Omong Kosong Para Humanis

Selasa, 19 Desember 2017 | 18:47 WIB
0
463
Omong Kosong Para Humanis

“Preaching tolerance makes you look cooler, than saying something like, ’please lower my taxes.’”

Mengkhutbahkan toleransi membuat Anda lebih keren—daripada ngomong: “Tolong turunkan pajak saya.”

Kembali tentang gen gay, yang katanya gay merupakan bawaan gen sejak lahir, ternyata omong kosong ilmiah yang sudah diralat oleh para penelitinya.

Awalnya penelitian dengan melibatkan 40 pasang kakak beradik homoseksual, ilmuwan yang bernama Hamer menunjukkan dalam riset bahwa satu atau beberapa gen yang diturunkan oleh ibu dan terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh terhadap pembentukan sifat homoseksual. Dengan demikian, menurut Hamer, homoseksual terlahir secara alamiah, dari sononya udah begitu, dan karenanya mustahil ter/disembuhkan.

Namun 6 (enam) tahun kemudian, dengan tetap mengadaptasi metode Bailey dan Pillard, Hamer melakukan riset kedua, namun kali ini melibatkan responden yang lebih banyak. Hasilnya justru berkebalikan dari riset pertamanya. Riset terakhirnya ternyata menunjukkan, bahwa gen ternyata bukanlah faktor utama yang melahirkan homoseksual.

Hamer sadar riset pertamanya telah keliru. Dan ia pun berjiwa besar, meminta maaf di berbagai forum kesehatan internasional.

Riset mengenai gen gay terus berlanjut. Masih di tahun 1999, George Rice, salah seorang profesor dari Universitas Western Ontario, Kanada, mengadaptasi riset Hamer dengan melibatkan 52 pasang kakak beradik homoseksual sebagai responden.

Riset tersebut hasilnya juga memperlihatkan tidak ada kesamaan penanda di kromosom Xq28. Dengan demikian, pengaruh bawaan yang menimbulkan sifat homoseksual dapat ditiadakan.

Salah satu literatur yang dapat di baca terkait gay gene adalah Exploding The Gene Myth: How Genetic Information Is Produced and Manipulated by Scientists, Physcians, Employers, Insurance Companies, Educators, and Law Enforcers karya Ruth Hubbard, salah seorang profesor biologi dari Universitas Harvard.

Singkat kata, saya percaya gay adalah produk yang nurture, bukan nature.

Jadi kembali ke paragraf awal diatas, bagi para sok humanis,

"Mengkhutbahkan toleransi membuat Anda lebih keren"—daripada ngomong: “Tolong turunkan nilai pajak saya.”

Nah bagi yang senang debat yang gak punya dasar ilmiah dan ke-ilmuan yang cukup. Mulailah dengan perintah ayat pertama dalam Al Quran, yaitu Iqra'-----Baca dan baca lah.