Ketua Umum Partai Golkar yang terpilih secara aklamasi, Airlangga Hartarto, mengaku sudah mengundang Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, 19-20 Desember 2017. Menurut Airlangga, Jokowi bersedia hadir dan akan memberikan sambutan.
Pengakuan Airlangga dikemukakan saat menghadiri Rakornas Tiga Pilar PDIP di ICE BSD, Sabtu 16 Desember 2017. Di sela acara tersebut Airlangga tampak berbincang dengan Presiden Jokowi yang juga hadir. "Ya pembicaraan dengan Bapak (Jokowi) kan dalam konteks untuk mengundang di dalam Munas Luar Biasa. Dan insyaallah beliau hadir," kata Airlangga kepada wartawan di arena Rakornas PDIP sebagaimana dilaporkan Detik.com.
Soal posisinya sebagai Ketua Umum Golkar yang akan dikukuhkan pada Munaslub, dikaitkan dengan posisinya sebagai Menteri Perindustrian, Airlangga mengembalikan hal itu sepenuhnya kepada Presiden, sebab jabatan menteri menurutnya adalah hak prerogatif Presiden. "Semua kita kembalikan. 'Kan ini hak prerogatif," ujarnya.
[irp posts="6039" name="Gerindra Menyodok, Menyalip Partai Golkar Yang Anjlok"]
Kehadiran Presiden Jokowi untuk membuka Munaslub dan memberi sambutan dilihat dari kacamata politik adalah hal wajar untuk mendapatkan dukungan jelang Pilpres 2019. Apalagi, sebelumnya Partai Golkar di bawah ketua umum lama yang kini jadi terdakwa, Setya Novanto, mendukung Jokowi untuk kembali bertarung di Pilpres mendatang. Jokowi harus memastikan dukungan itu tetap ada dan tidak beralih ke orang lain.
Itu sebabnya ia sangat mendukung Airlangga Hartarto yang menjadi anggota kabinetnya menjadi boss besar di partai berlambang beringin rimbun ini.
Calon lain yang potensial mengalihkan dukungannya jika terpilih seperti Idrus Marham, Titiek Soeharto, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsudin, sudah "mengangkat bendera putih" pertanda menyerah atau setidak-tidaknya tidak melakukan perlawanan.
Sesungguhnya, Titiek Soeharto yang merupakan salah satu "pewaris biologis" Golkar yang didirikan ayahnya itu, Soeharto, sempat menunjukkan keseriusannya mengambil alih partai dengan mengundang para sesepuh Golkar ke kediamannya di Cendana beberapa waktu lalu. Namun, para pinisepuh ini sudah benar-benar sepuh dan tidak bisa berbuat banyak. Mesin politik rezim yang berkuasa terbukti lebih canggih dan bekerja efektif untuk menenggelamkan semua potensi perlawanan.
Dengan mengamankan Airlangga Hartarto yang merupakan "Golden Boy" Istana yang ditanam di Kabinet menjamin dukungan Golkar kepada Jokowi tidak akan lepas dan beralih ke lain hati. Dukungan ini sangat dibutuhkan Jokowi, sebab belum tentu PDI Perjuangan yang pada Pilpres 2014 mendukungnya tetap mendukung pada Pilpres 2019. PDI Perjuangan sebagai partai berpengalaman masih memainkan "psikologis politik" untuk tidak terburu-buru memberi dukungan.
[irp posts="5091" name="Peraturan Jokowi soal Menteri Rangkap Jabatan, Bagaimana dengan Puan?"]
Dengan Partai Golkar, Nasdem dan sejumlah partai lainnya yang mendukung Jokowi, cukup baginya maju ke Pilpres tanpa harus didukung PDI Perjuangan. Tentu saja partai berlambang banteng nyeruduk pimpinan Megawati Soekarnoputri ini ingin calon presiden yang didukungnya adalah "anak biologis partai" alias keturunan Soekarno itu sendiri, atau setidak-tidaknya calon presiden yang jika jadi Presiden RI ekornya bisa dipegang dan kepalanya tetap bisa diarahkan, bukan tipe "pembangkang".
Persoalannya, PDI Perjuangan tidak memiliki "anak biologis partai" yang bisa dijual ke publik dalam arena Pilpres yang besar, sehingga ia hati-hati dalam menyebut nama. Elektabilitas masih dipegang oleh Joko Widodo dan dalam bayangan PDI Perjuangan alangkah eloknya jika Jokowi bisa berpasangan dengan "anak biologis partai" itu. Jika deal ini tidak tercapai, pisah kongsi adalah jalan yang lumrah untuk ditempuh.
Untuk itulah penting bagi Jokowi untuk hadir di Munaslub Partai Golkar agar tetap mendapat dukungan dari partai lain. Kehadiran ini juga sekaligus sebagai isyarat dukungannya terhadap Airlangga Hartarto yang nanti balik mendukungnya sebagai calon presiden petahana pada Pilpres 2019 mendatang.
Timbal balik yang asyik.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews