Kyai Ma’ruf Amin Turun Tangan, Duta Besar Amerika Cabut

Minggu, 17 Desember 2017 | 16:00 WIB
0
492
Kyai Ma’ruf Amin Turun Tangan, Duta Besar Amerika Cabut

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Akibatnya, aksi demonstrasi terjadi. Bukan hanya di belahan dunia lain, bahkan Indonesia sudah melaksanakan demo berkali-kali.

Kali ini, Kiayi Maruf Amin, Ketua MUI yang menjadi komando. Kiyai Maruf Amin siap mendatangi Kantor Duta Besar Amerika Serikat dan Kantor Perwakilan Bangsa-Bangsa di Indonesia.

Luar biasa. Sesepuh ulama sekaligus Ketua MUI yang turun gunung. Menghimpun ummat. Kyai ingin memperlihatkan kepada Donald Trump yang sombong, bahwa Umat Islam Indonesia bersama Palestina.

"Ini keadilan dan kemanusiaan. Ini upaya besar kita membangun keadilan," Kata dia pada konferensi pers menuju Aksi Bela Palestina di gedung AQL Islamic Centre, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu 16 Desember 2017.

[irp posts="5491" name="Trump Akui Jerusalem Ibukota Israel, Ratu Rania Bela Palestina di Twitter"]

Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir menyatakan akan hadir massa dari 70 organisasi masyarakat (ormas) di bawah binaan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bachtiar mengatakan, aksi tersebut digelar untuk memprotes pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Sepertinya Kyai beserta para santri sudah gerah dengan ketidakjelasan sikap Pemerintah Indonesia. Ya iya lah. Kalau Cuma mengecam dan memaki, itu adalah kerja para demonstran. Jika, Pemerintah ikut-ikutan “mengecam”, apalagi kerja demonstran?

Terlebih, apa yang diperjuangkan oleh Kyai Maruf Amin bersama para umat adalah penegakan pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 mengatakan bahwa salah satu alasan berdirinya bangsa Indonesia, salah satunya menghapus segala bentuk penjajahan dimuka bumi.

"Kita mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat," kata Ketua MUI.

Jika Pemerintah Indonesia serius dengan kata pembebasan bangsa-bangsa dari kata penjajahan. Maka sudah waktunya Indonesia bersikap. Bahwa Palestina adalah negara berdaulat. Maka, Kedaulatannya wajib mendapatkan dukungan.

Apabila Pemerintah Indonesia tidak bersikap lebih tegas, seperti mengusir Duta Besar Amerika Serikat dan memindahkan Kantor PBB dari Jakarta, sebaiknya Pembukaan UUD 1945 direvisi saja.

Setidaknya muat saja kalimat “turut menciptakan perdamaian dunia terkhusus membela kepentingan Amerika”.

***