Manusia Rakus, Biadab dan Penindas

Selasa, 9 Januari 2018 | 11:53 WIB
0
439
Manusia Rakus, Biadab dan Penindas

Masalah ummat sangat banyak dan kompleks. Tidak mungkin bisa diselesaikan oleh satu kelompok Islam saja. Bersatu dan bersinergi adalah jawabannya. Ummat bersatu dan bersinergi, insya Allah masalah bangsa akan terurai satu persatu.

Masalah bangsa juga bertumpuk dan seperti tidak pernah usai. Satu partai atau kelompok warga saja tidak akan bisa menyelesaikannya. Bersatulah dan bersinergilah. Bangsa yang bersatu akan berdiri tegak di depan bangsa lain. Pemimpinnya akan disegani oleh pemimpin negara lain.

Masalah dunia internasional lebih luas dan berwarna. Semua bangsa diuji komitmennya pada kemanusiaan dan keadilan. Satu negara saja ternyata tidak bisa menghentikan pengusiran dan pembantaian etnik di Myanmar. Junta militer Myanmar ternyata bagai manusia tak berasa.

Sudah terlalu banyak tragedi kemanusiaan seperti ini di dunia. Bosnia, Palestina, Syiria, India, Afrika hanya beberapa contoh yang bisa diingat kembali. Oleh karena itu, bersatulah atas nama kebaikan agama, kemanusiaan dan keadilan.

Allah berikan amanah kepada manusia untuk menjadi "khalifah fil ardi", pemimpin kehidupan di dunia. Makhluk lain tidak sanggup menerima amanah itu. "Khalifah" artinya orang memelihara, menjaga dan mengembangkan dunia agar membawa kebaikan kepada kehidupan manusia.

Sayang sebagian manusia tidak memahami visi kehidupan itu. Mereka menjadi sangat rakus, biadab dan penindas orang lain.

[irp posts="6875" name="Tuhan Menurunkan Agama untuk Manusia"]

Bagi manusia yang rakus, dunia dan seisinya seakan tidak cukup. Bagi orang biadab nyawa orang lain dianggap murah. Bagi penindas, kekuasaan adalah segalanya dan nasib orang lain tidak ada dalam kamusnya. Homo homini lupus. Manusia ibarat serigala bagi serigala yang lainnya. Saling mengintai dan menerkam. Para sosiolog mengatakan "science without divine guidance is like giving a gun to an irresponsible man".

Semoga Allah maafkan kesalahan dan kelemahan kita semua karena membiarkan orang lain meregang nyawa tanpa aksi nyata. Penguasa dunia bagai tak berdaya. Apalagi manusia tanpa kuasa. Hanya bisa berdoa. Selemah- lemah iman yang tersisa di dada.

***