Tinggal menghitung hari Munaslub Partai Golkar akan digelar. Mengerucut dua nama calon Ketua Umum yang bersaing ketat yakni, Airlangga Hartarto dan Titiek Soeharto.
Selain gesit menggalang dukungan DPD I dan DPD II, juga kedua calon Ketum Golkar tersebut giat melobi Istana untuk mendapatkan restu.
Prilaku membongkok ke Jokowi tentu sangat naif dan menunjukan bahwa Munaslub Golkar tidak indedepen, sangat norak dan memalukan.
Akrobat politik itu telah dilakukan secara kasat mata di Munaslub Bali dan kini skenario serupa akan dimainkan kembali secara vulgar oleh Luhat dan Jokowi.
Jadi sangat mustahil bila Titiek Soeharto yang begitu kental hubungannya dengan Prabowo Subianto serta oposisi meminta dukungan Jokowi. Hasilnya akan sia-sia.
Sebenarnya peta pertarungan di internal Golkar terlihat sangat jelas antara kubu Jusuf Kalla-ARB, Luhut-Jokowi dan kubu Akbar Tandjung.
Idealnya Titiek Soeharto menggalang konsolidasi untuk menyatukan kubu JK, ARB dan Akbar Tanjung. Tapi tampaknya Titiek telah terjebak lempar handuk pada Jokowi.
Titiek Soeharto lupa bahwa, Airlangga sejak awal telah disiapkan untuk melayani kepentingan Jokowi terkait Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
[irp posts="5477" name="Ingin Selamatkan Golkar, Titiek Soeharto Undang 23 Politikus Sepuh"]
Bahkan Airlangga tidak sebatas dijadikan Ketum untuk memastikan Golkar mengusung Jokowi di Pipres 2019. Tapi juga memberi peluang baginya jadi cawapres Jokowi.
Pemufakatan politik tersebut telah dibaca oleh kubu Jusuf Kalla, ARB dan Akbar Tandjung. Sehingga, JK sejak awal bersikap hati-hati sebab sudah tahu Luhut dan Jokowi akan khianati Titiek Soeharto.
Kalau Titiek Soeharto dan para pendukungnya tidak segera menyatukan potensi dengan JK, ARB dan Akbar Tandjung, maka agenda Luhut dan Jokowi berjalan mulus.
Singkatnya, jangan bermimpi Jokowi dan PDIP akan membiarkan Titiek Soeharto dan Cendana menguasai Golkar. Kalau hal itu terjadi maka menjadi bencana bagi Jokowi di Pilpres 2019.
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews