dan besar juga di kampung. Saya kemudian merantau ke Tanah Jawa seperti anak anak lain di kampung saya. Di rantau, semua pekerjaan sudah saya lakukan. Mulai dari yang tak enak sampai kepada yang membutuhkan pemikiran dan otak.

Karena itu, bagi saya, hidup ini adalah tantangan. Hidup ini adalah perjuangan. Hidup ini adalah pilihan dan hidup ini adalah pertarungan. Saya pernah tak punya apa-apa. Satu ketika, anak saya sakit parah. Saya tak punya uang untuk membawa ke rumah sakit. Akhirnya anak saya meninggal di pangkuan saya.

Tapi pengalaman membuat saya memiliki tekad yang kuat hingga hari ini. Tekad yang membawa saya menjadi diri saya sendiri hingga hari ini. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya ingin menjadi yang terbaik bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan tentu saja agama saya."

Inilah pengakuan jujur Bupati Pelalawan, Haji Muhammad Harris, di kediamannya, Pangkalan Kerinci pekan lalu. Menurutnya, setiap orang harus punya tekad yang kuat. Tekad itu pula yang membuat dia balik ke kampung dari perantauan. "Saya ingin membangun kampung dan negeri saya. Apa yang saya dapatkan hari ini sudah cukup, malahan berlebih untuk saya dan keluarga. Ada pekerjaan yang lebih besar yang harus saya selesaikan," jelas Harris.

Semangat juang, memang tampak membara di wajah Harris. Meski umurnya sudah memasuki 68 tahun, gaya bicaranya masih tangkas dan wawasan serta pola pikirnya masih sangat cerdas, bernas dan penuh inovasi. Karena itu, Harris yang lahir di Langgam, Pelalawan 2 Februari 1950 ini, terpilih dua priode menjadi Bupati Pelalawan.

Sebelum balik kampung, suami Hj. Ratna Mainar ini, memang memulai usaha di Jakarta, Surabaya dan Bogor. Semua pekerjaan dia kerjakan, asal tidak melanggar perintah Allah SWT. Usaha dan semangat keras membuat Haris kemudian menjadi panutan teman temannya. Dia pernah dipilih sebagai Ketua Gapensi (Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia) Jakarta Timur dan Pengurus Asosiasi Meubel Indonesia. Sebelum itu, Harris menjadi pengusaha perkayuan, perabot rumah tangga dan berkebun sawit. Bahkan, Harris juga sering menjadi imam masjid serta guru mengaji.

Di kampungnya, sebelum menjadi bupati, Harris dipilih sebagai Ketua DPD II Golkar Pelalawan tiga priode. Dimulai tahun 1999 berakhir 2014. Dia juga pernah menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pelalawan dua priode (1999-2009). Kemudian Ketua Umum Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI), dilanjutkan dengan menjadi Ketua Dewan Pengawas ADKASI. Harris pun pernah menjadi Wakil Bupati Pelalawan 2006 hingga 2011.

Selain itu, Harris sering pula diminta menjadi pelindung, penasehat dan pembina berbagai organisasi kemasyarakatan, sosial, profesi dan kepemudaan. Dia pernah menjadi Dewan Penasehat Lembaga Kerapatan Adat Melayu, Pembina Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pelalawan, Ketua Pembangunan & Pengembangan Kabupaten dan lain sebagainya.

Harris memang  fenomenal. Untuk Kabupaten pelalawan, sebagian besar masyarakat sering mengidolakan dirinya sebagai tokoh yang pantas untuk ditiru. Karena dia selalu berfikir ke depan. Hari hari Muhammad Harris sebagai bupati, memang selalu membuat inovasi baru selain keberpihakannya yang sangat nyata kepada masyarakat dan ekonomi kerakyatan.

Pelalawan Pintar

Sejak awal menjadi Bupati, Harris sudah mencanangkan berbagai program yang sebagian besar kini sudah dinikmati masyarakat. Dia membuat program 'Pelalawan Pintar'. Anak anak yang tidak mampu, boleh sekolah tanpa biaya sampai tamat SMTA. Bagi yang berprestasi dan cerdas, Harris memberikan beasiswa ke perguruan tinggi. Kemudian 'Pelalawan Sehat'. Harris membangun dan memperbaiki rumah sakit, Puskesmas dan klinik klinik kesehatan dengan biaya berobat murah. Beberapa dokter spesialis, kini sudah pula ada di beberapa rumah sakit dan klinik.

Ada juga program 'Pelalawan Terang'. Kekurangan pasokan listrik di Pelalawan, disiasati Harris dengan menggandeng pengusaha luar negeri untuk membangun perusahan listrik bertenaga gas. Meski belum seluruh masyarakat dapat menikmari aliran listrik, paling tidak 85 persen lebih rakyat Pelalawan sudah terbiasa dengan terangnya listrik.Yang lebih hebat, Harris mencanangkan 'Pelalawan Emas' yang diperkirakan tahun 2022 mendatang, seluruh masyarakat Pelalawan terbebas dari kebodohan, ketertinggalan infrastruktur, membangun kota teknopolitan, ekonomi kerakyatan yang mapan dan siap bersaing dengan kabupaten lainnya di Riau.

Menurut seorang Tokoh Muda Pelalawan, Tengku Zul Mizan Assegaf, Harris memang seorang yang berpikiran jauh ke depan. Jika berdiskusi dengan Harris, selalu saja mereka membahas bagaimana Pelalawan bisa maju dan sejajar dengan kabupaten lain di Riau. "Dengan dana APBD yang terbatas saja, Pak Harris mampu dan punya kiat khusus membangun Pelalawan. Apalagi dengan biaya yang besar," kata Zul Mizan yang juga Sekretaris Partai Amanat Nasional (PAN) Propinsi Riau.

Belakangan, kabar mengejutkan bagi masyarakat Pelalawan, ketika Harris dalam satu acara, memohon izin kepada masyarakat untuk maju sebagai calon Gubernur Riau (Gubri). Menurut Harris, inilah saatnya yang paling tepat untuk membangun Pelalawan bersamaan dengan membangun Provinsi Riau, meski dalam pencalonan Gubri priode 2018-2023 itu, berjejer nama nama tokoh panutan Riau lainnya.

Bahkan, dari partai Golkar yang menjadi naungan politik HM Harris selama ini, akan maju dua tokoh yang juga sangat dikenal masyarakat. Mereka adalah Arsyad Juliandi (Andi) Rahman yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Riau, serta Bupati Siak, Syamsuar. Selain dari Golkar, ada nama-nama besar lainnya diantaranya; Firdaus (Walikota Pekanbaru), Lukman Edy (Anggota DPRRI Pemilihan Riau), Syamsurizal (Mantan Bupati Bengkalis), Ahmad (mantan Bupati Rokan Hulu dan lain sebagainya.

Tapi bagi Harris, itu bukan halangan untuk terus bergerak maju menjadi orang nomor satu di Riau. Menurutnya, melihat kondisi Riau hari ini, dia sudah membulatkan tekad untuk bersaing dengan calon lain, meski di antaranya ada yang se-partai dan se-haluan. Masyarakat Pelalawan pun menyambut baik tekad Harris menuju kursi gubernur Riau.

"Sebelumnya, saya sudah lapor pada Andi Rahman sebagai Ketua Golkar Riau, bahwa saya ingin maju.Begitu juga kepada rekan saya Syamsuar yang saat ini adalah Ketua Partai Golkar Siak. Tapi keduanya ingin maju pula. Maka, sayapun meneruskan niat saya. Insya Allah saya akan maju bersama Bupati Indragiri Hulu, Yopie Arianto, yang saya minta sebagai wakil," kata Harris sambil tersenyum khas.

Dijelaskan Harris, keinginan maju, selain merasa terpanggil dan tertantang, dia melihat Riau sebagai provinsi yang memiliki sumberdaya alam yang besar belum tergarap dengan maksimal. Negeri ini sangat kaya. Negeri berbudaya, negeri yang masih perlu infrastruktur yang lebih baik ke depan. Tapi kekayaan alam dan uang yang besar itu tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dana pendidikan tidak maksimal, rakyat miskin masih banyak, infrasturktur jalan di tempat.Ironisnya lagi, dana tak terpakai yang menjadi silpa sangat besar.

Kondisi ini akan diperburuk lagi oleh kepemimpinan yang tidak memiliki kebijakan yang memihak rakyat. Seorang kepala daerah itu, tugas utamanya hanya menentukan kebijakan. "Jika tak tahu, tanya sama yang tahu. Jika hubungan dengan DPRD tak lancar, segera komunikasikan. Di Riau, banyak perguruan tinggi yang bisa dimintai pendapat. Banyak tokoh masyarakat, wartawan, lembaga konsultan dan lainnya yang bisa memberikan masukan. Kenapa tak dilakukan?" tanya Harris.

Di bidang pemerintahan, juga ada wakil gubernur, sekretaris daerah, asissten, kepala biro, kepada dinas, kepala badan, instansi dan lainnya. Ini harus diberdayakan. Jangan mau hebat sendiri. Dengarkan usulan yang baik, tidak menyalahi aturan dan tak melanggar perundangan. Jangan jadi gubernur penakut. Takut salah, takut tidak populer, takut tak berwibawa dan takut tak hebat. Buatlah kebijakan yang menguntungkan Riau dan rakyat.  "Jangan sampai APBD bersisa 2 sampai 3 triliyun dan jangan pula KKN. Ini yang harus dilakukan seorang gubernur dalam memutuskan kebijakan," tambah ayah tiga anak ini.

Menjawab tentang niatnya menjadi Gubri, harus ada partai pendukung, Harris mengatakan, hingga hari ini pihaknya masih terus berusaha meyakinkan sejumlah partai untuk bekerja sama. Sebelumnya, dia dan Yopie sudah mendapat dukungan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Belakangan PDIP karena satu dan lain hal, memberikan dukungan kepada Andi Rahman yang berpasangan dengan Suyatno, yang saat ini menjabat Bupati Rokan Hilir.

Tapi kata Harris, jalan masih ada dan terbuka lebar. Banyak jalan menuju pencalonan gubernur. Pihaknya masih berusaha.  Dan jika mereka dapat partai dan ikut bersaing di pemiihan gubernur, Harris akan meyakinkan masyakarat, bahwa dia akan menjadi gubernur Riau yang berpihak kepada masyakat.

"Saya berjanji akan menjadi gubernur bijak, tidak penakut dan meneruskan pembangunan yang sudah ada. Saya akan memerangi kebodohan, kemiskinan, kekufuran, memperluas lapangan kerja dan infrastruktur. Anda kan tahu, saya ini petarung. Jadi mohon doakan saya," tegas Harris, kali ini dengan tertawa lebih lepas.

***

H. Dheni Kurnia, Wartawan Harian Vokal Riau dan Pemegang Sabuk Hitam Dan V Karate-do TAKO Indonesia.