Melihat Kemungkinan Jenderal TNI vs Jenderal Polisi Bertarung di Jabar

Jumat, 29 Desember 2017 | 09:51 WIB
0
519
Melihat Kemungkinan Jenderal TNI vs Jenderal Polisi Bertarung di Jabar

Satu jenderal purnawirawan TNI sudah jelas didorong koalisi "Trio Kwek Kwek" Gerindra-PAN-PKS untuk maju ke gelanggang Pilkada Jawa Barat 2018, yaitu Mayjen (purn) Sudrajat yang akan berpasangan dengan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu. Salah satu lawannya, kalau jadi, adalah Inspektur Jenderal (Pol) Anton Charliyan.

Nama Anton Charliyan yang pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, digadang-gadang oleh PDI Perjuangan yang hingga tulisan ini dirutunkan belum juga mendapatkan jagonya untuk dimajukan ke gelanggang yang sama. Jauh sebelumnya, PDI Perjuangan marah besar lantaran Ridwan Kamil yang dielus-elusnya tidak sabaran dan mau saja menerima pinangan Partai Nasdem.

[irp posts="5593" name="Pilgub Jabar 2018: Mayjen Sudrajat - Ahmad Syaikhu?"]

Jelas PDI Perjuangan tersinggung, sebab Nasdem kesannya "cepet-cepetan" kalau tidak mau menelikung di tikungan karena minimnya kursi DPRD yang dimilikinya. Sementara PDI Perjuangan sendiri memiliki 20 kursi, modal yang cukup untuk maju sendirian, tanpa berkoalisi dengan partai manapun. Karena Ridwan Kamil memutuskan menerima pinangan Nasdem, PDI Perjuangan akhirnya mencabut dukungan.

Seperti tak putus dirundung malang, Ridwan Kamil yang semasa Setya Novanto menjadi penguasa utama Partai Golkar berada di atas angin karena didukung Partai Golkar yang memiliki 17 kursi -sementara kursi tambahan lain diperoleh dari PKB dan PPP yang bersepakat ikut mendukungnya- tiba-tiba harus gigit jari lagi karena Golkar mencabut dukungannya.

Jadi, dua kali Ridwan Kamil harus menelen pil pahit. Kalau pil kini sih meski pahit lumayan buat penawar malaria, ini pil pahit lainnya, yaitu kemungkinan gagal maju ke arena.

Pencabutan dukungan tidak lepas dari naiknya Airlangga Hartarto menggantikan Setya Novanto. Dedi Mulyadi, Ketua DPD Golkar Jawa Barat lalu naik atas balas budi Airlangga di mana bupati Purwakarta itu sedemikian getol meminta Setya mundur dari jabatannya, baik selaku ketua umum partai maupun Ketua DPR. Dedi Mulyadi juga pernah menelan pil pahit, cuma sekali saja.

Kini yang terjadi Dedi Mulyadi yang kader tulen partai berlambang beringin rimbun ini benar-benar sah didorong Golkar, berpasangan dengan "dedi" yang lain, yaitu Deddy Mizwar. Publik Jawa Barat menyebut pasangan ini "2D" atau malah "2DM".

Jadi, satu pasangan sudah dapat dipastikan bakal mendaftar ke KPUD Jabar pada minggu kedua Januari 2018 nanti. Dengan jumlah total 29 kursi (Golkar 17 plus Demokrat 12), tidak ada halangan bagi pasangan ini untuk segera maju ke gelanggang setelah KPUD Jabar nanti mengesahkannya.

Satu pasangan lagi ya itu tadi, Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang didorong "Trio Kwek Kwek" (diambil dari nama trio penyanyi cilik yang bersuara kompak), juga siap masuk ke Gelanggang karena total kursi DPRD mencapai  27, yaitu PKS 12, Gerindra 11, dan PAN 4, jumlah yang lebih dari cukup sebagai syarat maju ke pencalonan.

[caption id="attachment_6481" align="alignright" width="448"] Sudrajat (Foto: Pikiran Rakyat)[/caption]

PDI Perjuangan sebagai pemilik 20 kursi DPRD, tentu saja dapat mengusung calonnya tanpa harus berkoalisi. Anton Charliyan yang kini menjabat Wakil Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian, disebut-sebut bisa dipasangkan dengan kader PDI Perjuangan sendiri, yaitu Puti Guntur Soekarno.

Tinggallah "trio" yang lainnya, yaitu Nasdem, PPP dan PKB di mana jumlah total kursi ketiga partai politik tersebut 21, yaitu PPP 9, PKB 7, dan Nasdem 5. Jika mau mengajak Hanura yang "lumayan" punya 3 kursi, akan lebih aman lagi.

Jika disepakat Ridwan Kamil yang sudah sejak awal disorong Nasdem yang akan dimajukan di mana ia punya peluang menang karena elektabilitasnya tinggi , maka "perkelahian" tinggal diselesaikan antara PPP dan PKB siapa kira-kira yang bakal didorong bakal calon pendamping Ridwan Kamil.

Melihat proporsionalitas perolehan kursi, sepertinya PPP yang berpeluang mendorong kadernya, yaitu Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya. Kecuali ada deal lainnya yang lebih strategis.

 

Jika skenario ini berjalan seperti yang digambarkan di atas, maka bakal ada empat pasang calon gubernur/wakil gubernur yang akan memperebutkan kekuasan di Jawa Barat, termasuk bakal bertarungnya antara purnawirawan mayor jenderal TNI versus inspektur jenderal polisi yang masih aktif.

Asyik, bukan?

***