Manuver Prabowo di Jabar dengan menunjuk Mayjen Sudrajat minggu lalu, membuat semua peta politik lawan di Jabar berantakan.
PDIP mati langkah, Ridwan Kamil galau berat, semua kekuatan politik di Jabar saat ini pada H2C, harap-harap cemas.
Demokrat yang dulu begitu jumawa, sekarang hanya bisa gigit jari.
PDIP yang sejak awal sangat santai, hari ini begitu pucat auranya melihat konstelasi politik terkini.
Nasdem yang dulu sangat pede menunjuk Ridwan kamil sejak awal, sekarang dibuat kepusingan sendiri.
Saya haqqul yakin PAN dan PKS akan bersama Gerindra mengusung Mayjen sudrajat, inilah yang kita dorong dari awal, bahkan saya sudah buat analisa khusus minggu lalu tentang simulasi koalisi ini.
[irp posts="5797" name="Prabowo Subianto Semakin Meneguhkan Dirinya sebagai Kingmaker""]
Nama Sudrajat memang tidak populer secara elektabilitas saat ini, namun Sudrajat adalah tokoh yang sangat mumpuni untuk sekedar kelas Gubernur.
Kelas Sudrajat sebenarnya adalah level nasional bukan provinsi, di sinilah kita bisa paham, bahwa partner-partner politik Prabowo adalah orang-orang hebat tapi tidak suka pencitraan dan baperan di depan kaca.
Yang menyalahkan Prabowo mengajukan nama Sudrajat dengan hujatan ambisiusnya ketua Gerindra Jabar Mulyadi, adalah mereka mereka yang gak paham medan politik sedikitpun, buta tapi merasa melihat.
Penunjukan nama Sudrajat rupanya sudah disiapkan Prabowo jauh-jauh hari sebagai alternatif utama bersama tim politiknya bahkan tanpa melibatkan ketua Gerindra Jabar, begitu kata Prabowo.
Saya heran banyak pihak yang berani menuduh Prabowo bodoh hanya karena Prabowo menolak nama Demiz-Syaikhu.
Padahal secara politik justru di sini PKS dan PAN yang gak sadar jadi korban pencitraan Demokrat agar mau mengusung kadernya Demiz.
PKS-PAN masuk perangkap jebakan Demokrat, padahal tujuan utama Demokrat adalah mendongkrak nama AHY lewat tangan Demiz, kemungkinan besar PAN-PKS akan segera keluar dari perangkap yang menyesatkan tersebut, PKS-PAN sudah kasih sinyal ikut gerbong Sudrajat.
Bahkan bukan hanya di Jabar, di Jateng, begitu Prabowo memilih nama Sudirman Said sebagai Cagub, PKS-PAN juga langsung siap berkoalisi.
Pilihan-pilihan Prabowo memang harus diakui sebagai pilihan seorang yang benar-benar berkelas mantan letnan jenderal kopassus.
Berani, hati hati, akurat, dan benar benar ampuh merontokkan strategi lawan, Prabowo dalam hal ini sangat lihai.
Prabowo berani mengumumkan nama Sudrajat yang tidak populer itu bahkan saat satupun partai belum ada yang mau koalisi, padahal kursi Gerindra jelas tidak cukup, inilah keputusan mental panglima
Saat ini PDIP secara terang-terangan memuji langkah Prabowo tersebut lewat salah satu ketua DPP nya Prof Hendrawan Supratikno, maunya sih gabung tapi malu-malu
Saya lihat, sejak nama Sudrajat muncul dan langsung roadshow mengenalkan diri ke masyarakat dengan tagline "Bebersih Jabar" semua langkah lawan seolah diatur Prabowo.
[irp posts="5593" name="Pilgub Jabar 2018: Mayjen Sudrajat - Ahmad Syaikhu?"]
Sampai Sampai Golkar sempat memikirkan ulang untuk mencabut dukungan untuk Ridwan Kamil, ini bukan saja efek Golkar ganti ketua umum, tapi efek suhu politik Jabar yang berubah drastis dengan munculnya nama Sudrajat plus elektabilitas Sudrajat yang mulai naik.
Data di lapangan menunjukkan peluang Sudrajat mengalahkan lawan lawannya termasuk RK sangat besar.
Apalagi saat PKS-PAN firm ikut koalisi Gerindra ini, yang mereka kompak menyebutnya sebagai koalisi Reuni menggantikan paket pasangan sebelumnya: Koalisi zaman now
Bagaimana nasib PPP, PKB, HANURA, NASDEM dan PDIP pasca ada mayjend Sudrajat? Kalau kata orang kampung saya, tenggelamkan!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews