Sayang, Rizieq Tak Pulang dan Batal Hadiri Reuni 212

Jumat, 1 Desember 2017 | 06:16 WIB
0
361
Sayang, Rizieq Tak Pulang dan Batal Hadiri Reuni 212

Satu tahun sudah aksi 212. Rencana aksi damai sudah dibuat, yakni Sabtu 2 Desember 2017. Lokasi pun sudah aman, yakni di silang Monas, Jakarta. Apakah semua tokoh berkenan datang? Di antara sejumlah nama, Rizieq Syihab adalah nama yang paling ditunggu kehadirannya.

Imam Besar Front Pembela Islam adalah seorang ulama, seorang habib. Mestinya ia tidak akan takut dengan kekuatan manusia. Rizieq hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika dia takut kepada manusia, ia tak ubahnya seperti orang kebanyakan. Tidak mungkinlah. Imam Besar dan pemimpin 212 itu bakal hadir.

Dalam ketegasan dan semangat juang, Rizieq menyatakan kesiapannya untuk bersatu dengan saudara seperjuangannya. Melalui hubungan telpon dari Arab Saudi ke lokasi Kongres Nasional 212 di Aula Wisma PHI, Kamis 30 November 2017, Rizieq menyampaikan pesan “Insyaallah kita berjumpa di reuni 212," katanya.

Sebagaimana disampaikan sejumlah media online, Rizieq menyatakan bahwa Kongres Nasional Alumni 212 adalah upaya menjaga semangat persatuan dalam membela agama, bangsa dan negara. Dengan demikian, Rizieq pasti memahami bahwa sesuai Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang menyebutkan negara Indonesia adalah negara hukum. Maka hukumlah sebagai panglima kehidupan bernegara di Indonesia.

Oleh sebab itu, Rizieq tentu memahami bagaimana cara mematuhi proses hukum. Saat dia datang, maka saat itu pula kepolisian bisa menyapanya. Jangan takut. Tidak bakalan disiksa. Paling hanya menanyakan beberapa pertanyaan. Lalu penyidik akan mengetiknya sebagai prosedur normal. Lagian, siapa yang berani menyentuh atau mengganggu habib? Bisa kualat, bukan?

Namun, kuasa hukum Rizieq, Damai Hari Lubis mengatakan bahwa Habib tidak akan datang. Nah, kenapa bisa? Damai malah menyampaikan bahwa “Imam Besar Habib Rizieq Syihab akan telekonferens dari Mekkah”. Jadi pada saat Reuni 212, para alumni hanya akan melihat gambar dan suara, bukan fisik Rizieq.

Damai Hari Lubis beralasan ketidakhadiran Habib Rizieq atas nama keselamatan serta keamanan bangsa dan negara. “Kami harus bersabar,” kata dia. Semua demi kepentingan umat dan kepentingan kemajemukan. Sungguh disayangkan, padahal konstitusi menjamin setiap warga negara mendapatkan perlindungan hukum.

Ahoker bisa bantu

Apabila Rizieq benar-benar tidak hadir pada Reuni 212, sudah tentu Ahoker akan membandingkan proses hukum antara Ahok dengan Rizieq. Terpenting adalah soal kepatuhan terhadap hukum dan kepercayaan kepada konstitusi Indonesia.

Apabila masih kurang percaya, Ahoker bisa mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Tujuannya adalah memberikan jaminan kepada keselamatan Rizieq. Tidak salah bila Ahoker berniat membantunya dalam proses di LPSK. Jikalau perlu, Ahoker bisa mendatangi Komisi Nasionas Hak Asasi Manusia (Komnas Ham). Targetnya sama, meminta Komnas HAM memberikan jaminan keselamatan kepada Rizieq.

Dengan bantuan dua lembaga tersebut, Riezieq dapat melepas kerinduan dengan alumni 212. Ia bisa menjadi perekat kembali dan penyemangat perjuangan membela Agama. Rizieq juga bisa berceramah di depan Alumni 212 bahwa kebenaran akan selalu menang. Maka patuh dan tunduklah kepada hukum. Karena bantuan Allah bersama orang-orang yang berjuang dengan kesucian, ketulusan beserta keikhlasan.

Doa para alumni 212 akan menggetarkan langit. Seandainya bukan melanda, maka itu adalah pertanda rahmat. Bayangkan berapa banyak yang akan hadir. Pintu-pintu langit akan bersama doa-doa alumni 212. Sudah sepatutnya Rizieq hadir untuk melepas dahaga kerinduan umat kepadanya.

Dengan pertolongan Tuhan, Rizieq akan sehat dan memenangkan proses hukum yang diciptakan oleh manusia. Insya Allah. Tetapi semua itu memerlukan satu  syarat; keberanian untuk pulang.

***