Syal "Palestina" Retno Marsudi dan Desakan Dubes AS Angkat Kaki

Kamis, 7 Desember 2017 | 20:51 WIB
0
450
Syal "Palestina" Retno Marsudi dan Desakan Dubes AS Angkat Kaki

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat ulah baru. Setiap kali ada persoalan dalam negeri yang tidak bisa diatasinya, Trump bermanuver di tataran global. Salah satunya adalah mengakui secara sepihak Jerusalem sebagai Ibukota Israel. Dunia pun geger.

Tidak asal ucap, Trump menunjukkan dengan aksi nyata, yaitu memindahkan Kedutaan Besar Amerika yang selama ini berada di Tel Aviv ke Jerusalem.

Akibat perang, kota ini terbagi dua, Barat dan Timur. Barat pertama-tama dikuasai Israel tahun 1948, Timur masih milik Palestina. Tetapi pada perang yang kedua tahun 1967, Timur pun dikuasainya, padahal di sini terletak masjid suci Al Aqsa, arah kiblat pertama sebelum dialihkan ke Kab'bah di Mekkah, juga Tembok Ratapan yang dianggap suci umat Yahudi dan makam Yesus yang diyakini umat Kristiani.

Pengakuan sepihak ini memang haknya Donald Trump. Terlebih Amerika Serikat memang sangat membela Israel. Sejak kata Israel ini menjadi ‘legal’ menduduki tanah Palestina, sejak itu pula Amerika Serikat menjadi sekutu terkuat Israel.

Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang mengakui kemerdekaan Palestina. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia terus berupaya agar Palestina bisa mendapatkan kembali hak-haknya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

[irp posts="5110" name="Akui Jerusalem sebagai Ibukota Israel, Trump Picu Perang Dunia III"]

Namun, pernyataan sepihak Donald Trump membuat Pemerintah Indonesia kesal. Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo kepada awak media di istana Bogor, Kamis 7 Desember 2017.

Presiden Joko Widodo mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kata Presiden Joko Widodo, tindakan pengakuan sepihak harus dipertimbangkan lagi. “Meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," kata Jokowi.

Presiden Jokowi mengingatkan bahwa tindakan Amerika Serikat melanggar resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Padahal, Amerika Serikat adalah anggota tetap. Menurut Presiden Jokowi, pernyataan sepihak Amerika Serikat mengancam stabilitas keamanan dunia.

"Ini bisa mengecam stabilitas keamanan dunia," kata Kepala Negara Indonesia.

Pemerintah Indonesia berjanji akan bergerak cepat. Salah satunya menjalin komunikasi dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pemerintah Indonesia akan mendorong agar OKI segera melaksanakan sidang khusus atas pengakuan sepihak Amerika Serikat terkait Jerusalem sebagai Ibukota Israel.

Selain itu, Pemerintah RI meminta PBB segera bersidang. Sebagai bentuk nyata. Presiden Jokowi sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri bergerak. Tujuannya menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia kepada Amerika Serikat.

"Saya perintahkan Menlu untuk memanggil Dubes AS untuk langsung menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia," kata Jokowi.

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi turut mengutuk pengakuan Amerika Serikat atas Jerusalem, sebagai Ibu Kota Israel. Retno menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia pada acara Bali Democracy Forum (BDF) ke-10, di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Serpong, Tangerang, Banten, pada hari yang sama.

"Indonesia mengutuk pengakuan ini," kata Retno dalam pidatonya. Retno pun menyindir Donald Trump yang lupa bagaimana berdemokrasi. “Amerika Serikat seharusnya tahu apa arti kata demokrasi,” Kata Menlu.

Sebagai bentuk pengecaman, Retno menunjukkan lehernya yang mengenakan syal bergambar bendera Palestina. Bagi Menlu, ini adalah bentuk nyata dukungan dan komitmen Indonesia untuk Palestina.

Retno berjanji bahwa Pemerintah Indonesia akan selalu bersama-sama dengan rakyat Palestina. Indonesia siap berjuang  demi pemenuhan hak-hak Palestina.

"Saya berdiri di sini, mengenakan scarf Palestina untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia. Untuk menunjukkan komitmen kuat masyarakat Indonesia, untuk selalu bersama dengan masyarakat Palestina, untuk hak-hak mereka," kata Retno yang dikutip oleh kompas.

Di tempat terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Hubungan Internasional Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Ari Bahari meminta Pemerintah lebih tegas. “Ini sudah kelewatan, Donald Trump harus diingatkan,” kata dia.

[irp posts="1843" name="Donald Trump: Make America Funny Again!"]

Ari Bahari mengingatkan Pemerintah untuk bisa lebih tegas lagi. Jangan takut kepada Amerika Serikat. Jika AS menolak sikap Indonesia, Ari Bahari menyarankan agar Pemerintah menyuruh Duta Besar Amerika Serikat untuk pulang kampung.

“Pulang saja ke Amerika, Ini Negara Demokrasi tidak menerima pengakuan sepihak yang menjajah Palestina,” kata Wasekjen PB HMI. Dalam pandangan PB HMI, pernyataan sepihak Donald Trump menyakiti semua umat Muslim dunia. Bagaimana mungkin negara yang menagku sebagai ibu demokrasi bertindak tidak demokratis.

Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia bisa mengambil sikap tegas. Bukan hanya meminta Duta Besar Amerika Serikat untuk menjelaskan sikap pemerintahnya. Tetapi, Presiden Jokowi harus berani menutup Kedubes Amerika di Indonesia. “Minimal untuk sementara waktu, agar Donald Trump tahu Indonesia kuat,” kata Ari Bahari, alumnus Trisakti ini.

***