Laporan terakhir dari Iran mengatakan bahwa mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memperoleh status tahanan rumah. Ini berarti aksi demo besar-besaran di berbagai kota di Republik Islam Iran baru-baru ini bukanlah didasarkan atas intervensi Amerika Serikat dan Israel yang pernah diisyaratkan Gedung Putih baru-baru ini.
Sebelumnya Gedung Putih menyatakan kepada Palestina mengenai upaya perundingan perdamaian Palestina-Israel yang dikaitkan dengan penolakan terhadap Jerusalem sebagai ibukota Israel. Entah mengapa terlontar kalimat bahwa Amerika Serikat tidak akan menyerang Iran, jika Palestina mau melakukan perundingan perdamaian dengan Israel.
Tetapi bagaimana pun, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence di Twitter-nya mendukung aksi demo di Iran. Bahkan mengeluarkan kalimat yang sulit diterjemahkan, "kami tidak mengecewakan mereka."
Sebagaimana diketahui Amerika Serikat di dalam melakukan invasinya ke sebuah negara selalu menggunakan pihak opisisi. Hanya di Suriah tidak berhasil karena pemerintahan Bashar al-Assad didukung Rusia. Di Turki terjadi juga kudeta tidak berhasil, tetapi siapa yang menjadi dalangnya.
Sebenarnya aksi demo di Iran ini juga masih tanda tanya. Apakah benar Ahmadinejad yang sudah ditahan rumah itu benar-benar murni ia yang menggelorakan aksi demo atau ada keterlibatan Agen Intelijen Amerika Serikat (CIA) di balik kemelut ini? Yang jelas berkaitan dengan dunia intelijen akan sulit membuktikannya.
Mahmoud Ahmadinejad memperoleh tahanan rumah karena pernyataannya tentang tingginya harga. Ini merupakan demo terbesar, sama halnya dengan demo "Gerakan Hijau," yang terjadi tahun 2009. Pernyataan itu keluar dari Presiden Iran sekarang ini, Hassan Rouhani. Demo 30 Desember 2017 tersebut memakan korban tewas 12 orang. Demo itu berhasil ditanggulangi, sebaliknya pemerintah Iran mendorong aksi demo tandingan.
Jika memang Presiden Iran mengkaitkan pernah terjadi aksi demo tahun 2009, hal itu berarti mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad telah lama menjadi sasaran utama dari para pendukung Imam Khomeini yang disebut sebagai pendiri Republik Islam Iran.
Pada tahun 2009 terjadi juga kerusuhan di Iran. Hal ini lebih dikarenakan persaingan dalam pemilihan presiden Iran. Husain Mousavi, orang dekat Imam Khomeini, waktu bersaing ketat dalam pemilihan umum. Ahmadinejad dinyatakan pemenang. Lawan-lawannya menuding Ahmadinejad curang dalam pemilu. Terjadi unjuk rasa terbesar sejak Revolusi Iran.
Revolusi Islam Iran melahirkan Republik Islam teokratis dan mengakhiri dinasti Shah Reza Pahlevi, sekaligus mengakhiri pemerintahan monarkhi di Iran sejak tahun 1906. Revolusi ini sering disejajarkan dengan "revolusi besar ketiga," dalam sejarah, setelah Perancis dan Revolusi Bolshevik.
Memang masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pertanyaan lain, masih berkeinginankah Amerika Serikat melihat masa jayanya di Iran dalam mendukung pemerintahan Reza Pahlevi?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews