Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Sabtu pekan lalu menyempatkan diri hadir bersama sejumlah pejabat teras TNI untuk memberikan penghargaan kepada prajuritnya yang telah berhasil menyelamatkan sander yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yang kemudian diketahui dilakukan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) di wilayah Kimbeli dan Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat 17 November 2017.
Dalam kesempatan tersebut, Gatot menyampaikan rasa harunya kepada 58 prajurit dari kesatuan Batalyon Infanteri 751 Rider Jayapura, Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad. Karena itu, ke 58 prajurit tersebut mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa karena terlibat langsung dalam tim penumpasan KKB-TPN OPM.
[irp posts="4401" name="Hindari Gesekan Peran dan Tugas TNI-Polri di Lapangan!"]
Gatot mengatakan, penumpasan separatis tersebut harus dilakukan mengingat tindakan TPN-OPM tak saja hanya menyandera, namun telah melakukan pembunuhan. Olehnya, gerak cepat yang dilakukan kesatuan Batalyon Infanteri 751 Rider Jaya Pura patut diapresiasi dalam menumpas gerakan tersebut.
"Gerakan separatis ini sudah melakukan pembunuhan. Kemudian melakukan penyanderaan. Penyanderaan itu bukan disekap dalam satu ruangan, tetapi di suatu lokasi dan membuat mereka tidak bisa kemana-mana, tidak mendapat layanan apapun, baik pendidikan, kesehatan, dan lainnya," kata Jenderal Gatot Nurmantyo di Tembagapura, Minggu 19 November 2017 seperti dilansir Antara.
[caption id="attachment_4431" align="alignleft" width="553"] Joko Widodo dan Papua (Foto: Senayanpost.com)[/caption]
Dia mengatakan, pemberian penghargaan kenaikan pangkat kepada 58 prajurit tersebut awalnya akan dilaksanakan di Kampung Kimbeli atau Kampung Banti. Namun, kata dia, rencana tersebut dibatalkan lantaran wilayah itu dalam kondisi yang tak memungkinkan karena dirusak oleh separatis.
Selain itu, tambah dia, selama melakukan penyanderaan, TPN-OPM telah melakukan perlakuan yang tidak manusiawi terhadap masyarakat. "Para sandera juga terintimidasi, bahkan 12 wanita dilaporkan mengalami kekerasan seksual," kata dia.
Orang nomor satu di TNI itu juga mengatakan, selain mengintimidasi masyarakat, kelompok separatis TNP-OPM juga menjarah dan merampas harta benda masyarakat. Hal itu terungkap berdasarkan data yang diterbitkan pihak kepolisian dengan kerugian perampasan mencapai uang Rp 107,5 juta, emas 254,4 gram. TNP-OPM juga menyita 200-san telpon genggam kepunyaan masyarakat.
"Urgensinya, karena penyanderaan sudah dilakukan sejak tanggal 1 November dan semakin hari kesehatan para sandera semakin menurun, kelaparan karena persediaan logistik mereka sudah mulai habis sehingga harus segera diambil tindakan tegas," ujar Panglima TNI.
Gatot menegaskan, tindakan penumpasan itu dilakukan pihaknya mengingat TNI dan Polri telah berusaha melakukan bermacam cara untuk negosiasi yang dilaksanakan Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar. Namun, cara yang ditempuh tersebut tak membuahkan hasil hingga akhirnya dilakukan penumpasan.
"Pak Kapolda sudah menggunakan berbagai macam cara untuk negosiasi, baik melalui tokoh gereja, tokoh masyarakat, Pemda dan semua upaya dilakukan," kata Gatot.
[irp posts="3778" name="Antara Kekayaan Bumi, Separatisme dan Kerawanan Pilkada Papua"]
Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) adanya penyanderaan yang dilakukan TPN-OPM di Papua adalah cara untuk membuat takut masyarakat. Padahal, kata dia, pemerintah telah melakukan segala cara untuk mempercepat pembangunan daerah tersebut agar Papua tidak tertinggal dengan daerah lainnya.
"Oleh sebab itu, kalau lapangannya kita tahu betul, kita akan ngerti bahwa itu yang akan kita lakukan," kata Jokowi di Balai Kartini, Jakarta Selatan, seperti dikutip Sindonews.com, Senin 20 November 2017.
Karena itu, kata Jokowi, dirinya menyampaikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang telah bekerjasama dalam menumpas aksi separatis yang terjadi di Papua. Penyanderaan tersebut, kata dia, sudah berjalan dengan baik dan seluruh warga yang sebelumnya disandera TNP-OPM telah dibebaskan.
"Saya ingin menyampaikan juga apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas nama rakyat kepada TNI dan Polri yang telah melakukan pembebasan sandera, masyarakat tanpa ada yang cidera satupun masyarakat yang ada di sana," kata dia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews